Hikmah Berkurban di Kala Pandemi

Pandemi covid-19 yang masih berlangsung tak menghalangi umat Muslim dalam merayakan Idul Adha. Bahkan situasi pandemi justru semakin memperlihatkan hikmah dari ibadah kurban yang menjadi bagian penting dari hari besar umat Islam tersebut. Adanya pandemi covid-19 ini, membuat manusia menyadari bahwa dirinya lemah dan tidak berdaya. Sejurus dengan hal itu, kurban menunjukkan upaya manusia dalam rangka berserah diri menjalankan perintah Allah Swt.

“Dengan demikian, memahami makna qurban adalah cara untuk meningkatkan bentuk keimanan manusia, yaitu dengan menyakini bahwa apapun yang disyariatkan dari Allah SWT pasti baik untuk umatnya. Pandemi-19 ini juga mengajarkan manusia untuk meningkatkan rasa menerima keadaan dan tidak egois dalam menjalani kehidupan. Orang yang rajin beribadah pasti kesalehan sosialnya juga akan terus mengikuti,” jelas Dr. Shofiyullah Muzammil, M.Ag, akademisi UIN Sunan Kalijaga.

Ia menyampaikan hal itu dalam kajian virtual yang diadakan Takmir Masjid Al-Azhar (TMA) FH UII pada Selasa (13/7). 

Shofiyullah mengatakan terdapat tiga kenikmatan yang bisa disyukuri, yakni nikmat iman, Islam, dan sehat. Pandemi Covid-19 mengajarkan banyak hikmah dalam kehidupan manusia, seperti membuat manusia percaya pada hal yang bersifat metafisik, memaksa manusia mengakui bahwa tidak ada yang sempurna di dunia dan tidak boleh egois, dan membuat manusia menyadari kelemahannya.

Selanjutnya, Shofiyullah juga menambahkan bahwa Idul Adha momentum menunjukkan keimanan kepada Allah. Sebagaimana telah dicontohkan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail pada masa lampau. Ibrahim dan Ismail dengan teguh menjalankan perintah Allah meski setan tidak kenal lelah membujuk mereka.

“Barangsiapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban, namun ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami”, demikian bunyi salah satu hadis Nabi. Berkurban hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) yang tidak lain bertujuan untuk amal ibadah.

Apabila 1 orang di dalam satu rumah ada yang berkurban, maka orang lainnya di dalam rumah itu sudah mendapatkan sinarnya. Allah melihat dari bukan berapa banyak yang dikurbankan, tapi seberapa besar keikhlasannya dalam berkurban. (EDN/ESP)