,

Beragam Gagasan Disampaikan Lima Calon Rektor UII

Perhelatan pesta demokrasi di Universitas Islam Indonesia (UII) kembali bergulir. Kali ini, Kamis (14/2), pemilihan Rektor UII Periode 2022-2026 memasuki tahapan penyampaian Rencana Aksi (Action Plan) oleh lima Calon Rektor UII terpilih. Bertempat di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, tiga Calon Rektor hadir secara langsung, sementara dua Calon Rektor lainnya menyampaikan gagasannya melalu Zoom Metting.

Ketua Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII Periode 2022-2026, Dr. rer. soc, Masduki, S.Ag., M.Si. dalam sambutannya mengemukakan terdapat tiga indikator sukses dalam kontestasi kali ini. Indikator pertama yakni penyelenggaraan, dimana partisipasi yang meningkat dibanding tahun sebelumnya. Selain itu dalam hal penyelenggaraan, adanya forum action plan sebagai wadah publik dalam menyampaikan gagasan.

Di hadapan sivitas baik yang hadir secara terbatas di auditorium juga yang menyimak melalui platform digital, Masduki berharapa forum Action Plan dapat diikuti dan disimak dengan baik dan lancer. Dalam agenda ini dipaparkan berbagai gagasan untuk UII agar mampu bertahan di tengah masifnya perubahan-perubahan yang ada.

Sementara Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Drs. Swarsono, M.A. dalam sambutannya mengutarakan rasa syukur akan kapasitas dari lima Calon Rektor UII Periode 2022-2026.

“Saya mendapatkan impresi dari action plan para Calon Rektor. Bahwa tidak ada satupun dari lima calon yang tidak mengerti mengenai pengelolaan universitas. InsyaAllah kita akan punya pemimpin yang baik di masa depan,” tuturnya.

Selain itu, Suwarsono juga memberikan wejangan kepada kelima Calon Rektor UII. “UII harus menempatkan diri pada mazhab yang menyatakan sejarah tidak pernah berakhir, sepanjang sains tidak pernah berakhir. Semangat itu yang harus kita miliki,” pesan Suwarsono.

Lebih lanjut, Suwarsono berpesan untuk senantiasa menjadi ilmuwan rendah hati, yang dapat mengendalikan emosi. “Dengan itu, harapannya institusi kita dapat berwibawa di mata semua pihak,” tutupnya.

Rencana Aksi Calon Rektor UII

Calon Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. berkesempatan menjadi yang pertama memaparkan gagasannya. Menurut Prof. Fathul Wahid forum Action Plan bukanlah forum kampanye, melainkan forum curah gagasan untuk kemajuan UII.

Pertumbuhan substantif berbasis nilai menuju universitas riset menjadi gagasan utama yang disampaikan Prof. Fathul Wahid. Nilai islami, mondial, unggul, intelektual, dan indonesiawi tetap dipegang teguh sebagai prinsip untuk membangun kesadaran kolektif demi merawat cita-cita yang ada.

Selain itu, terdapat tiga hal pokok yang juga ditawarkan oleh calon dengan nomor urut 1 ini. Pertama, penguatan akar yang ditunjang dengan keislaman kosmopolitan. “Menjadi penting untuk dirawat, UII bukan milik satu golongan,” jelasnya.

Kedua, penjulangan cabang yang menjadi pemikiran untuk mengedepankan internasionalisasi serta menjadikan teknologi informasi sebagai tulang punggung dalam berkembang. Terakhir, konsep pelebatan buah yang digagas untuk meningkatkan kualitas riset dan pembukaan Program Studi di luar kampus utama (PSKDU).

Selanjutnya Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. hadir dengan konsep universitas berdakwah sebagai penunjang menuju pre-research university. Dalam gagasannya, terdapat tiga hal yang ditawarkan yakni; pemantapan niat insan profesional, membangun narasi kolektif, dan menggerakkan tangan membangun masyarakat baru.

“Saya melihat ini adalah metode rekayasa sosial,” tutur Dr.-Ing. Ilya Fadjar Maharika. “Transdisiplin juga menjadi kekuatan yang coba dibangun, sehingga kita dapat mengembangkan unit saintifik yang dapat dinikmati oleh semua khalayak,” sambungnya.

Di research university, Dr.-Ing. Ilya Fadjar Maharika memandang perlu pembingkaian yang tepat dengan proses yang inheren serta pengukuran dampak yang ada. Perspektif itu dinilainya penting agar dapat memberikan inovasi serta mengembangkan jangkauan yang ada terhadapa masyarakat.

Untuk mencapai hal itu rekonfigurasi tenaga kependidikan menjadi hal pokok untuk diperhatikan, “Sudah selayaknya kita memberikan kepercayaan lebih dan penghargaan khusus kepada mereka,” tandas Dr.-Ing. Ilya Fadjar Maharika.

Berikutnya Calon Rektor UII Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. mengutarakan gagasan tentang inovasi pengembangan kapasitas dosen. Disampaikan, sebisa mungkin menghadirkan regulasi yang dapat menunjang universitas riset nantinya. “Sudah puluhan tahun dosen yang ada masih berstatus asisten ahli, harus ada tekanan,” tutur Prof. Riyanto.

Proses islamisasi mahasiswa melalui pendirian asrama mahasiswa juga menjadi ide Prof. Riyanto. Sementara untuk menyentuh masyarakat umum, Prof. Riyanto mempunyai gagasan untuk membentuk satu Badan Usaha Milik Kampus (BUMK) dan Fakultas Vokasi. Kedua hal ini menurutnya dapat membawa perkembangan yang luar biasa bagi masyarakat dan institusi itu sendiri.

Beralih ke Calon Rektor selanjutnya, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. memaparkan empat tantangan yang harus disadari dalam mendesain pre-research university. Persiapan sumber daya manusia menjadi tombak utama dalam mendukung daya riset.

Lebih lanjut menurutDr. Rohidin perlu mengedepankan standarisasi tata kelola, pelebaran jaringan, dan kebijakan sentralisasi demi mencapai sumber daya yang unggul. Rekognisi internasional juga menjadi pemikirannya dalam Action Plan.
Sementara dari sisi akademik, disampaikan Dr. Rohidin konsep pembangunan program diploma serta pembentukan sistem yang terintegrasi di semua jenjang. “Jika keempat tantangan itu dapat diatasi dengan baik, maka Catur Darma UII akan berjalan dengan baik,” jelasnya.

Terakhir, Calon Rektor UII Dr. Zaenal Arifin, M.Si. memaparkan gagasan desain pembentukan fondasi riset. Ketercukupan guru besar, doktor, dan akreditasi magister menjadi tiga hal substantif yang harus dijadikan rangka utama.

“Saya coba hitung-hitung untuk guru besar memang perlu tambahan dan sepertinya itu sangat mungkin. Akreditasi magister juga bisa kita dorong sama halnya dengan jumlah doktor yang ada,” sebut Dr. Zaenal Arifin.

Gagasan kedua yaitu membangun keunggulan dengan strategi fokus. Dua opsi yang tawarkan yakni memajukan program studi/jurusan atau lebih unggul dari yang lainnya. Ia menganggap hal yang dapat dicapai dalam waktu dekat adalah mengunggulkan jurusan yang ada di UII.

Menurutnya saat ini terdapat tiga jurusan yang dapat dioptimalkan, dan dapat sejajar dengan jurusan yang sama di PTN, yakni Hukum, Arsitektur, dan Ilmu Ekonomi. “Karena (tiga jurusan tersebut) telah ada akreditasi internasional dan beberapa guru besar,” terang Dr. Zaenal Arifin. (KR/RS/RP)