Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Berkehidupan

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan Studium Generale Taklim bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, pada Selasa (19/10).

Umat Islam hanya membutuhkan waktu 23 tahun melalui Rasulullah Muhammad SAW untuk membentuk suatu masyarakat. “Rasul merupakan sosok yang sangat dicintai dengan wajah tampan dan senyum yang hangat,” ujar dr. Arief Alamsyah, MARS, Dosen FK Universitas Brawijaya selaku pembicara.

dr. Arief mengajak mahasiswa untuk meneladani akhlaq Rasulullah, salah satunya adalah dengan memanah. Makna tersirat dalam memanah adalah melatih rasa ikhlas dalam diri seseorang. Setelah memilih target dan menarik anak panah kita harus melepaskannya untuk meraih target.

dr. Arief juga menceritakan jika Rasulullah SAW adalah sosok yang kuat fisiknya, menguasai salah satu bela diri merupakan salah satu hal yang baik. “Meski dalam sejarah Rasulullah SAW diceritakan memiliki kemampuan berperang yang baik, namun Rasul tidak pernah membunuh siapapun. Begitu dijaganya Rasul oleh Allah SWT,” katanya.

Akhlak lain yang bisa ditiru dari diri Rasulullah SAW adalah sabar. Kita bisa melihat sifat tersebut dari usaha beliau menggembala kambing sejak usia 12 tahun. Sedangkan saat ini gaya hidup cenderung serba cepat dengan mobilitas yang tinggi. Tak jarang menghalalkan cara-cara yang buruk untuk meraih suatu hal.

Sifat lain yang bisa ditiru adalah al-amin atau jujur. Contoh sederhana menurut dr. Arief adalah jujur saat mengerjakan soal ujian. Apalagi saat proses pembelajaran online, kesempatan untuk berbuat curang jauh lebih besar. Namun, perlu diingat keberkahan suatu ilmu bukan dinilai dari angkanya namun manfaat yang dibawa sepanjang sisa hidup. Sehingga prinsip hidup jujur harus senantiasa dipegang tak hanya oleh mahasiswa, namun semua umat manusia.

“Profesi dokter jangan sampai membatasi karier kita untuk mencontoh diri Rasul, salah satunya adalah berdagang,” tegasnya.

dr. Arief menceritakan Rasululloh SAW sudah berdagang sejak usia 12 tahun hingga ke Negeri Syam. Lalu, pada usia 25 tahun beliau menjalankan bisnis internasional milik Sayyidatina Khadijah yang lebih besar. Tentunya, itu merupakan hal yang baik serta halal yang bisa ditiru oleh umat Islam.

Tuntutan pekerjaan, masalah sosial, hingga kesulitan ekonomi seringkali membuat manusia merasa sedih bahkan hingga ke tahap stress. Tak jarang juga hal itu membuat orang cenderung bingung dan rapuh, tanpa iman yang kuat jiwa manusia mudah sekali tergoncang. Buruknya adalah saat kesedihan ia lupa akan Allah SWT, hingga mencari pertolongan pada hal yang kurang baik.

“Rasulullah SAW selalu mengingatkan kita untuk dzikrullah (mengingat Allah SWT), semua hal datang dari-Nya, maka saat baik atau sulit ingatlah dan kembalikan semua pada-Nya,” pesan dr. Arief. (UAH/RS)