Pondok Pesantren UII Bahas Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Islam adalah agama toleran, dibawakan oleh Rasulullah saw., yang menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin). Dengan demikian, agama menghargai hadirnya keberagaman pemikiran yang muncul di masyarakat. Mengenai itu, Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan Program Kaderisasi Ulama (PKU) Angkatan XVII Universitas Darussalam (Unida) Gontor menggelar Workshop Seminar Pemikiran dan Peradaban Islam, pada Senin (30/10). 

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kampus Pondok Pesantren UII Putra, Condongcatur. Agenda kolaboratif tersebut turut menghadirkan lima pembicara yang berasal dari PKU Gontor serta santri Pondok Pesantren UII.

Pada sambutannya, Ustaz Dr. Suyanto, S.Ag., M.S.I., M.Ag. selaku Pengasuh Pondok Pesantren UII Putra, menyampaikan pesan Rasulullah saw. terkait posisi majelis ilmu atau zikir yang disandingkan dengan taman-taman surga. Meskipun tema pembahasan beragam, semua tajuk menunjukkan gerakan pemikiran dan peradaban Islam yang saling berhubungan.

“Apa yang kita lakukan malam ini adalah meneruskan warisan Rasulullah dengan mengkaji, karena hakikatnya apa yang kita kaji itu sesungguhnya adalah Alquran,” tuturnya.

Menurutnya, forum ilmiah tersebut menjadi momentum untuk menghidupkan ilmu. Status ilmuwan (‘alim) sendiri, menurut hadis, lebih tinggi daripada seorang hamba (‘abid). 

“Kita mengasah kemampuan ilmiah kita. Kehidupan yang menentukan itu adalah seorang pemikir. Laju kehidupan itu yang menggerakkan itu pemikir, akademisi, filsuf, yang lain mengikuti gerakan para akademisi,” ucapnya. Ustaz Suyanto juga berharap agar kerja sama antara Gontor dan UII dapat terus bersinergi.

Agenda seminar tersebut merupakan projek diseminasi sebagai pertanggungjawaban proses pendidikan peserta PKU. Dosen Pendamping PKU Unida Gontor, Ustaz Dr. Moh. Isom Mudin, M.Ud., berharap agar kegiatan seminar menjadi kesempatan menambah pengetahuan. “Ada tabadul ‘ilmi, ada istilahnya pergantian, tukar wacana yang itu saling melengkapi satu sama lain. Itu yang kita harapkan,” harapnya. 

Setelah para partisipan PKU mengikuti kegiatan pembelajaran keagamaan secara mendalam (tafaqquh fi al-din), inisiasi pengabdian kepada masyarakat di masa mendatang dimulai dengan acara diseminasi.

Adapun sejumlah tema menarik yang didiskusikan selama proses seminar meliputi “Problematika Metode Sosio Historis Abdullah Saeed dalam Penafsiran Al-Qur’an: Studi Kritis”, “Problem Otoritas Keilmuan di Perguruan Tinggi Indonesia: Studi Kasus Perjokian Ilmiah”, “Analisis Kausalitas Pernikahan Endogami LDII: Telaah Kritis Konsep Kafaah”, serta ”Studi Komparatif Tentang Kegilaan sebagai Pengalaman Spiritual: Perspektif Timur dan Barat.” (JRM/RS)