Syukur dan Sabar Menghadapi Covid-19

Idul Fitri kali ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk kali pertama dalam sejarah halalbihalal di Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) digelar secara daring. Demikian dikemukakan Dekan FIAI UII, Drs. Tamyiz, M.A., Ph.D. pada Silaturahmi dan Halalbihalal dengan tema Syukur dan Sabar Menghadapi Covid-19, sabtu (6/6).

Tamyiz Mukharrom mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H dan permohonan maaf kepada seluruh keluarga besar FIAI UII. “Kami atas nama semua jajaran struktural Fakultas Ilmu Agama Islam mengucapkan minal aidin wal faidzin, serta kami menghaturkan mohon maaf lahir dan batin dalam pelaksanaan sebagai khodimin dan khodimat selama menjalankan tugas terdapat kekurangan dan kekhilafan,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Tamyiz Mukharrom juga menghimbau kepada seluruh civitas akademika FIAI untuk saling mengingatkan satu sama lain apabila terdapat kekurangan dan kesalahan selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring. Dengan tujuan agar pembelajaran lebih efektif lagi ke depannya. “Kami mohon arahan dan partisipasi jika ditemukan kekurangan dan kesalahan, maupun sesuatu yang perlu dibenahi harap diingatkan,” terangnya.

Sementara Dr. Drs. Muzhoffar Ahwan, M.A. dalam tausiyahnya menyampaikan pentingnya menggunakan waktu sebagai peluang berbuat kebaikan, karena setiap hal yang dilakukan di dunia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akirat. Ia juga menerangkan pentingnya rasa sabar dan syukur dalam menghadapi Covid-19 ini. Kesabaran manusia akan musibah yang datang karena kehendak Allah serta berserah diri kepada sang pencipta, serta perasaan syukur manusia akan kenikmatan dan karunia yang masih Allah berikan kepada hamba-Nya.

“Kita harus mengambil hikmah, antara sabar dan syukur merupakan satu paket dalam kehidupan ini, karena dua sifat ini mengagumkan. Jikalau ini adalah ujian dari Allah yang harus kita lakukan adalah berupaya melewati semua ini sebagaimana di dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya …,” tuturnya. (HA/RS)