Mahasiswa UII Sabet Dua Predikat Juara Lomba Karya Tulis llmiah Nasional

Mahasiswa UII kembali meraih juara dalam kompetisi bergengsi. Vania Lutfi Safira Erlangga dan Anisa ‘Izzati dari FH UII berhasil meraih Juara II sekaligus Penghargaan Best Paper dalam lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional di Fakultas Hukum Universitas Mataram. LKTI bertema “Formulasi Hukum Menuju Era Bebas Pandemi” ini dilakukan secara daring pada babak penyisihan. Sedangkan pada babak akhir, 10 besar peserta terpilih mengikuti tahap presentasi di lokasi perlombaan.

Di perlombaan ini, Vania dan Anisa mengangkat karya tulis “Penangguhan Hak Paten Terhadap Vaksin Ditinjau dari Implementasi Aspek Fleksibilitas Paten Nasional Guna Mewujudkan Era Bebas Pandemi”.  Anisa mengatakan karyanya dilatarbelakangi realita sosial, terkait terbatasnya pengadaan vaksin di beberapa negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan, terbatasnya pengadaan vaksin ini, salah satunya disebabkan oleh adanya monetisasi vaksin oleh negara maju pemilik hak paten vaksin. Hal ini membuat negara-negara berkembang di dunia merasa kesulitan untuk mendapatkannya, terutama dengan tingginya harga yang ditawarkan akibat dari monetisasi vaksin tersebut.

Dalam penulisannya, mereka dibimbing oleh Prof. Dr. Budi Agus Riswandi, S.H., M.Hum. yang merupakan Guru Besar Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan salah satu Dosen Fakultas Hukum UII.

Selanjutnya, Vania mengatakan penulisan karya tulis ini memakan waktu kurang dari satu bulan di tengah kesibukan kampus seperti magang dan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia mengaku banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, termasuk dosen, kakak tingkat pendamping, hingga teman-teman mahasiswanya. 

“Keberhasilan kita ini selain dengan bantuan dosen dan kakak pendamping, juga tidak terlepas dari bantuan teman-teman terdekat yang sangat mendukung kita, terimakasih,” ucap Anisa.

Anisa juga mengungkapkan bahwa ini pertama kalinya, ia mengikuti LKTI. Menurutnya banyak ilmu yang dapat dipelajari dari LKTI ini, terlepas dirinya menang atau kalah. “Untuk mahasiswa-mahasiswa lain yang mungkin merasa takut untuk memulai sesuatu, takut salah atau takut tidak kompeten, itu tidak usah takut. Karena menang atau kalah itu bukan suatu hal yang perlu dipikirkan,” ujarnya.

“Sebagai mahasiswa hukum, kita perlu memiliki tingkat analisis yang tinggi terhadap suatu hal, dan bagaimana cara kita menanggapinya adalah salah satunya dengan menulis. LKTI ini dapat menjadi salah satu wadah untuk menuangkan pikiran dan belajar cara menganalisis suatu isu. Dengan mengikuti lomba ini, kita belajar bertukar pikiran dengan banyak orang, dengan dosen-dosen di luar sana, dan sebagainya. Perbanyaklah menulis, karena tulisan itu adalah sesuatu yang bakal terkenang selamanya,” ucapnya.

Keduanya berharap karyanya dalam lomba ini dapat menjadi salah satu sumbangsih ide di kala pandemi. Mereka optimis UII dapat terus mendukung mahasiswa-mahasiswanya dalam mengikuti perlombaan-perlombaan tingkat nasional meski masih dalam masa pandemi. Sebab, dengan hal ini menurut mereka, nantinya dapat membantu mengharumkan nama kampus dan memacu rasa kompetisi di dalam diri setiap mahasiswa. (EDN/ESP)