,

Tumbuhkan Semangat Berkarya, Bukan Bekerja

Tak jarang hari Senin menjadi hari yang menyebalkan bagi beberapa orang. “I hate Monday”, katanya. Serangkaian aktivitas harus dimulai dan meninggalkan lamunan di hari libur. Bagi Pandji Pragiwaksono, sebenarnya bukan hari Senin yang salah, tetapi rasa benci atas serangkaian aktivitasnya yang menjadi masalah. “Mereka benci dengan kuliahnya, kerjanya, aktivitasnya. Karena dari kecil sampai dewasa hanya menjalankan rutinitas yang sama, bangun-aktivitas-makan-tidur-ulangi lagi. Akhirnya mereka tidak bergairah lagi dalam menjalankan rutinitas yang sama”. Hal ini disampaikan Pandji Pragiwaksono dalam Webinar “Jiwa Muda Bergelora Untuk Berkarya” di acara Student Festival (StuFest) 2020 yang digelar oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII pada Sabtu (5/12).

Pandji Melanjutkan, “Gimana caranya biar bergairah? Ya harus melakukan apa yang kita sukai (passion)”. Banyak orang berpikir passion adalah hobi, padahal keduanya adalah hal yang sangat berbeda. Hobi adalah hal yang kita lakukan di kala senggang, sedangkan passion adalah hal yang kita tidak bisa hidup tanpanya. Eksplorasi adalah kunci untuk menemukan apa yang menjadi passion kita.

“Makanya jangan banyak-banyak kuliah. Saya kasih tahu nih, banyakin main. Tau nggak kenapa? Karena di kuliah kita bisa tahu kebisaan, sedangkan dari main kita tahu kesukaan kita. Kuliah mengasah kompetensi, kita jadi bisa dan jadi tahu suatu teori karena yang mengajar memang orang-orang yang berkompeten. Tapi dari kebisaan saja nggak cukup. Harus tau apa yang kita suka. Karena kesuksesan diraih saat kita mengawinkan dunia yang kita bisa dengan dunia yang kita suka,” ujar Pandji. “Harus banyak mengeksplor, buka cakrawala. Bagaimana kita tahu makanan favorit kita nasi goreng kalau setiap hari hanya makan nasi goreng,” imbuhnya.

Dengan tahu apa yang menjadi passion kita, maka kita bisa menumbuhkan semangat dan mindset berkarya. Berkarya adalah lebih dari sekedar bekerja. Bekerja dilakukan hanya sekedar untuk mempertahankan posisinya, gajinya, gaya hidupnya. Namun berkarya adalah mengeluarkan segalanya demi menciptakan sesuatu yang baik dan kita sukai. “Tidak semua seniman itu berkarya. Ketika seorang penyanyi menghasilkan lagu hanya untuk mencari ketenaran dan uang, maka itu namanya bekerja. Tetapi orang yang ada di kantoran, bisa jadi ia berkarya ketika ia menyukai pekerjaannya, tantangannya, suasana kantornya,” ujar Pandji.

Kesuksesan bisa diraih siapa saja, tanpa terkecuali. Yang membedakan adalah alasannya. Banyak orang tidak berhasil meraih kesuksesan hanya karena banyak beralasan. Banyak yang beralasan, Saya tidak ada waktu untuk mengeksplor. Padahal kenyataannya kita semua memiliki waktu yang sama, 24 jam dalam sehari. “Semua punya jam tangan kan? Orang yang tidak akan sukses menggunakan jam tangan hanya untuk melihat waktu, tapi orang yang akan sukses menggunakan jam tangan untuk mengatur waktu,” ungkap Pandji.

Selain itu, Panji mengungkapkan bahwa ketakutan untuk memulai sesuatu adalah hal yang menghalangi kesuksesan seseorang. Takut akan kegagalan yang akan terjadi ketika memulai sesuatu. “Gapapa gagal, mulai aja dulu, kunci sukses adalah bertumbuh, kalau gagal ya buat lagi aja gapapa”. Gagal bukan berarti kita tidak mampu, hanya kita masih perlu mencobanya kembali hingga mendapatkan sesuatu yang benar. Seseorang akan terus mengingat kita sebagai orang yang gagal jika kita tidak selalu memulai untuk terus memperbaikinya.

Setelah kita tahu apa yang kita suka, setelah kita tahu apa yang kita bisa, setelah kita coba untuk ‘kawinkan’, setelah kita temukan passion kita, setelah kita berjuang bikin karya, gagal lalu buat lagi, buat lagi hingga berhasil, hanya kedisiplinan yang akan membawa kita jalan terus. Kedisiplinan bukan hal yang membuat kita terkekang, justru kedisiplinan membuat kita bebas. Seseorang bisa bebas melukis ketika ia disiplin melukis, mengasah kemampuan melukisnya. Ketika sudah bisa membuat karya yang sesuai dengan yang kita suka, langkah terakhir adalah melangkah untuk membuat karya kita dapat dikenal orang lain.

Mungkin keterbukaan internet menjadi jalan untuk mengenalkan karya kita pada dunia. Namun pelukis tidak hanya satu, ketika kita melukis ada ribuan pelukis lain yang mungkin sudah lebih dulu dikenal. Pandji Pragiwaksono menyampaikan prinsipnya, “Sedikit lebih beda lebih baik, daripada sedikit lebih baik”. “Kalau kita mau sedikit lebih baik, nggak akan ada yang memperhatikan. Kalau mau lebih bagus mendingan lebih bagus banget aja sekalian, ekstrim. Tetapi kalau berbeda, akan muncul ke permukaan. Bagaimana caranya agar berbeda? Kasih karakter kita. Jujur aja saat bikin karya, bikin karya dengan apa yang kita suka. Hanya dengan menaruh karakter kita pada karya, sudah cukup membuat karya kita berbeda. Tahu kenapa? Karena kita tidak ada yang sama. Anak kembar sekalipun adalah orang yang berbeda,” pungkasnya. (VTR/RS)