Ini Keutamaan Menuntut Ilmu dari Guru

imam al ghazali - berita uii

Meski zaman sudah serba online, namun menuntut ilmu dari guru secara langsung dinilai lebih utama dibandingkan hanya dengan membaca buku atau kitab. Menerima ilmu secara lisan dan bertemu dengan guru menciptakan kesinambungan ilmu yang tidak terputus. Sementara membaca buku juga baik, namun tidak terjalin kesinambungan ilmu secara langsung dari guru ke murid.

Sebagaimana disampaikan Ustadz Muhammad Rezki Hr, Ph.D, seorang alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta pada kajian bertema “Menerima Ilmu dari Para Guru” yang berlangsung di UII belum lama ini. Kajian ini diselenggarakan Lembaga Dakwah Universitas Islam Indonesia (Kodisia UII) di bawah naungan Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam UII.

Ustadz Rezki mendasarkan pemaparannya itu pada Kitab Hilya Tholibil ‘Ilmi karya Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid. Menurutnya, terdapat tiga alasan mengapa seseorang harus belajar dari guru, tidak cukup hanya membaca buku. Guru ibarat jalan pintas, ilmunya cepat dipahami, dan adanya ikatan antara penuntut ilmu dengan guru. “Waktu untuk membaca dan memahami dengan benar dibutuhkan waktu lama. Maka sebagai jalan pintas ia dapat belajar dari guru yang sudah menguasainya,” ucapnya.

Dalam masyarakat Arab juga ada pepatah, “Barangsiapa yang masuk dalam ilmu sendirian maka ia akan keluar sendirian.” Maksudnya adalah penuntut ilmu tersebut tidak akan mendapatkan apa-apa atau jika ia memasuki suatu cabang ilmu tanpa ada guru maka ia keluar dengan tangan kosong. Sebab dibutuhkan penuntun dan petunjuk bagi penuntut ilmu jika ingin menguasai suatu cabang ilmu.

“Ilmu adalah produk, produk itu ada yang membuatnya. Dengan demikian jika ilmu itu produk maka harus diajarkan oleh seseorang yang mahir atau kompeten. Orang mahir di sini bisa guru, ulama, syaikh, profesor, dan sebagainya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menjabarkan kelemahan metode belajar hanya dari membaca buku. Di antaranya seperti kekeliruan dalam membaca, terdapat versi baru atau perbaikan dari isi kandungan buku yang belum diketahui pembaca, kesalahan penulisan, pengarangnya tidak dapat terjamin untuk dipercaya, terdapat satu dua huruf yang tidak terbaca, dan kesalahan dalam memahami suatu istilah.

Untuk itu, ia mengajak semua jamaah bersyukur sebab di zaman sekarang perkembangan teknologi semakin maju sehingga ada kemudahan menimba ilmu dari guru tanpa bertatap muka. Jika tidak dapat bertemu secara langsung dengan guru atau ulama karena jarak, maka dapat dilakukan dengan video conference, video call, direkam, atau melalui kajian-kajian yang tersebar di media sosial.

Selain itu, banyak orang di zaman sekarang yang sudah pandai dalam membaca dan menulis. Hal ini memudahkan dalam memahami suatu cabang ilmu. “Kesimpulannya adalah zaman sekarang keadaan lebih mudah daripada zaman dulu dalam proses belajar kepada guru,” pungkasnya. (SF/ESP)