Belajar Sukses Wirausaha Bareng Project B dan Roti Gembong Gedhe

Pagelaran International Student Mobility oleh Fakultas Bisnis Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menghadirkan dua perusahaan secara virtual pada Jumat (25/03). Kedua perusahaan tersebut adalah Project B Indonesia dan Roti Gembong Gedhe. 

Maraknya penggunaan sampah plastik seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk menjadi perhatian utama dari Project B Indonesia. Tiga hal utama yang dijunjung adalah lingkungan, ekonomi, dan masa depan. Rezky Kabira perwakilan dari Project B Indonesia menjelaskan “plastik sangat sulit untuk diurai, ditambah lagi masih banyak industri yang menggunakannya. Kami coba hadir untuk menawarkan ide pengelolaan sisa plastik yang ada,” tutur Rezky.

Tidak cukup sampai di situ, Project B juga memberi nilai tambah dari sampah plastik yang diolahnya. “Dengan kapital dan tenaga kerja yang ada, kami coba mentransformasikan sisa olahan plastik dan mencari nilai ekonomi yang ada,” ujarnya. 

Tenaga kerja yang digunakan bersumber dari daya anak muda dan usia menengah. Hasil produksi rerata ada pada angka 252 per bulan dan 3021 per tahun. Hingga kini, output yang dihasilkan sudah menjangkau pasar nasional dan terdistribusi secara menyeluruh di Indonesia.

Keseluruhan tenaga kerja dapat memproduksi 60 sampai 120 output per harinya. Namun, ketika diminta untuk memproduksi dalam skala besar ada di kisaran 150-200. Dengan begitu, secara akumulatif dari tahun ke tahun produksi yang dihasilkan meningkat namun mengalami penurunan di tahun 2020 akibat pandemi.

Jatuh Bangun Merintis Roti Gembong Gedhe

Sementara itu, Rifawan Pradipta Kusuma selaku Direktur Utama Roti Gembong Gedhe mengawali bisnisnya dengan sifat yang tradisional. “Terinspirasi dari gaya hidup terkini, namun tetap menyajikan servis utama dengan khas tradisional,” ungkap Rifawan. Dalam mengawali usahanya, Rifawan langsung dihadapkan dengan persoalan pandemi. Tiga alternatif yang dilakukan olehnya, yakni selalu konsisten dalam menjaga kualitas produk; adanya dukungan dari internal keluarga; dan manajemen tim yang solid.

Tidak dapat dipungkiri usaha sejenis Rifawan banyak dijumpai. Maka penting menurutnya untuk senantiasa fokus terhadap kondisi usaha. “Setiap saat kita terus-menerus mencari kelemahan yang ada,” ungkapnya. Selain itu, penguatan internal juga menjadi hal prioritas. Itu dinilai penting untuk menunjang fondasi usaha yang dimilikinya. 

Proses pengembangan dan diversifikasi produk kemudian menjadi satu proses yang harus ditingkatkan. Yang menjadi perhatian penting menurut Rifawan juga adalah teknik pemasaran dan penjangkauan “hingga saat ini, kami tetap meningkatkan itu. Cara klasik mungkin menurut orang membosankan, tapi kami tetap mencari cara terbaik untuk digunakan,” pungkas Rifawan. (KR/ESP)