,

Alumni UII Tembus Daftar 30 Under 30 Majalah Forbes Indonesia

Alumni UII terus menebarkan manfaat serta prestasi di berbagai lini. Kabar membanggakan datang dari Anugrah Pakerti, alumni program studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (UII), yang baru saja didapuk meraih penghargaan “30 under 30 Class of 2020” dari majalah Forbes Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan kepada para tokoh muda Indonesia yang dinilai memiliki pencapaian penting dan menginspirasi generasi muda di tujuh sektor berbeda. Ketujuh kategori itu yakni Seni, gaya hidup, dan hiburan, Bisnis dan kewirausahaan, Politik dan hukum, Socialpreneur dan filantropi, Olahraga, Teknologi, dan terakhir Modal usaha. Salah satu penerima penghargaan lainnya, yang juga merupakan publik figure kenamaan indonesia adalah Maudi Ayunda.

Para penilai kategori ini merupakan editor majalah Forbes Indonesia yang dibantu tiga dewan juri yang berkompeten di bidangnya. Mereka adalah Alisjahbana Haliman (Founder & CEO PT. Haldin Pacific Semesta, Elena Bensawan, dan Sabrina Bensawan yang merupakan Co-Founders Saab Shares serta alumni 30 Under 30 Forbes Indonesia 2019.

Kisah Anugrah Pakerti dimulai sejak delapan tahun silam. Saat itu Anugrah menjadi agen properti paruh waktu di kota tempat ia menuntut ilmu, Yogyakarta. Ketertarikan terhadap bisnis berawal dari aktivitasnya menemui klien setiap pulang kuliah. Hal ini dilakukan demi memupuk kemampuannya.

“Baru di semester 3 saya mulai mencari alternatif untuk menambah skill antara lain yakni sebagai part time sebagai sales properti, dan juga trader forex dan saham. Jadi selain kuliah, saya juga rajin menemui klien.” Terang Anugrah.

Mengembangkan Sociopreneur lewat Avoskin

Berawal dari kisah itu, akhirnya Anugrah mendirikan perusahaan yang fokus pada produk kecantikan. Meskipun bertentangan dengan jurusan semasa kuliah, perusahaan produk kecantikannya tetap berjalan dengan baik. bukan tanpa alasan, keresahannya terhadap produk kecantkan ilegal yang merebak, yang meresahkan banyak orang, membuatnya mendirikan PT. Avo Innovation Technology demi menampik permasalahan tersebut.

Kegemarannya terhadap dunia bisnis tidak datang serta merta. Hal itu dilakukan demi memberikan dampak yang baik kepada banyak orang.

“Entrepreneurship merupakan hal yang saya sukai sejak dahulu. Dari dulu saya memiliki impian untuk “make more people smile” atas apa yang kita lakukan, yang berarti menciptakan impact.”

Dunia bisnis bagi anugrah merupakan salah satu peluang untuk membuat dampak yang besar bagi banyak orang.

“Saya mengutip apa yang disampaikan tokoh Ciputra: Kalau kita mau membuat dampak besar di sosial, kita harus kuat dari sisi ekonomi terlebih dahulu.” Lanjut pemuda usia 27 tahun tersebut.

Tidak hanya berorientasi pada bisnis, PT. Avo Innovation Technology rintisan pria kelahiran Blora 16 September 1993 juga mengusung serangkaian misi sosial (sociopreneur). Karenanya produk kecantikan bermerk Avoskin yang dirintisnya mendapat pengakuan dan prestasi. Salah satunya, Majalah Forbes Indonesia edisi Juli 2019 menobatkannya sebagai Local Champion.

Di antaranya, misi sosial tersebut, yaitu produk Avoskin mengedukasi konsumen untuk peduli dan berpartisipasi pada kelestarian alam, penerapan triple bottom line (profit, people, planet) di perusahaan, tradisi, semangat kecantikan alami, dan pemberdayaan sumber daya manusia.

Selain itu, Avoskin juga menggandeng World Wide Fund for Nature (WWF) untuk bekerjasama di bidang konservasi lingkungan, pemberdayaan penenun di Toraja, Lembata, dan Adonara untuk mengembangkan sustainability economy, serta memberdayakan petani kopi di Bali sebagai pemasok salah satu kandungan utama dalam berbagai produknya. (ESP/DD)