Memahami Kunci Berbisnis dari CEO Ingenio

Departemen Kewirausahaan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (Kewirus FK UII) mengadakan webinar kewirausahaan pada Minggu (9/1). Webinar yang menghadirkan CEO Ingenio, dr. Natanael Untario, M. Biomed ini bertujuan mengedukasi mahasiswa FK UII agar lebih terbuka akan peluang berwirausaha. Ingenio sendiri merupakan platform terbesar pelatihan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) di Indonesia.

Natanael menceritakan berdirinya Ingenio pada tahun 2012 yang berawal dari keprihatinannya terhadap tingginya angka gagal UKMPPD. Ia menilai bimbingan yang ada dahulu kurang maksimal karena hanya berbasis soal yang sama tanpa pemahaman yang mendalam. “Apa yang akan terjadi jika soal yang dikeluarkan saat ujian berbeda saat berlatih?” tanyanya kepada peserta.

Selain hal tersebut dia juga mengungkapkan permasalahan yang sudah menjadi rahasia umum dalam dunia perkuliahan kedokteran biasanya memiliki keunikan sendiri-sendiri. Sehingga di Ingenio soal dan jawaban yang diajarkan adalah yang biasa dipakai di ujian UKMPPD secara nasional secara intensif dan mendalam. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan angka kelulusan.

“Ingenio bisa berhasil hingga tersebar di puluhan kota di Indonesia adalah karena memegang prinsip sebuah bisnis di mana menawarkan solusi atas suatu permasalahan,” jelasnya.

Selanjutnya Ia menyampaikan salah satu poin penting adalah batas berkompromi dalam menjalankan sebuah usaha. Menceritakan sebuah pengalamannya ada salah seorang peserta pelatihan yang menawarkan untuk privat sendiri dibandingkan mengikuti kelas biasa yang biasanya berisi sekitar 20 orang.

“Per orang biasanya membayar 4.5 juta dan dia bersedia membayar 90 juta demi privat, namun kami tolak,” ceritanya. Alasannya menolak adalah karena salah satu nilai yang Ingenio ajarkan selama pelatihan adalah kompetitif dan hal tersebut tidak bisa ditawar.

Tantangan baru yang dihadapi oleh Ingenio adalah pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan kegiatan berlangsung secara luring. ”Padahal salah satu ciri Ingenio adalah bonding dan kebersamaannya. Akhirnya tutor memutuskan mau tak mau mengubah proses pelatihan secara daring dan memaksimalkannya. Sebuah kesempatan di tengah kesempitan, akhirnya Ingenio jauh berkembang lebih besar dari sebelumnya pada masa pandemi ini”, imbuhnya bangga.

Ia melanjutkan, dalam sebuah bisnis sangat penting mengetahui “Why” atau alasan customer memilih kita apa?. Tidak kalah penting adalah “How” atau bagaimana mempertahankan customer untuk terus memilih kita dan bahkan menarik customer lain. Seorang pebisnis tidak mungkin bisa menjangkau semua pasar. Jadi fokuslah pada pasar usaha kita. 

Faktor yang juga penting diperhitungkan bagi seorang pengusaha adalah melek teknologi. Kini bukan lagi 4.0, namun sudah masuk 5.0 persaingan sudah berubah dari konvensional menuju era digital. “Revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada komponen teknologi sekaligus kemanusiaannya,” jelasnya.

Menanggapi banyak pertanyaan dari audiens, dr. Natanael berpesan jika kunci sukses dalam berbisnis adalah mencobanya. Tiap bisnis akan memiliki permasalahan khasnya sendiri yang bahkan terkadang tak bisa disamakan dengan pengalaman orang lain. “Coba dan pelajari kegagalan, kalau dua tahun masih belum berhasil baru kita boleh berhenti. Sebelum itu jangan,” tandasnya. (UAH/ESP)