Menjadi Pemimpin Sukses dan Pembelajar Ulung

Pesona Ta’aruf (PESTA) Universitas Islam Indonesia (UII) menghadirkan talkshow kepemimpinan pada Kamis (18/8) di kampus terpadu. Narasumber yang dihadirkan yakni Dr. Ing. Ar. Ir. Ilya Fajar Maharika, M.A., IAI. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Acara ini diikuti segenap mahasiswa baru UII.

Ilya Fajar menyampaikan materi esensi kepemimpinan yang wajib diketahui mahasiswa. Menurutnya, konteks kepemimpinan di setiap zaman berbeda sehingga pemimpin akan memimpin sesuai dengan zamannya. “Kalian sekarang akan menjadi pemimpin yang disertai dengan perkembangan era revolusi 4.0,” ungkapnya.

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa dalam konteks kepemimpinan ada beberapa basic yang wajib  diketahui: (1) mampu mendeskripsikan segala persoalan dengan baik, (2) memiliki keyakinan untuk mampu menyelesaikan persoalan (3) mampu menyampaikan kepada orang lain dengan baik  (4) mampu mempengaruhi orang dengan tepat. “Untuk bisa membangun diri sebagai pemimpin masa depan, rumus utamanya adalah mampu mendeskripsikan dan mengkontekstualkan segala persoalan,” tegasnya.

Mahasiswa baru diberikan pemahaman terkait tipe kepemimpinan yang bisa dijadikan acuan untuk memimpin. Ketika berhadapan dengan kontekstualisasi kepemimpinan, akan terkait dengan gaya atau style. Ilya Fajar mencoba mengidentifikasi dari gaya kepemimpinan beberapa tokoh. “Jokowi memulai dengan gaya blusukan di pasar, desa terpencil, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Ini merupakan style kepemimpinan Jokowi yang memastikan bahwa seluruh bangsa Indonesia mampu mengeluarkan semua keluh kesah dan persoalan yang ada. Jokowi menampung segala aspirasi dari masyarakat. Di akhir sesinya, Ia menyimpulkan 4 gaya kepemimpinan yang berdasarkan karisma, sistem, visi dan gaya kepemimpinan.

Sedangkan Anies Baswedan menceritakan pengalamannya selama masih menjadi mahasiswa dan memberikan beberapa pesan untuk mahasiswa baru UII. “Jadilah mahasiswa yang sibuk, jadilah mahasiswa yang kekurangan waktu, jadilah mahasiswa yang penuh dengan kegiatan,” tegas Anies. 

Ia mengatakan bahwa jika mahasiswa memiliki banyak waktu kosong, maka ini sesungguhnya tanda-tanda akan panen masalah di masa akan datang. “Pilihlah untuk sibuk, aktif, terlibat dalam berbagai macam kegiatan apapun di kuliah untuk jadi bekal masa depan,” pesannya.

Manfaat mengikuti berbagai kegiatan selama perkuliahan, bisa melatih diri mahasiswa untuk mengelola waktu dengan baik. Anies Baswedan berpesan untuk memiliki banyak peran secara bersamaan selama menjadi mahasiswa. “Untuk menyiapkan bekal Indonesia emas 2045, jadilah pembelajar yang terus to learn dan unlearn,” katanya.

Ia meyakini bahwa pemimpin merupakan orang yang perkataan, perbuatan serta perilakunya diikuti secara sukarela. Ada unsur yang menjadi latar belakang menjadi pemimpin, misalnya: unsur kepercayaan, kompetensi, integritas dan kedekatan. Anies Baswedan mengatakan bahwa semua mahasiswa harus bersiap menjadi pemimpin di masa kini untuk mempersiapkan menjadi pemimpin di masa mendatang.

“Berlatihlah untuk menjadi pemimpin sekarang, berlatihlah untuk aktif, nanti dengan sendirinya akan terbiasa menghadapi keragaman di dalam kepemimpinan,” ucapnya.  Di akhir sesinya, ia menganjurkan kepada seluruh mahasiswa untuk terus menerus mengkritisi diri sendiri dan bertanya apa yang sedang lakukan. Hal ini akan membuat mahasiswa selalu memperbaiki diri dan mencari cara yang baru. (LMF/ESP)