Sepuluh mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) mendapatkan hadiah dari Bank Mandiri. Sejumlah mahasiswa UII ini merupakan pengguna rekening mandiri untuk membayar SPP ke UII. Seremonial penyerahan hadiah dilaksanakan pada Selasa (5/12) di Gedung Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII.

Sepuluh mahasiswa tersebut di antaranya, Siti Musyawwirriatun Tyasing Ratri, Komarul Ikhwan, Fabian Pasha Bagastama, Khoirul Nizam, Muhammad Rafi Rizqullah, Devan Alingga Abda, Danang Kristanto, Barlian Malika Satino, Nurul Alaika, dan Muhammad Tursino.

Turut hadir dalam penyerahan hadiah Furqon, S.E. selaku Direktur Keuangan dan Anggaran, Arif Fajar Wibisono, S.E, M.S.c. selaku Direktur Pembinaan Kemahasiswaan, Rifqi Sasmita Hadi, S.E., M.M., selaku Kepala Bidang Humas, dan Bambang Suratno, S.T., M.T., Ph.D., selaku Kepala Divisi Kemitraan Dalam Negeri.

Selain itu, dari pihak Bank Mandiri, Vidiandika Wisnu Adicandra selaku Officer Transaction Banking Retail Bank Mandiri Area Yogyakarta, Nita Triyuniyati selaku Branch Manager Mandiri UII dan Rizky Fahasin Khuluqi selaku Staf Transaction Banking Retail Bank Mandiri Area Yogyakarta.

Livin’ by Mandiri yang merupakan super apps dengan tagline digital dan kekinian gencar mengadakan media awareness di berbagai kampus guna meningkatkan user Livin’ pada generasi Z. Dengan adanya program racing pembayaran VA melalui Livin’ diharapkan Mahasiswa/i lebih mengenal lagi dan tertarik untuk menjadi bagian dari Bank Mandiri.

Bank Mandiri menghadirkan pembayaran kampus lewat virtual account (VA), yang dapat diakses melalui all channel Bank Mandiri seperti Livin’, ATM, Agen, dan counter Teller.

“Hal ini harapannya menjadi penyemangat mahasiswa untuk menggunakan transaksi dengan bank yang dia pakai yang paling nyaman digunakan, untuk Bank Mandiri mudah-mudahan ini jumlah pemenang harapannya lebih bertambah,” ungkap Furqon.

Ia mengungkapkan juga bahwa UII memiliki banyak Bank mitra, ada 10 Bank mitra yang mana 5 Bank mitra untuk penerimaan dari mahasiswa yaitu Bank mandiri, Bank Muamalat, Bank Syariah Indonesia, Bank Bukopin dan BPD Syariah. Selain itu juga Bank BRI, Bank BTN, BTN Syariah dan Bank Niaga.

Sementara Vidiandika Wisnu Adicandra yang akrab disapa Candra menjelaskan bahwa sistem pemilihan 10 mahasiswa yang mendapatkan hadiah ini bersyarat dengan mahasiswa/i UII yang harus melakukan pembayaran VA kampus terlebih dahulu, kemudian setiap transaksi finansial dihitung by poin.

Lebih lanjut, ia ungkap harapannya kepada sepuluh mahasiswa UII yang mendapatkan hadiah dari Bank Mandiri tersebut.

“Harapannya nanti mahasiswa tersebut dapat menjadi ambassador dan mengajak teman-teman yang lain untuk segera join Livin’ by Mandiri karena banyak program menarik, cocok dengan anak muda, serta super lengkap memenuhi kebutuhan finansial sehari-hari seperti bayar kuliah, isi token listrik, top up e-wallet, e commerce, investasi dan lain sebagainya,” pungkasnya. (LMF/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kewirausahaan hijau dan inovasi berkelanjutan di lingkungan perguruan tinggi. Berkolaborasi dengan Erasmus+ CBHE ANGEL Project Team UII dan Pusat Ekonomi Inovasi dan Akselerasi Bisnis (PEIAB), diselenggarakan penyerahan draft Peraturan Universitas Tentang Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada Rabu (6/12), di Lantai 3 Gedung Fakultas Hukum (FH) UII. Read more

Mahasiswa Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) Universitas Islam Indonesia (UII) mempresentasikan rencana penataan kawasan Bandengan-Karangsari, Kendal pada Selasa (5/12) di Hotel Westlake, Sleman sebagai rangkaian dari program pengabdian. Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ngaji Bareng dengan tema Meneladani Khazanah Tafsir Al-Quran di Indonesia pada Senin (4/12) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir, Kampus Terpadu UII. Ngaji bareng menghadirkan Prof. Dr. Quraish Shihab, Lc., M.A. dan K.H. Ahmad Baha’uddin Nursalim sebagai narasumber.

K.H. Ahmad Baha’uddin Nursalim atau biasa dikenal dengan Gus Baha dalam ceramahnya mengatakan bahwa Indonesia yang damai ini tidak lepas dari peran kitab-kitab yang datang ke Indonesia.  Misalnya, arti kemenangan.

“Arti kemenangan itu tafsir yang datang ke kita dan yang paling terkenal adalah tafsir Munir karangannya Syekh Nawawi Al Jawi, itu beliau menyebut kemenangan umat Islam itu kemenangan logika, logika bahwa alam raya ini dimulai dari satu Tuhan yang berstatus wajibul wujud. Tentu lebih masuk akal ketimbang logika yang lain. Misalnya, logika nihilism bahwa alam ini dimulai dari ketiadaan. Karena itu lahir satu teori ketiadaan menciptakan yang ada,” tutur Gus Baha.

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Al-Quran Lembaga Pembinaan Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Quran Rembang ini dalam kesempatannya menerangkan makna dari Q.S. Al Maidah ayat 56, yakni “Barang siapa yang mempertuhankan Allah dan mengikuti semua aturan-Nya, maka para pengikut Allah itulah yang akan menjadi pemenang.”

“Jadi, kemenangan umat Islam yang permanen itu adalah kemenangan logika. Kalau kemenangan perang, kemenangan bernegara, kemenangan sosial orang Islam ya pernah kalah. Zaman Nabi ‘Sugeng’ saja pernah mengalami kalah periode Mekah. Ketika periode Madinah juga pernah mengalami kalah di peristiwa Perang Uhud, tapi kalah-kalah sosial ini tidak ada pengaruhnya dengan kalah secara logika. Logika bahwa alam ini dimulai dari satu Tuhan (wajibul wujud) tentu lebih mudah dicerna,” terang Gus Baha.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa tafsir yang datang kepada kita itu mempunyai latar belakang cerita maupun peristiwa yang berbeda-beda, Oleh karena itu, jangan bersikap ekstremis dalam mengambil/memaknai ajaran tafsir yang datang ke Indonesia.

“Andaikan kita meneladani tafsir-tafsir yang ada di Indonesia, kita ini pasti menguatkan aqidah. Bukan menang kalah urusan sosial, urusan apalah, itu urusan kedua ketiga lah syukur-syukur menang. Tapi kalau itu kita paksakan itu yang nomor 1 pasti kita sering kecewa,” tuturnya.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa dalam kitab Fathul Bari karya Shahih Al-Bukhari dijelaskan kemenangan umat islam itu adalah aqidah. Artinya, ketika islam bahkan belum kuat, akan tetapi hujjahnya saja itu sudah menang. Karenanya, Syekh Nawawi mengatakan bahwa yang harus menang itu adalah hujjahnya.

Sementara itu, Prof. Quraish Shihab menyampaikan sebuah pelajaran yang dapat dipetik dari asbabun nuzul salah satu ayat Al Qur’an yang turun setelah perang Uhud. Beliau mengatakan bahwa sebagian sahabat nabi meninggalkan medan perang, bahkan diduga ada yang terguncang imannya, sehingga meninggalkan Islam.

“Ada satu penafsiran yang saya anggap baik sekali dari seorang pemikir Al Jazair Malik bin Nabi, beliau berkata ayat ini pelajaran bagi kita semua bahwa jangan menilai baik buruknya sesuatu dengan mengaitkannya pada sosok yang mengucapkannya,” tutur Prof. Quraish Shihab.

Prof. Quraish Shihab mengemukakan sahabat-sahabat yang meninggalkan medan perang dan meninggalkan agama Islam mungkin karena mereka hanya mengagumi sosok nabi pada saat hidupnya saja, dan begitu tersebar bahwa beliau wafat, maka mereka meninggalkannya.

“Ini karena mereka mengaitkan kebenaran dengan sosok manusia, jangan pernah menilai baik buruknya sesuatu karena ada materi. Jangan pernah mengaitkan baik buruknya susuatu karena ini diucapkan oleh profesor ini itu dan sebagainya. Nilailah baik buruknya sesuatu itu dari idenya bukan dari orangnya. Walaupun itu diucapkan oleh nabi Muhammad SAW, selama ucapan itu bersumber dari pribadi beliau bukan dari Allah SWT,” tutur Prof. Quraish Shihab.

Beliau juga berpendapat bahwa ini adalah pilihan yang baik untuk mengingatkan kita ketika membaca ataupun menilai suatu tafsir-tafsir dari siapapun orang yang kita kagumi. Maka, jadikanlah kebenaran atau baik-buruknya sesuatu itu berdasarkan ide yang disampaikan.

Prof. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa tafsir karya ulama Indonesia itu cukup banyak, akan tetapi tidak banyak yang lengkap 30 Juz. Lalu, tidak banyak juga tafsir yang ditulis dalam bahasa melayu (bahasa Indonesia). Maka, itu adalah hal yang perlu dirintis pada saat ini.

“Yang penting, jangan pernah menduga sekali-kali bahwa kita bangsa Indonesia tidak mampu melebihi bangsa-bangsa lain walaupun yang bahasa ibunya yang bahasa Al Qur’an. Sekali lagi, kita mampu asal kita mau belajar,” tandas Prof. Quraish Shihab. (JRM/RS).

Universitas Islam Indonesia (UII) senantiasa berupaya menguatkan jejaring kemitraan strategis dalam negeri, salah satunya dengan menjadi bagian Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) atau Jejaring Perguruan Tinggi Nusantara. Mengenai hal ini, UII hadir dalam pertemuan nasional NUNI 2023 di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang digelar pada 21-24 November. Read more

Dalam dunia yang semakin tanpa batas, fenomena internasionalisasi merupakan suatu keniscayaan yang terjadi pada berbagai sektor, termasuk di dunia pendidikan tinggi. Bagi Universitas Islam Indonesia (UII), internasionalisasi merupakan langkah strategis yang dilandasi oleh visinya sebagai universitas yang diakui di tingkat internasional. Read more

Menyadari pentingnya kontribusi jurnal di sektor pendidikan, Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan bimbingan teknis tata kelola manajemen jurnal dan dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi pengelolaan jurnal. Acara yang diselenggarakan pada Kamis (30/11), di Gedung Prof. Dr. Sardjito UII ini menghadirkan Kepala Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Universitas Negeri Semarang, Dr. Evi Widowati, S.KM., M.Kes., sebagai pembicara. Read more

International Mobility Week UII kembali digelar pada Kamis (30/11). Kali ini, acara dilaksanakan dalam bentuk Online Lecture Series melalui platform Zoom Meeting dengan tema utama Transforming Education Through Artificial Intelligence (AI). Acara ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta masyarakat umum mengenai perkembangan terkini di dunia kecerdasan buatan. Read more

Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana Universitas Islam Indonesia (SPMKB UII) menyelenggarakan seminar bertajuk “Save the Earth, Save Yourselves. Think Green, Be Green, and Stop Polluting” sekaligus peresmian kolaborasi antara SPMKB UII/UIIPeduli. Seminar menghadirkan Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, Ir. Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D. dan Andriyas Aryo Prabowo, M.Si. dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah Sleman sebagai pembicara. Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah cacah profesor untuk bidang ilmu hukum pidana serta bidang media dan jurnalisme. Kali ini jabatan akademik tertinggi tersebut diraih oleh Hanafi Amrani, S.H., M.H., LL.M., Ph.D. dan Dr.rer.soc. Masduki, S.Ag., M.Si.. Keduanya menerima Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia bersamaan pada Senin (27/11) di Gedung Kuliah Umum, Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII. Read more