Mahasiswa UII Teliti Manfaat Jamur Kancing Bagi Pengobatan Diabetes

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diidap warga Indonesia. Data Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2013 menyebut ada sebanyak 12 juta kasus DM pada orang dewasa. Hal itu disebabkan karena masyarakat Indonesia yang belum menerapkan pola hidup sehat dan juga masalah harga obat yang terlampau tinggi sehingga tidak bisa diakses kalangan menengah ke bawah. Pengembangan obat alternatif dengan keanekaragaman hayati yang melimpah bisa menjadi solusi alternatif pengobatan menyakit DM. Salah satunya yaitu jamur kancing yang mengandung kadar vitamin D yang tinggi.

Melihat peluang tersebut, Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) mulai mengembangkan karya inovasi dengan menggunakan bahan dasar jamur kancing. Mahasiswa yang melakukan penelitian ini antara lain Muhammad Hanif Ardiansyah (FK 2015), Fibriani Endah Puspa Dewa (FK 2015), dan Dias Sintya Dewi (FK 2016) di bawah bimbingan dr. R. Edi Fitriyanto, M.Gz selaku dosen FK.

Hanif Ardiansyah selaku ketua dari penelitian ini mengatakan sebelumnya sudah ada penelitian mengenai kandungan vitamin D pada jamur kancing. “Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, telah diketahui bahwa jamur kancing memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik dan dapat menjadi terapi alternatif untuk DM. Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih lanjut tentang pengaruh konsumsi jamur kancing terhadap DM, sehingga akan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap manfaat salah satu panganan yang sering dikonsumsi ini,” katanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari data apakah terdapat hubungan pemberian ekstrak metanol jamur kancing terhadap kadar Malondialdehida (MDA) yang terbentuk pada saat terjadi peroksidase asam lemak bebas dalam darah yang merupakan salah satu penyebab pada DM.

Fibriani Endah juga menambahkan untuk menelitinya, mereka menggunakan hewan coba yaitu tikus galur wistar yang dibagi dalam beberapa kelompok yang berbeda dan diberi perlakuan berupa ekstrak jamur kancing yang berbeda tiap kelompoknya. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak jamur kancing terhadap kadar MDA.

Disampaikan oleh Dias Sintya ke depannya diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan secara khusus dalam bidang kedokteran dan dapat dipublikasikan di jurnal ilmiah. (RRA/ESP).