Menjawab Apa Itu Islam Indonesia

Berdirinya Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai kampus nasional tertua di Indonesia erat dengan pembentukan identitas keislaman dan keindonesiaan. UII menjadi salah satu pionir perguruan tinggi yang menyebarluaskan nilai Islam di Indonesia melalui misi rahmatan lil alamin dan ulil albabnya. 

Mohammad Hatta dan KH. Abdul Kahar Muzakkir merupakan dua diantara banyak nama pendiri UII sekaligus Bapak bangsa Indonesia. Keduanya juga tokoh yang konsisten menyebarkan pesan Islam yang keindonesiaan.  Hal ini diungkapkan oleh Dr. Drs. Yusdani, M.Ag (Ketua Prodi Hukum Islam Program Doktor FIAI UII) dalam webinar bertajuk “Keislaman dan Keindonesiaan” di UII belum lama ini.

Sebagai rahmatan lil alamin, tentunya Islam menjadi agama yang berdiri di atas semua golongan. Islam di Indonesia atau Islam Indonesia merupakan bagian dari umat Islam di seluruh dunia. “Islam itu satu, hanya saja cara mengekspresikan Islam itu yang bervariasi. Secara budaya dan historis banyak sekali ajaran Islam yang sesuai dengan interpretasi dan budaya  di berbagai daerah di Indonesia”, ucap Yusdani. 

“Sumber ajaran kita sama, bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad saw. Islam Indonesia adalah Islam yang dilihat dari unsur perspektif dan sejarah. Sejarah Indonesia tidak dapat dilepaskan dari keislaman. Islam Indonesia juga bukanlah sebuah ajaran Islam dengan mazhab baru. Islam Indonesia itu adalah wacana keislaman yang tidak terlalu ke kanan maupun tidak terlalu ke kiri”, imbuh Yusdani. 

Rahmatan lil alamin juga berarti manfaat ilmu yang ada dalam Al-Qur’an bisa dirasakan oleh semua umat. Al-Qur’an tidak hanya memuat ajaran-ajaran untuk umat muslim melainkan banyak juga ilmu sains yang terkandung di dalamnya. Bahkan, banyak peneliti yang mendapatkan petunjuk darinya. Hal ini menandakan bahwa Islam sebagai rahmatan lil alamin telah terwujud. 

Mengenai keislaman sendiri masih banyak masyarakat yang mempermasalahkan mengenai perbedaan-perbedaan dalam menjalankan ibadahnya. Hal ini menurut Dr. Drs. Junanah, MIS (Ketua Prodi Ilmu Agama Islam Program Magister FIAI UII) yang turut hadir sebagai narasumber didasarkan karena perbedaan mazhab yang ada. 

“Memahami perbedaan mazhab sangatlah penting. Karena saat ini banyak sekali orang yang fanatik terhadap satu mazhab kemudian menganggap yang berbeda dengan mereka itu salah”, tutur Junanah.

Memahami keislaman dan keindonesiaan menjadi sangat penting karena islam di Indonesia itu unik disebabkan berbaur dengan budaya masyarakat. Akulturasi budaya masyarakat dengan Islam menjadikannya cukup unik. Cara pandang terhadap Islam di Indonesia harus dilihat secara luas. Dengan sudut pandang yang luas ini kita dapat menghormati perbedaan tersebut. (HIM/ESP)