Passion dan Skill Yang Diasah Akan Berbuah Kesuksesan

Setiap manusia tentunya bercita-cita ingin menjadi orang sukses. Keinginan tersebut hanya berhasil diraih bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Ibarat huruf B, C, dan D yang berderet, B memiliki arti birth (kelahiran) dan D memiliki arti death (kematian). Huruf diantara B dan D adalah C yang berarti choice (pilihan).

“Setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih,” disampaikan oleh Drs. Imam Mudjiono, M.Ag, Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indonesia (FIAI UII) pada acara Seminar yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK UII) pada Minggu (22/05).

Lebih lanjut, dia menyampaikan setelah proses memilih tujuan hidup kita adalah menjalani proses yang sungguh-sungguh. 100 gram batu bara dan 100 berlian memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan proses pembentukan mereka yang berbeda. Proses pembentukan batu bara hanya dibutuhkan sedikit kalor, tekanan, dan waktu. Sebaliknya dalam pembentukan berlian dibutuhkan jumlah yang lebih besar dari ketiga faktor tersebut. 

Berlian dibentuk di 150-200 meter di bawah lapisan bumi dengan tekanan atmosfer 50.000 atm, dan suhu 2.400°C. Tanpa tekanan yang sangat besar dan waktu yang sangat lama, zat yang terbentuk dari karbon itu hanya menghasilkan batu bara.

Menurutnya agar proses meraih impian terus menggebu, seseorang harus menjadikan mimpinya suatu obsesi. Saat sulit dalam proses meraih mimpi kita tentu akan selalu datang. Selama mimpi itu menjadi obsesi kita akan selalu bangkit seberapa banyak diri kita dijatuhkan dunia. Hingga pada akhirnya kita berhasil meraih kesuksesan kita. “Kecerdasan hanya menyumbang 30% dari kesuksesan kita,” tambahnya.

Dia melanjutkan 70% yang menciptakan kesuksesan kita adalah relasi (hubungan). Namun, sebelum itu semua seorang pribadi haruslah mengenal dirinya sendiri. Tujuannya adalah agar kita mampu mengenal orang lain dan mampu menciptakan hubungan yang bersinergi.

Mengutip sebuah hadits, dia menjelaskan seorang muslim dinilai perilakunya berdasarkan niat. Maka milikilah niat yang baik dan bersungguh-sungguh. Milikilah niat untuk sukses untuk membahagiakan keluarga dan bermanfaat bagi orang sekitar kita.

Generasi millennial kini dihantui oleh pertanyaan apakah kita harus memiliki sukses berdasarkan passion. Passion adalah gairah besar untuk melakukan sesuatu yang ia sukai atau dianggap penting. Contohnya adalah seseorang memiliki passion menulis, maka dia akan menganggap menulis itu penting dan memiliki perasaan senang saat melakukannya. “Mengenali dan mengembangkan passion akan mengantarkan kita pada kesuksesan,” tuturnya.

Dia mengingatkan menemukan passion bukan berarti membatasi eksplorasi diri kita. Berbeda dengan passion, potensi adalah sesuatu yang ada dalam diri kita namun perlu diasah. Tanpa diasah potensi yang dimiliki seseorang tidak akan menjadi apa-apa. hal tersebut juga tidak berbeda dengan passion yang juga butuh dikembangkan.

Dia memberi contoh saat seseorang memiliki passion menulis. Barangkali tulisan yang dia kirim ke media massa tidak akan langsung dimuat dalam 20 kiriman. Tulisannya ditolak berkali-kali bukan karena salah, tapi karena belum diasah dengan maksimal. Untuk menjadi tulisan yang maksimal adalah evaluasi tiap tulisan yang kita kirim. Lalu, terus perbaiki pada tulisan selanjutnya hingga menjadi tulisan yang layak. (UAH/ESP)