,

Siswa Santichon Islamic School Bawakan Tarian Jawa di UII

Setelah menyelesaikan English Immersion Program yang merupakan hasil kerjasama antara Universitas Islam Indonesia (UII) dengan Santichon Islamic School (SIS), 11 Siswa asal SIS menyuguhkan tarian tradisional bernama “Ndelik Batik” pada acara penutupan program. Program yang dimulai sejak tanggal 21 Maret 2018 lalu ditutup pada Senin (16/4) di Ruang Sidang Gd. Prof Dr Sardjito Lt.2 Kampus Terpadu UII.

Selama kurang lebih 1 bulan, 11 siswa SIS mengikuti program ini untuk meningkatkan kemampuan para siswa dalam penggunaan bahasa Inggris. Tak hanya pembelajaran di dalam kelas, para siswa juga diberikan pengetahuan berupa pengenalan kebudayaan Indonesia, khususnya budaya dari kota Yogyakarta. Seperti Tarian Ndelik Batik, Jemparingan atau belajar memanah di Padepokan Dewondanu, Belajar membatik di Museum Batik Yogyakarta, Mengunjungi pembuatan keris Empu Sungkowo, dan masih banyak kegiatan lainnya.

Ir. Wiryono Raharjo, M Arch., P.hD., selaku Direktur International Program UII mengaku dirinya sangat terkesan saat melihat penampilan dari para siswa SIS dalam acara penutupan program tersebut. “Hari ini adalah hari penutupan English Immersion Program yang diadakan selama kurang lebih satu bulan yang lalu. Namun saat ini bukanlah akhir dari program ini melainkan sebuah awal, karena ke depannya English Immersion Program akan tetap dilaksanakan tiap tahunnya oleh UII dan SIS”, ujarnya.

Dengan adanya program ini ia yakin ada peningkatan pengetahuan para siswa akan penggunaan bahasa Inggris dan tentunya juga pengetahuan mengenai kebudayaan dari Kota Yogyakarta yang ditunjukkan lewat penampilan tarian yang dibawakan di awal acara.

Turut hadir juga Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St., M.A., selaku Direktur Direktorat Pemasaran Kemitraan & Hubungan Alumni, menyampaikan bahwa saat ini pada era perkembangan teknologi sagat diperlukan pengetahuan mengenai Sains dan Teknologi.

Namun, ada satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh Sains yaitu bagaimana cara untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dan hubungan tersebut hanya bisa dilakukan melalui pemahaman tentang bahasa dan kebudayaan.

“Saya yakin para 11 siswa SIS telah melakukan pembelajaran tentang bahasa dan budaya dari Indonesia selama beberapa minggu belakangan ini. Dengan adanya English Immersion Program ini diharapkan bisa memberikan keuntungan bagi para siswa untuk ke depannya. Dan juga saya berharap ke depannya para siswa diharapkan mampu menjadi Pemimpin muda dari Thailand dan Asia Tenggara yang bisa menyebarkan pesan mengenai keberagaman bahasa, budaya di Asia Tenggara kepada semua orang”, katanya.

Para siswa SIS yang diwakili oleh salah satu siswa bernama Faruq Saba mengucapkan rasa terimakasih kepada para penyelenggara serta para mentor yang mengajarkan Bahasa Inggris dan mengajarkan kebudayaan. Dengan adanya program ini memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga bagi mereka. Program ini juga diharapkan meningkatkan hubungan antara UII dan SIS khususnya para siswa yang mengikuti program tersebut. (RRA/ESP)