, ,

Aksi UII Merespons Wabah Covid-19

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Wabah Covid-19 tidak dikehendaki semua pihak. Semua lembaga harus meresponsnya, baik merasa siap atau tidak. Aksi yang mungkin dilakukan, menjadi pilihan, dalam waktu yang tidak bersahabat. Semua harus diputuskan dan dijalankan dengan segera.

Universitas Islam Indonesia (UII) merespons wabah ini dengan beragam inisiatif. UII membentuk tim khusus, Tim UIISiaga Covid-19, yang beranggotakan dari semua fakultas untuk merumuskan beragam langkah untuk merespons perkembangan yang ada dan menjalankannya. Demikian dikemukakan Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T. M.Sc., Ph.D. pada Sabtu (4/4).

Fathul Wahid menuturkan sejak 16 Maret 2020, pembelajaran diselenggarakan secara daring. Pembelajaran daring, untuk sementara, akan diselenggarakan sampai dengan 7 Juni 2020, dan dapat diperpanjang ketika kondisi belum memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Ujian tengah semester dijalankan juga secara daring. Inisiatif Kerja dari Rumah (KdR) diputuskan mulai 17 Maret 2020.

Dijelaskan Fathul Wahid, teknologi pendukungnya pun disiapkan, termasuk koneksi virtual private network (VPN) yang memungkinkan mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen mengakses Internet seakan-akan berada di kampus.

“Langganan ke Zoom yang memfasilitasi pembelajaran dan bekerja berbasis konferensi video disiapkan dalam waktu yang sangat singkat. Google Classroom yang sudah lama dipakai di UII, diintensifkan penggunaanya. Beberapa pelatihan daring pun dilakukan untuk menyiapkan kapabilitas dosen,” terangnya.

Selain itu kuota Internet gratis didiskusikan dengan mitra UII, termasuk Indosat dan Telkom. Sivitas UII memperoleh kuota Internet gratis 30 GB per bulan dari kedua penyedia layanan Internet tersebut. “Badan Sistem Informasi UII bersiap menjadi rujukan beragam pertanyaan terkait dengan penggunaan teknologi,” tandasnya.

Fathul Wahid memaparkan, UII juga membatalkan banyak aktivitas yang mengumpulkan banyak orang, termasuk wisuda yang sedianya dijadwalkan pada 18 April 2020. Pun demikian, mahasiswa yang sudah lulus dapat mengambil ijazahnya mulai 20 April 2020. Acara Pidato Milad ke-77 UII yang seharusnya dilaksanakan pada 23 Maret 2020, juga diundur. Sumpah dokter akan tetap dijalankan secara daring.

Sementara untuk mahasiswa yang orang tua atau penanggung biaya kuliahnya terdampak wabah, UII merumuskan program bantuan potongan biaya kuliah dan pengunduran waktu pembayaran.

“Besaran bantuan didasarkan pada tingkat keterdampakan. Yang terdampak berat, misalnya, akan mendapat bantuan Rp 750.000 dan pengunduran pembayaran sekitar dua bulan. Yang terdampak sedang, mendapatkan potongan Rp 500.000 dan pengunduran waktu pembayaran yang sama. Kami berharap, bantuan ini dapat meringankan semua yang terdampak,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Fathul Wahid UII juga menyiapkan rusunawa sebagai asrama sementara untuk mahasiswa yang tidak mendapatkan kos atau ditolak oleh pemilik kos karena pulang dari daerah terpapar wabah dan harus dikarantina. “Pemantauan kepada mahasiswa dilakukan dengan survei daring untuk mendapatkan informasi bantuan yang diperlukan, melihat kondisi psikososialnya, selain memetakan sebaran geografis mahasiswa setelah inisiatif pembelajaran daring dijalankan. Sebanyak 2.746 mahasiswa sudah merespons survei ini,” paparnya.

Tidak hanya itu, penggalangan dana melalui UIIPeduli juga dilakukan. Dana yang terkumpul digunakan untuk membeli atau memproduksi alat pelindung diri (APD, seperti masker N95, baju hazmat, pelindung muka, masker) dan material lain yang dibutuhkan (seperti cairan pembersih tangan). Dosen dan tenaga kependidikan juga kami minta untuk mendonasikan sebagian gajinya untuk mendukung UIIPeduli. Produksi APD melibatkan mahasiswa dan dikoordinasi oleh dosen.

Bantuan APD tersebut distribusikan ke belasan rumah sakit, puskesmas, dan klinik yang membutuhkan, tidak hanya di sekitar Yogyakarta, tetapi juga sampai luar Pulau Jawa. Masker dan cairan pencuci tangan juga distribusikan ke warga, termasuk di Pasar Pakem dan Pasar Colombo, yang melibatkan Lembaga Eksekutif Mahasiswa. Selain itu, penyemprotan disinfektan juga dilakukan di beberapa dusun di sekitar lereng Merapi, oleh Mapala Unisi.

Fathul Wahid menambahkan, Edukasi publik terkait dengan wabah dan bagaimana menghindarinya juga dilakukan dengan produksi infografis edukasi, penempelan poster, tulisan di media massa, dan siaran radio. UII juga menyediakan layanan konsultasi kesehatan dan psikologi secara daring. “Kami semua berusaha menggalang bantuan yang mungkin, mendisiplinkan diri mengurangi kontak fisik, sambil terus berdoa, semoga wabah ini segera berakhir,” harapnya.