,

Alumni UII, Muhammad Syarifuddin Terpilih sebagai Ketua MA 2020-2025

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Alumni UII terus memperluas bidang pengabdian serta kontribusinya bagi bangsa dan negara. Kali ini di bidang hukum, alumni Fakultas Hukum (FH) UII tahun 1980, Dr. H. Muhammad Syarifuddin, SH., MH terpilih sebagai Ketua Mahkamah Agung (MA) RI Periode 2020-2025. Pria kelahiran Baturaja 65 tahun silam itu menggantikan Ketua MA sebelumnya, Hatta Ali melalui mekanisme pemilihan suara internal di tubuh MA. Pemilihan Calon Ketua MA diikuti 47 hakim yang memiliki hak dipilih dan memilih.

Pada pemilihan putaran pertama, Syarifuddin berhasil menjadi yang terdepan dengan mengantongi 22 suara. Sedangkan pada putaran kedua, ia memperoleh 32 suara. Dengan demikian, Hatta Ali selaku pimpinan sidang paripurna khusus pemilihan Ketua MA mengesahkan terpilihnya Syarifuddin sebagai Ketua MA Periode 2020-2025. Sebelumnya, Syarifuddin juga pernah mengemban amanah sebagai Wakil MA Bidang Yudisial.

Ia terpilih berdasarkan ketentuan dalam Pasal 7 huruf 1, ketentuan keputusan ketua MA, nomor 96/KMA/SK/IV/2020 tentang Peraturan Tata Tertib Pemilihan Ketua Mahkamah Agung, calon yang mendapatkan suara terbanyak dalam putaran kedua, langsung ditetapkan sebagai ketua MA terpilih.

Rektor UII, Fathul Wahid turut memberi tanggapan atas terpilihnya Syarifuddin sebagai Ketua MA. Di samping mengucapkan selamat dan turut berbahagia, ia juga menitipkan pesan agar Syarifuddin mampu menjadi Ketua MA yang adil.

“Keluarga besar UII berbahagia, karena salah satu alumninya diberi amanah mulia ini. Kepada Pak Syarifuddin kami berharap semua warga diperlakukan adil di depan hukum. Semoga beliau bisa menjadi garda terdepan untuk mengawal,” pesannya menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum di Indonesia.

Fathul pun mendoakan agar Syarifuddin bisa menjaga amanah yang diberikan. “Kami mendoakan semoga Allah selalu menjaga beliau dan memudahkan beliau untuk terus bersikap adil, tidak terjebak pada kepentingan sesaat dan kepentingan kelompok, apalagi kepentingan pribadi,” imbuhnya.

Ia turut menaruh harapan agar kepemimpinan Syarifuddin kelak dapat mengikis ketimpangan hukum di tanah air. “Hukum tidak hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas, tidak ada lagi hukum memandang latar belakang. Minimal nanti berkurang, pelan-pelan, insyaallah beliau bisa mencatat sejarah,” pungkasnya. (RS/ESP)