Kebutuhan Akan Data Statistik Semakin Tinggi

Kebutuhan dunia pendidikan akan data statistik saat ini semakin tinggi. Universitas Islam Indonesia (UII) merupakan adalah salah satu diantaranya yang sadar akan pentingnya kebutuhan data statistik tersebut. Perhatian UII Nampak dari apresiasi yang diterima sebagai salah satu universitas dengan layanan Pojok Statistik terbaik di Indonesia. 

Pencapaian tersebut tidak lepas dari kolaborasi yang baik antara UII dengan Badan Pusat Statistik (BPS) RI dan BPS Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Baru baru ini, pada Selasa (31/10), diselenggarakan kegiatan “Benchmarking ke Pojok Statistik UII”. Acara yang digelar di Ruang Audio Visual Gedung Moh. Hatta, Perpustakaan Pusat UII ini membahas tentang perkembangan Pojok Statistik UII serta pembenahan sekiranya diperlukan.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., dalam sambutannya mengemukakan akses data menjadi lebih mudah dengan adanya Pojok Statistik. “Keberadaan Pojok Statistik memberikan manfaat yang cukup besar bagi kualitas penelitian yang dilakukan oleh dosen-dosen di lingkungan UII, tentunya keberadaan dan kemudahan akses data untuk melaksanakan penelitian ini menjadi suatu yang sangat penting untuk kita mudah menjalankan, melakukan penelitian-penelitian di bidang ilmu,” sebutnya.

Keberadaan Pojok Statistika memberikan jaminan kemudahan bagi penggunanya, hal ini ditegaskan oleh Jaka Nugraha. “Tentunya manfaatnya tidak hanya kepada penelitian, tetapi bagi kami dalam menjalankan proses pendidikan, khususnya di Prodi Statistika jelas menjadikan media, menjadikan cepat belajar adik-adik mahasiswa kita,” tegasnya singkat.

Prof. Jaka Nugraha berharap kerja sama yang baik antar instansi terkait dapat terus terjalin, dan memberikan dampak baik bagi bangsa dan negara. “Kita sudah menjalin hubungan erat dengan BPS DIY maupun BPS pusat, maupun dengan STIS yang sudah berjalan cukup erat, mudah-mudahan dengan kunjungan ini semakin mempererat kolaborasi dan kerja sama kita, dan kemudian hari tentunya menghasilkan produk-produk, karya-karya yang bisa bermanfaat untuk bangsa dan khususnya bagi pendidikan statistika di Indonesia,” harapnya sekaligus menutup sambutan.

Sementara Direktur Diseminasi Statistik BPS RI, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami, S.Si., M.Si., menyambut baik perkembangan Pojok Statistik dari berbagai daerah di Indonesia. “Sebetulnya pertumbuhannya sangat cepat dari yang sebetulnya kami siapkan, diwajibkan oleh pimpinan hanya satu saja pojok statistik per-provinsi, tetapi saat ini sudah berkembang, dikembangkan oleh perguruan tinggi dengan biaya mandiri dan sekarang jumlahnya sudah 108 pojok statistik,” ujarnya.

Diadakannya Pojok Statistik di berbagai Perguruan Tinggi adalah cara BPS RI dalam merespons kebutuhan data statistik yang tinggi di kalangan civitas akademika. “Pembangunan pojok statistik ini diawali dengan niat baik untuk meningkatkan layanan kepada civitas akademika karena pengguna utama data-data PPS 59% berasal dari perguruan tinggi, yang 20% baru dari pemerintah,” imbuhnya.

Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami yakin proses pendataan dari desa akan semakin mudah dan efisien seiring berkembangnya sistem data statistika. “Data-data yang akan dihasilkan dari desa akan sangat bermanfaat bagi pemerintah untuk meningkatkan kebijakan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, dan lebih efisien dalam menggunakan anggaran-anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah,” pungkasnya.

Pada sesi pemaparan materi, pengelola Pojok Statistik UII, Septi Kartika Dini S.Si., M.Si., dan Galuh Widyastuti SST, M.Ec.Dev., menyampaikan alasan dibangunnya Pojok Statistik UII di Perpustakaan Pusat UII. “Ini agar dapat diakses oleh semua civitas akademika UII, tidak hanya dari Jurusan Statistika, bisa dikunjungi oleh semua mahasiswa dari semua jurusan,” papar Septi Kartika Dini dan Galuh Widyastuti.

Agen Statistik yang membantu layanan Pojok Statistik memiliki tugas layaknya seorang konsultan dalam mengakses data statistika. “Tugas agen adalah membantu pengunjung Pojok Statistik dalam permasalahan mulai dari akses data, maupun ada beberapa tambahan konsultasi dan penelitian,” terang Septi Kartika.

Menurut Galuh Widyastuti, anggaran merupakan salah satu tantangan dalam proses peningkatan layanan Pojok Statistik. “Dan ini beberapa tantangan kami, ketersediaan dana ini menjadi pr bersama, meskipun ketersediaan anggaran saat ini belum ada kita semua berharap bahwa pojok statistik ini kalau kata pak Edi tidak boleh mati, sesuatu yang sudah kita hidupkan itu tidak boleh dimatikan,” tambahnya. 

Mengakhiri paparannya, Galuh Widyastuti dan Septi Kartika Dini mengajak seluruh agen statistik dan seluruh civitas akademika UII untuk berjuang bersama membangun Pojok Statistika, guna layanan data yang lebih baik. “Mari kita bersemangat dengan berbagai keterbatasan yang ada, kita tetap membangun pojok statistik untuk semakin maju dan sukses ke depan. Ini kami tidak sebut sebagai keterbatasan tapi tantangan, karena kalau kita sebutnya keterbatasan malah menjadi pesimis, tapi kalau tantangan kita bisa mencari solusi bagaimana cara mengatasi ini semua,” pesannya sekaligus mengakhiri paparan. (JRS/RS)