,

Mahasiswa KKN UII Selenggarakan Pelatihan dan Simulasi Penanganan Bencana

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Indonesia (UII) Angkatan 55 Tahun 2017 Unit SL- 436, 437 dan 438 menyelenggarakan acara pelatihan dan simulasi Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan Mitigasi Bencana yang bertempat di Balai Desa Wukirharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Kamis (10/08). Kegiatan ini merupakan program KKN yang bertemakan “Disaster Risk Reduction Based Community”, yakni pemberdayaan masyarakat melalui program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat dan sebagai bentuk partisipasi Mahasiswa KKN yang berlokasi di Desa Wukirharjo dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi dan penanganan gawat darurat serta sebagai upaya penguatan kelembagaan tangguh bencana yang sudah ada di Desa Wukirharjo.


Hadir pada kesempatan tersebut, Ir. Agus Taufiq, M.Sc. selaku Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan yang juga sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) I yang memberikan sambutan. Ia menekankan pentingnya penguatan kelembagaan dan pengetahuan mengenai pengurangan risiko bencana, “Pengetahuan teknik-teknik sederhana dalam penanganan bencana yang sampaikan oleh tim SAR Polda DIY dapat diterapkan oleh masyarakat atau lembaga siaga bencana di Desa Wukirharjo, nantinya dapat disampaikan kepada masyarakat lain sehingga menjadi semakin siap tanggap, sigap serta siaga saat menghadapi situasi darurat bencana yang bisa datang kapan saja”, paparnya.

Acara tersebut juga hadiri oleh Lambang Aji S., ST selaku DPL II, anggota tim Search and Rescue (SAR) Dit Sabhara Polisi Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (POLDA DIY), perangkat pemerintah desa, anggota Kampung Siaga Bencana (KSB) Desa Wukirharjo, Tim Relawan Bandung Bondowoso serta dihadiri oleh tokoh masyarakat di Desa Wukirharjo.

Materi yang diberikan antara lain mengenai penguatan kelembagaan (capacity building) KSB yang disampaikan oleh Mahasiswa KKN UII, dilanjutkan dengan pemaparan dari AKBP Wisnu Jaka Saputra, SH, S.IP, MM. dimana ia mengenalkan daerah rawan bencana melalui pemetaan rawan bencana dan pemetaan jalur evakuasi. Ia juga memberikan edukasi mengenai pengurangan dampak risiko bencana dengan mengajak masyarakat peduli lingkungan sekitar sekaligus meningkatkan kesadaran terhadap bencana (melek bencana).

Dalam paparannya, ia menjelaskan indikasi-indikasi yang menunjukkan bahwa Wukirharjo termasuk dalam daerah rawan bencana, “lokasinya berada di jalur gempa yang pernah terjadi pada 2006 dan menyebabkan keretakan tanah lempeng sekaligus memiliki kontur tanah yang curam dengan kemiringan 25 derajat. Dengan karakter geografis tersebut, maka wilayah ini memiliki potensi bencana gempa dan tanah longsor”, lanjutnya.

Ia juga memberikan edukasi cara menanggulangi bencana tanah longsor antara lain dengan menggunakan metode terasering pada tanah miring, menanam pepohonan bergetah yang dapat mengikat air sehingga bisa mencegah terjadinya longsor, dan mengurangi risiko tersebut dengan tidak mendirikan bangunan di daerah yang berpotensi terjadinya longsor

Selain mengikuti pelatihan, dihari kedua (10/8) masyarakat dan anggota KSB terlihat antusias mengikuti simulasi PPGD dengan turut aktif dalam kegiatan simulasi bencana yang berlangsung selama 120 menit. Mereka dibuat seolah-olah sedang menghadapi situasi bencana dan diharuskan untuk melakukan penanganan pertama pada korban.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama tiga hari, dimana materi pada hari pertama mengenai pengenalan daerah rawan bencana, hari kedua mengenai pelatihan dan simulasi PPGD, dan hari ketiga (12/8) mengenai mitigasi. Materi mitigasi menghadirkan pembicara Drs. Sri Hariyoto, MSc., ketua tim relawan Sekretariat Bersama (Sekber) Jogja Bersatu. (MNA)