,

Tiga Guru Besar UII Sampaikan Pidato Pengukuhan

Tiga Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan pidato pengukuhan di Gedung Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, pada Selasa (25/1). Ketiga Guru Besar tersebut yakni Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si., Prof. Ar. Noor Cholis Idham, S.T., M.Arch., Ph.D., I.A.I., dan Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si. Rapat Terbuka Senat Pengukuhan Guru Besar UII ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan peserta undangan terbatas.

Guru Besar Bidang Ilmu Farmasetika Prof. apt. Yandi Syukri menyampaikan pidato berjudul Nanoherbal Sebagai Upaya Pengembangan Teknologi Formulasi Obat dari Bahan Alam: Kajian Terhadap Sejarah Pengobatan Islam Menuju Pengobatan Modern. Sementara Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Arsitektur, Prof. Ar. Noor Cholis Idham menyampaikan pidato dengan judul Menuju Tradisi Baru untuk Keselamatan Bangunan Hunian di Bumi Indonesia. Di tempat yang sama, Guru Besar Bidang Ilmu Statistika Prof. Jaka Nugraha, memaparkan pidato berjudul Perkembangan Analisis Data Kategori dan Tantangan di Era Big Data.

Prof. apt. Yandi Syukri dalam pidatonya mengemukakan Integrasi Sains-Islam dapat dijadikan untuk menghilangkan dikotomi antara agama dengan sains. Menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai payung pengetahuan atau sumber inspirasi ilmu pengetahuan. “Allah Swt. dengan kebesaran dan kekuasaan-Nya telah menciptakan alam semesta beserta isinya termasuk berbagai macam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat,” paparnya.

Guru Besar Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII ini menyampaikan, seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanaman obat perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki kualitas bahan bakunya, salah satunya dengan meningkatkan kelarutan bahan baku obat herbal ke dalam air. Peningkatan kelarutan ini diharapkan mampu mengoptimalkan efek terapi yang diharapkan.

Nanofarmasetika (nanomedicine) merupakan salah satu metode terkini untuk yang telah terbukti efektif untuk memperbaiki kelarutan dan efek terapi dari obat-obat yang berasal dari bahan alam terutama ekstrak dan isolatnya. “Teknologi solid-SNEDDS berperan untuk mengubah ekstrak kental yang sukar larut dalam air menjadi suatu serbuk yang larut dalam air. Produk dalam bentuk serbuk ini lebih stabil dalam jangka waktu yang lama serta lebih mudah untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi seperti kapsul dan tablet,” terang Prof. apt. Yandi Syukri.

Prof. apt. Yandi Syukri mencontohkan, beberapa riset yang telah dikembangkan untuk pengembangan produk nanoherbal adalah andrografolid (isolate dari tanaman sambiloto) untuk pengobatan diabetes melitus. Propolis nanoherbal mampu membentuk larutan yang jernih apabila diteteskan ke dalam air. Menurutnya, produk ini berbeda dengan produk yang ada di pasaran yang masih keruh apabila didteskan ke dalam air. Aktivitas antibakteri dan immunostimulant nanoherbal propolis lebih baik dibandingkan propolis biasa.

“Nanoherbal sebagai produk immunostimulant yang dikembangkan saat ini adalah dari ekstrak meniran, jahe dan temulawak. Selain itu produk nanopartikel emas juga prospek untuk dikembangkan sebagai sedian kosmetika untuk mencegah penuaan dini dan sebagai pemutih. Saat ini sudah dilakukan penelitian pembuatan sediaan serum dan krim nanopartikel emas memanfaatkan ekstrak daun tin dan ekstrak jahe,” paparnya.

Sementara dikemukakan Prof. Ar. Noor Cholis Idham, Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, bumi Indonesia yang kaya sumber daya alam juga mengandung potensi kebencanaan yang sangat tinggi akibat gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Gempa bumi akan selalu terjadi di bumi nusantara sebagai fenomena alam yang wajar. “Secara tradisi, manusia Indonesia sejak dahulu sudah berhasil hidup damai dengan alam dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Rumah tradisional lama sudah dibangun ribuan tahun secara trial and error agar manusia tidak menjadi korban bencana,” terangnya.

Prof. Ar. Noor Cholis Idham menjelaskan, pengaturan (paugeran), larangan (pamali), dan mitos, adalah cara tradisi agar mudah diikuti. Namun kini tradisi telah berganti. Rumah bambu dan kayu telah berubah menjadi rumah batubata dan beton bertulang yang dibangun dengan keterbatasan. Rumah tidak lagi dibangun sesuai alamnya atau mengikuti standar teknis yang ada sehingga banyak menelan korban jiwa dan harta benda berulangkali. Menurutnya, tradisi baru hunian masyarakat harus kembali diarahkan pada cara-cara bermukim yang aman terhadap bencana.

“Rakyat tidak dapat lagi dibiarkan membangun dengan caranya sendiri. Pemerintah dan ahli harus terlibat di setiap tahap setelah ataupun jauh sebelum kejadian alam terjadi. Pemahaman teknis hunian harus difahamkan kepada masyarakat sedini mungkin pada pedoman sosial ataupun pendidikan formal. Dengan demikian tradisi baru dapat dijalankan untuk dapat lebih menyelamatkan jiwa dan harta manusia,” tutur Prof. Ar. Noor Cholis Idham.

Pidato terakhir disampaikan oleh Guru Besar Bidang Ilmu Statistika Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII, Prof. Jaka Nugraha. Ia mengemukakan, manusia sudah ditakdirkan mempunyai kemampuan merekam data di dalam otaknya dan mengolahnya menjadi informasi. Manusia memiliki kemampuan mengenali, mengidentifikasi, mengelompokan sampai dengan mencari pola hubungan dan memprediksi.

Dengan statistika, menurut Prof. Jaka Nugraha kemampuan dasar manusia tersebut dapat dioptimalkan dalam mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Statistika dikembangkan sebagai metodologi mengumpulkan data, menganalisis dan mengekstraksi data untuk mendapatkan informasi dalam situasi ada ketidakpastian dan variasi. “Metode analisis statistik sangat tergantung pada sifat data, apakah data bersifat numerik (kuantitatif) ataukah bersifat kategori (kualitatif),” paparnya.

Prof. Jaka Nugraha menjelaskan, analisis data kategorik telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penelitian ilmiah di berbagai bidang seperti biostatistik, ekonomi, psikologi, sosiologi dan kesehatan maupun transportasi. Data kategori direpesentasikan atau dikuantifikasi ke dal am nilai frekuensi dan proporsi. Analisis yang umum dilakukan adalah (1) inferensi parameter proporsi menggunakan uji eksak dan uji pendekatan normal, (2) mengukur asosiasi antar variabel menggunakan analisis crosstab dan model log-linear, (3) pemodelan data menggunakan pendekatan Generalized Linear Model (GLM) dan Discrete Choice Model (DCM).

“Analisis data kategori mayoritas pengembangan metodenya menggunakan pendekatan data kontinu dan masih ditemukan beberapa keterbatasan sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Keterbatasan dari aspek interpretasi kuantitatif atas ukuran asosiasi termasuk interpretasi parameter  dalam model log-linear. Kerselarasan uji parsial, uji goodness of fit dan nilai pseudo R-square pada regresi logistik serta masalah komputasi ketika diterapkan pada big data,” tandas Prof. Jaka Nugraha. (RS)