UII Ajak Kampus Mitra Bersinergi Implementasikan Kampus Merdeka

Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional Universitas Islam Indonesia (KUI UII) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka menggali potensi peluang kerja sama antar perguruan tinggi dalam mengimplementasikan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). FGD yang dilaksanakan secara daring pada Selasa, (23/11) tersebut turut mengundang 25 perguruan tinggi mitra akademik UII.

Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII  pada sambutannya mengatakan munculnya kebijakan pemerintah mengenai Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) perlu banyak hal yang bisa didiskusikan bersama. “Tentunya setiap universitas memiliki kondisi yang berbeda dalam menyikapi MBKM ini. Karena ini amanah dari UU, maka kita sebagai penyelenggara pendidikan tingkat universitas perlu mengikuti kebijakan walau pada akhirnya perlu mengubah banyak hal”, sebutnya.

Imam Djati menyebut pembahasan mengenai desain kurikulum dan kegiatan kemahasiswaan perlu didiskusikan bersama menyikapi amanah kebijakan MBKM tanpa mengurangi kualitas profil lulusan. UII sendiri melalui penjelasan dari Agung Nugroho Adi, S.T., M.T. selaku Kepala Divisi Pengembangan Kurikulum & Pembelajaran menyebut telah merespons dan berpartisipasi aktif pada rangkaian kegiatan MBKM yang dicanangkan oleh Kemdikbudristek.

Partisipasi UII dalam MBKM telah terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai pihak seperti lembaga pemerintah melalui Kemdikbudristek, NUNI, unit internal UII, hingga kerja sama program studi antar universitas. Selain itu terdapat juga program Hibah PKKM, Center of Excellence (CoE), dan Internasionalisasi Prodi klaster MIPA dan Teknik Elektro. “Memang MBKM ini kemudian salah satu dampaknya adalah memaksa kita untuk kolaborasi. Pertama kolaborasi internal dulu, baru kemudian nanti kolaborasi ke eksternal”, Agung menerangkan.

Pembagian tugas antar unit/direktorat sebagai koordinator dan penyusun pedoman program MBKM disebut Agung sebagai respons UII  pada kolaborasi tingkat internal. Selain itu, pengaplikasian program MBKM UII sendiri sudah tertuang dalam panduan/regulasi yang dikeluarkan melalui Peraturan Rektor Nomor 19 Tahun 2020 tentang pembelajaran di luar program studi dan dapat diunduh pada website Direktorat Pelayanan Akademik UII https://dpa.uii.ac.id/panduan-merdeka-belajar/.

Lebih lanjut, inti dari penyelenggaraan FGD mengenai implementasi MBKM ini muaranya adalah peluang kerja sama antar perguruan tinggi. Dalam pertemuan bersama 25 mitra perguruan tinggi tersebut dibahas mengenai potensi pertukaran mahasiswa dan pertukaran dosen. Pertukaran dosen sendiri lebih lanjut dijelaskan Agung berkaitan dengan kerja sama pendidikan sebagai dosen tamu/team teaching, kolaborasi penelitian, pengabdian masyarakat hingga fasilitasi diskusi sebagai pembicara/narasumber seminar.

Selanjutnya acara berfokus pada diskusi dan tawar menawar program kolaborasi antar universitas kepada UII. Pertemuan perdana pada FGD tersebut akan berlanjut dan diharapkan mampu meningkatkan cakupan kolaborasi lokal yang justru tertinggal dengan kolaborasi universitas tingkat internasional. Pada penutup, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII mengharap mobilitas kolaborasi lokal bisa lebih ditingkatkan.

“Kami lebih banyak justru ‘MBKM’ dalam tanda kutip dengan mahasiswa internasional. Nah sebetulnya maksud kami untuk mengundang FGD ini kan lha wong internasionalnya jalan kok lokalnya nggak? Dengan logika yang sama kan harusnya bisa (kolaborasi lokal dilaksanakan), begitu”. Ia juga berharap ide-ide yang telah disampaikan dalam forum bisa mengerucut pada inisiatif dan eksperimen dalam mewakili semangat Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). (IAA/ESP)