PPK Ormawa Jafana UII Kenalkan Teknik Fermentasi Pupuk dan Optimalisasi Lahan

Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Jafana Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan workshop penyiapan lahan dilaksanakan pada Minggu (07/09) di lahan ketahanan pangan BUMKal Sambirejo. Kegiatan ini diselenggarakan karena meskipun Kalurahan Pakembinangun memiliki kandungan tanah berkualitas baik dengan pola tanah dan lahan yang lebih relevan dibanding lingkungan sekitar, namun petani masih jarang menggunakan pupuk kandang fermentasi karena lebih mengandalkan sistem ketengan untuk mencapai suplai panen tinggi, dan yang menjadi isu utama adalah kurangnya perhatian terhadap pengukuran pH tanah sebelum pemupukan.

Workshop ini bertujuan agar petani Kalurahan Pakembinangun khususnya petani Sanggar Tani Sri Binangun dapat mengetahui pengelolaan pupuk dan tanah yang tepat melalui teknik fermentasi dan monitoring pH untuk memaksimalkan produktivitas pertanian berkelanjutan. Kegiatan diikuti oleh petani Sanggar Tani Sri Binangun,narasumber ahli, dan tim pelaksana. Metode pelaksanaan meliputi analisis komparasi kualitas tanah Kalurahan Pakembinangun dengan wilayah sekitar, praktik pembuatan pupuk kandang fermentasi dengan campuran MPK, dolomit,dan bakteri selama 1 minggu, pelatihan penggunaan alat ukur pH digital untuk monitoring kondisi tanah, pembelajaran kombinasi optimal pupuk kompos, NPK, nofatek, dan fertipos, serta analisis pola tanaman companion untuk optimalisasi lahan.

Dari workshop ini diperoleh temuan bahwa kandungan tanah Pakembinangun memang berkualitas baik, proses fermentasi pupuk kandang menghasilkan gas sebagai indikator keberhasilan, kisaran pH 6-7 memberikan hasil terbaik, dan diperlukan rekomendasi teknis berupa penggunaan 1 kuintal per hektar untuk tanah ber-pH rendah, pemberian jeda 5-7 hari sebelum pemupukan, serta penyebaran 22 gram campuran pupuk per tanaman di atas mulsa. Workshop ini juga memperkenalkan pola tanam companion dimana tanaman utama cabai dapat dikombinasikan dengan tanaman pendamping seperti timun dan gambas untuk optimalisasi lahan musim kemarau. (SAA/AHR/RS)