,

Lima Calon Rektor UII Sampaikan Rencana Aksi

Penyampaian Rencana Aksi (Action Plan) Calon Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Periode 2022-2026 menjadi bagian dari pesta demokrasi di UII yang diselenggarakan secara terbuka dan partisipatif. Kegiatan yang dihelat secara luring terbatas pada Kamis (24/2), juga ditayangkan secara digital dan terbuka bagi semua pihak baik internal maupun eksternal melalui platform Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube.

Lima Calon Rektor UII terpilih yang akan memaparkan rencana aksi yakni Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. (Dosen Program Studi Teknik Informatika UII), Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. (Dosen Program Studi Arsitektur UII), Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. (Dosen Program Studi Pendidikan Kimia UII), Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. (Dosen Program Studi Hukum UII), dan Dr. Zaenal Arifin, M.Si. (Dosen Program Studi Manajemen UII).

Ketua Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII Periode 2022-2026, Dr. rer. Soc, Masduki, M.A. mengemukakan Action Plan ini pada dasarnya merupakan penyampaian visi, misi, dan rencana kerja dari para Calon Rektor yang dikemas secara terbuka dan kolaboratif, serta saling menebarkan gagasan. Artinya, forum ini lebih pada penyampaian gagasan di saat yang sama.

Disampaikan Masduki, Panitia Pemilihan juga mengundang tiga orang panelis, untuk menyampaikan insight dan mendiskusikan plus minus dari Action Plan yang dirumuskan oleh para Calon Rektor. Melalui forum ini juga sebagai wadah penjaringan insight dari sivitas akademika maupun publik secara umum.

“Tiga panelis yang diundang yakni Rektor IPB University yang juga Ketua Umum ICMI, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., Guru Besar Antropologi Hukum Universitas Indonesia, Prof. Dr. Dra. Sulistyowati Irianto, M.A., dan Dosen Fakultas Hukum UII yang juga Ketua Komisi Yudisial Periode 2013 – 2015, Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si.,” terang Masduki.

Lebih lanjut, Masduki mengemukakan forum Action Plan juga sebagai ajang pertemuan gagasan, yang selanjutnya membungkusnya untuk dibawa sebagai amanah Calon Rektor terpilih.

“Siapapun yang terpilih itu akan membawa seluruh gagasan yang muncul. Tidak hanya membawa gagasan secara personal, tetapi juga membawa gagasan kolektif yang diwadahi di forum Action Plan,” tandas Masduki.

Pada Action Plan Pilrek tahun ini sedikit berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya, salah satunya ada diskusi dengan panelis. Tiga panelis yang dihadirkan mewakili tiga pilar dari perguruan tinggi yang modern, keindonesiaan, dan mempunyai internasional sistem bagaimana melihat tantangan yang ada di level global.

“Intuisi dari tiga panelis ini memandang bagaimana UII tidak hanya mengurusi internalnya, tapi UII juga bagian dari perguruan tinggi di tingkat global yang tercermin dari berbagai pemikiran tiga panelis yang nantinya dititipkan kepada para calon Rektor,” tutur Masduki.

Masduki menambahkan, rencana kerja atau ide perubahan dari para calon Rektor merujuk pada Statuta UII yang dirumuskan oleh Yayasan Badan Wakaf UII, atau yang disebut dengan Rencana Strategis. UII dalam empat tahun ke depan dirancang masuk sebagai universitas yang akan mempersiapkan diri menjadi pre-research university. “Jadi, ada waktu untuk menggapai itu. Kita harapkan dari forum Action Plan muncul indikator research university dari para calon dan panelis,” harapnya.

Disinggung Masduki, pemaparan Action Plan oleh para Calon Rektor di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat mengingat masih dalam situasi pandemi. Bahkan ada tendensi meningkat sehingga acara dikemas hybrid. “Ada yang offline dengan jumlah hadirin 20 orang di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakir, sisanya kami fasilitasi melalui Zoom Meeting dan YouTube,” paparnya.

Menurut Masduki, secara regulasi maupun prinsip partisipasi dua jalur tersebut sama nilainya, tidak ada yang kemudian lebih baik. “Khusus untuk offline kita terapkan protokol kesehatan yang ketat harus ada tes antigen sebelum masuk ruangan dan kondisi duduk yang berjarak,” tutup Masduki. (KR/RS/RP)