Mencermati Dampak Digitalisasi Bagi UMKM

Digitalisasi bagi pelaku UMKM menjadi persoalan yang cukup penting dewasa ini. Pasalnya, UMKM harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Fleksibilitas UMKM yang terbatas di masa pandemi ini semakin menyulitkan untuk berkembang. Untuk itu, perlu disegerakan digitalisasi bagi UMKM tersebut. Dengan transformasi digital ini diharapkan dapat membantu UMKM untuk dapat lebih survive serta berkembang.

Hal tersebut dikemukakan Pengamat Ekonomi dan Praktisi Pasar Modal Patricia S. Marianne Sumampouw, SE., ME. dalam webinar yang belum lama ini diselenggarakan oleh Program Studi Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. “Menurut survei tahun 2019, penggunaan teknologi ini meningkatkan penghasilan secara keseluruhan sebesar 2,8 T”, lanjut Marianne Sumampouw.

UMKM sendiri menjadi kelompok usaha yang menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Namun sayangnya, tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi ini tidak diberdampak signifikan terhadap pembentukan GDP Indonesia. Hal inilah yang saat ini sedang diperhatikan pemerintah untuk dapat melakukan digitalisasi UMKM guna meningkatkan pendapatan.

Pemasaran melalui E-Commerce dan media sosial menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan produk yang kita miliki kepada calon pembeli. Secara global penggunaan E-Commerce meningkat sebesar 3,3% pada tahun kemarin.

Alita F. Harsaningtyas, Pelaku UMKM- Produk Apron Risum yang hadir sebagai pembicara dalam forum ini mengungkapkan, sebagai pengusaha UMKM pun merasakan dampak penggunaan teknologi dalam memperluas pangsa pasarnya. Dampak yang paling dirasakan oleh Alita dari penerapan digitalisasi ini yakni memperbesar jangkauan pasar serta meningkatkan brand awareness.

“Dukungan pemasaran digital membantu menjangkau pasar secara efektif, efisien, serta terukur. Namun, cepatnya perkembangan teknologi membuat kita tidak boleh Lelah untuk belajar dan beradaptasi serta bersikap,” ujar pengusaha apron ini.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, Dra. Raden Rara Mae Rusmi Surayaningsih, MT. juga menyadari bahwa masalah pemasaran menjadi penghambat utama bagi UMKM untuk berkembang. Perlu kerjasama antara pemerintah, swasta, dan pelaku UMKM sendiri untuk dapat melakukan transformasi digital sehingga UMKM dapat bertahan, bangkit, bahkan semakin berkembang.

Peran pemerintah menjadi pioneer terdepan dalam membantu transformasi digital ini. Pemerintah daerah Sleman pun kini telah memulai upaya untuk membantu pelaku UMKM melalui program mereka yakni penyediaan akses internet gratis serta pembentukan layanan belanja online, baik melalui aplikasi maupun website. Layanan belanja online ini sendiri sudah menghasilkan nilai transaksi sebesar 2 Milyar sejak pertama kali diluncurkan pada Juli 2020. (HIM/RS)