,

UII Gariskan Strategi Optimalisasi Program Studi Program Internasional

Guna mendorong optimalisasi kualitas program studi program internasional, Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan Workshop Pengelolaan International Program (IP) bertempat di Lotus Ballroom Lantai 1, Artotel Suites Bianti Hotel pada Sabtu (19/03). Mengawali acara, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menganjurkan untuk memaknai terlebih dahulu definisi dari program internasional. “Itu penting karena menjadi titik kita dalam pengambilan keputusan nantinya,” ucap Fathul.

Dalam jangka panjang, Fathul memimpikan seluruh jurusan di UII merupakan program internasional yang diiringi dengan peningkatan kualitas pendidik yang ada. Namun, menurutnya yang penting adalah pengelolaan yang nantinya akan dilakukan seiring waktu berjalan.

Melalui acara ini, Rektor UII berharap terdapat pijakan yang melahirkan gerakan kolektif dengan standar kualitas yang ada. “Saya berharap semuanya dapat gerak sama-sama. Mari kita buat lembaran baru dan memberi ruang lebih luas. Ini sebuah momentum untuk menyatukan kembali,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Drs. Suwarsono Muhammad, M.A. menganggap eksistensi program internasional merupakan salah satu alternatif yang dapat diikhtiarkan untuk bersaing dengan perguruan tinggi ternama yang ada di Indonesia.

Sejarah telah bercerita, ketika awal mula pembentukan program internasional di Fakultas Ekonomi UII (sekarang FBE UII), “Semua universitas besar berkunjung ke FBE UII untuk bertanya mengenai pengelolaan IP,” ucap Suwarsono. Sejalan dengan Fathul, Suwarsono memandang IP adalah sebuah ikhtiar yang harus ditempuh untuk dapat menerobos batas dalam kadar standar tertentu. Di akhir sambutan, beliau menyarankan untuk program internasional yang ada alangkah baiknya menambah bahasa pengantar selain Bahasa Inggris.

Setali tiga uang dengan Fathul dan Suwarsono, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII memberikan gambaran positif tentang eksistensi dari program internasional di UII. “Dengan itu kita dapat belajar dengan menggunakan agenda internasional seperti mobilitas internasional,” jelas Wiryono. Selain itu melalui IP atmosfer internasional menjadi peluang untuk dapat dikendalikan dengan baik.

Strategi Optimalisasi

Dalam agenda workshop ini, peserta yang terdiri atas pimpinan fakultas, program studi, dan jajarannya berkesempatan untuk berdiskusi. Diskusi tersebut dibagi atas empat topik utama yang menjadi poin penting dalam optimalisasi program internasional di UII. Pada topik promosi dan penerimaan mahasiswa baru dinyatakan oleh Beni Suranto, S.T., M.Soft.Eng. dan Sigit Pamungkas, S.E., M.Com.

Sigit Pamungkas menuturkan bahwa pentingnya mengenali masing-masing program studi program internasional di setiap fakultas, lalu mencoba untuk merumuskan milestone serta mekanisme promosi yang nantinya akan dilakukan.

Sementara pembahasan mengenai standarisasi desain layanan dan kerja sama yang disampaikan oleh Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A, disebutkan bahwa sedapat mungkin untuk membumikan Bahasa Inggris sebagai bahasa pendamping yang resmi. Tidak hanya itu, fasilitas yang berstandar global juga menjadi poin penting dalam menunjang perkembangan yang ada.

Diperlukan peningkatan kapasitas melalui bridging program bagi dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa sebagai ikhtiar untuk meningkatkan standarisasi layanan. “Karena yang akan mengelola intensif nantinya dosen dan tendik itu sendiri,” jelas Dian.

Beralih ke topik mengenai infrastruktur dan keuangan yang disampaikan oleh Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St., M.A. dan Ir. Ira Promasanti Rachmadewi, M.Eng., strategi yang coba diusung adalah mendesain infrastruktur digital untuk dapat ramah bahasa (bilingual) seperti UIIGateway, website, dan sosial media. Tidak hanya itu, standarisasi ruang pembelajaran dengan basis smart class dan fasilitas kelas hibrid termasuk dalam pembahasan di kegiatan hari ini.

Terakhir adalah pembahasan mengenai pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang disampaikan oleh Dodik Setiawan Nur Heriyanto, S.H., M.H., LL.M., Ph.D. dan Dr. Ing. Putu Ayu Pramanasari Agustiananda, S.T., M.A. sebagai fasilitator. Strategi yang coba dirumuskan adalah dengan melakukan sentralisasi dan standarisasi dalam hal fasilitas dan pelatihan pengembangan staf dan dosen secara keseluruhan. “Merumuskan dan memetakan seperti apa kualifikasi SDM yang dibutuhkan,” ungkap Dodik.

Hal terakhir yang coba ditekankan dalam sesi diskusi pleno adalah mobilitas internasional yang sifatnya resiprokal. “Penting untuk mendesain program mobilitas internasional yang tidak hanya siap mengirim keluar, tapi juga kita siap menerima dari dalam,” pungkas Dian. (KR/ESP)