Membuat Video Pembelajaran Anatomi Menarik

Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan webinar “Discover the Basic Neuroscience through Anatomy” pada Sabtu (09/10). Acara ini bertujuan mengupas perkembangan anatomi dan bagaimana membuat video pembelajaran anatomi yang menarik. Pemanfaatan teknologi kedokteran untuk belajar anatomi juga tak luput dibahas. Salah satunya adalah CT Scan yang berfungsi sebagai alat diagnostik dengan menggunakan sinar-x.

Zainuri Sabta Nugraha, M. Sc, Dosen FK UII membagikan tips cara membuat video pembelajaran anatomi yang bisa dibilang sangat banyak serta kompleks sehingga membutuhkan kompetensi berjenjang. “Dimulai dari morfologi (bentuk), fungsi, anatomi klinis, dan anatomi terapan,” jelasnya.

Proses belajar anatomi memiliki banyak tantangan dan keterbatasan. Penggunaan kadaver (mayat yang diawetkan) membutuhkan perawatan yang rumit dan mahal, apalagi saat proses pembelajaran secara online hal tersebut mustahil.

“Saya berharap proses pembelajaran yang sifatnya digital lebih banyak dikembangkan agar bisa diakses oleh seluruh orang khususnya mahasiswa kedokteran mudah, murah, dimana saja,” katanya.

Pembelajaran digital khususnya dengan video menampilkan bentuk tiga dimensi. Dia juga menawarkan solusi lain dengan storytelling untuk memperkuat ingatan mahasiswa. Namun, sayangnya tidak semua orang mampu membuat storytelling yang sifatnya interaktif dan clue yang mudah diingat. “Dalam pembuatan video ciptakan visual sejelas dan semenarik mungkin. Sebisa mungkin hindari tulisan yang terlalu banyak,” tipsnya.

Dia mengatakan jika anatomi merupakan bidang yang sangat rumit dan kompleks, maka visual yang ditampilkan sejelas dan sedetail mungkin seolah yang melihat bisa membayangkan sebaik mungkin. “Sebelum membuat video tentukan dulu materi dan indikator pencapaian serta memakai ilustrasi yang berkualitas,” tutupnya.

Selanjutnya dr. Aditya Tri Hernowo, Ph. D, dosen FK UII dalam acara itu menjelaskan jika neuroanatomi adalah studi yang lebih kompleks mengenai struktur dan pengaturan sistem saraf. Ilmu studi anatomi otak manusia memiliki sejarah panjang. Sejak masa Yunani Kuno, otak sudah dianggap sebagai organ yang mengatur tubuh manusia.

Pernah terjadi perdebatan antara filsuf dan dokter Yunani Kuno mengenai peran otak terhadap tubuh manusia. Namun, dahulu penelitian menggunakan manusia dianggap tabu sehingga terjadi perlambatan perkembangan. Hingga akhirnya pada tahun 1664 seorang profesor di Universitas Oxford menciptakan istilah neurologi (ilmu yang mempelajari terkait saraf) yang merupakan awal neuroanatomi modern.

Sistem saraf manusia memiliki beberapa tingkatan. dr. Aditya menjelaskan pada tingkat jaringan sistem saraf terdiri dari neuron, glial, dan matriks ekstraseluler. Juga ada digunakannya istilah topografi khusus untuk menunjukkan orientasi dan lokasi. “Contohnya adalah istilah dorsal yang menunjukkan atas dan ventral yang berarti bawah,” jelasnya. (UAH/ESP)