Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) by Subject 2025 baru saja merilis peringkat untuk semua rumpun keilmuan di lingkungan perguruan tinggi sedunia. Untuk klaster ilmu sosial dan manajemen, khususnya rumpun Economics and Econometrics, Universitas IsIam Indonesia (UII) bertengger di urutan ke-8 nasional bersama sebuah kampus swasta lain atau rentang 551-700 dunia.

Ini merupakan pertama kalinya UI masuk QS WUR by Subject. Demikian rilis tertulis yang disampaikan Shubhi Mahmashony Harimurti, Kepala Bidang Akademik dan Organisasi Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP)/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan, kepada Bidang Hubungan Masyarakat UII.

Fathul Wahid, Rektor UII, menyambut gembira pencapaian ini sebagai bukti nyata bahwa UII semakin diakui dalam dunia akademik internasional. Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dosen, peneliti, dan mahasiswa yang terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan riset.

“Ini adalah momen penting bagi UII. Untuk pertama kalinya, kita masuk dalam QS WUR by Subject dan langsung menempati posisi 8 besar nasional di bidang ekonomi dan ekonometrik. Ini merupakan pengakuan atas kualitas yang kita bangun bersama,” ujar Fathul Wahid.

Ia menegaskan bahwa UII akan terus berbenah agar bisa bersaing di tingkat global. Salah satu fokus utama adalah peningkatan kualitas riset dan publikasi. “Capaian ini bukan titik akhir, melainkan langkah awal menuju kontribusi keilmuan yang lebih besar lagi,” tambahnya.

Secara terpisah, Raden Bagus Fajriya Hakim, Kepala BPP/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan UII, menyampaikan bahwa ini merupakan pengakuan pihak eksternal terhadap keilmuan di UII, khususnya dalam bidang ekonomi dan ekonometrik. “Aspek pengajaran hingga riset yang mengandung dua kata kunci tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pihak QS,” ungkapnya.

Setidaknya ada empat kriteria yang dinilai dalam capaian ini, yaitu akademik, kepegawaian, sitasi, dan H-Index. Skor paling tinggi didapatkan dari kriteria sitasi, yaitu 68,2. “Hanya ada 10 kampus Indonesia, 8 negeri dan 2 swasta, yang masuk QS WUR by Subject 2025 untuk rumpun Economics and Econometrics,” tambah Shubhi.

Ke depan, UII berkomitmen untuk memperkuat jaringan akademik dengan institusi nasional dan internasional serta meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi ilmiah. Dengan strategi ini, UII optimis bisa terus meningkatkan posisinya di peringkat dunia dan berkontribusi lebih besar bagi masyarakat.

Kafe Prancis Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Francophonie – Vive La Diversité pada Selasa (18/03) di Ruang Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Islam Fakultas Ilmu Agama Islam UII. Kegiatan ini mencakup berbagai kegiatan menarik seperti belajar bahasa Prancis, diskusi bersama dengan mahasiswa internasional UII, dan workshop membuat kartu ucapan Idul Fitri dalam bahasa Prancis.

Ima Dyah Safitri selaku koordinator Kafe Prancis mengucapkan apresiasinya terhadap banyaknya peserta dari kalangan mahasiswa yang hadir sebagai bentuk antusiasme dalam mengikuti kegiatan ini. Ima berharap semua peserta kegiatan ini dapat menikmati dan mendapat pengalaman belajar bahasa Prancis dari ahlinya.

“Semaine de la Francoponie – Vive la Diversité merupakan salah satu kegiatan di Kafe Prancis yang merayakan pekan budaya Bahasa Prancis sedunia yang jatuh pada 20 Maret. Melalui sesi diskusi interaktif, games dan workshop, kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mengenalkan budaya dan bahasa Prancis di kalangan mahasiswa UII dan umum, khususnya budaya Prancis di negara Frankofon, yang menganut ajaran Islam,” ungkapnya.

Lebih lanjut, mahasiswa diajak belajar bahasa Prancis oleh salah satu stagiaire dari Institut Français d’ Indonésie (IFI) Yogyakarta. Selain itu, semua peserta juga dikenalkan dengan pendidikan tinggi di Prancis yang harapannya dapat memacu semangat peserta untuk bisa melanjutkan pendidikan di Prancis.

Dalam kegiatan ini juga dilengkapi dengan sharing session dengan dua mahasiswa internasional UII yaitu Jean De Dieu yang berasal dari Rwanda dan Muhammad Tahir Yahya yang berasal dari Nigeria. Dalam sharing session ini, Jado (panggilan akrab dari  Jean De Dieu) dan Tahir berbagi pengalaman dan kebudayaan negara mereka masing-masing dalam menyemarakkan bulan Ramadhan.

Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan kartu ucapan Idul Fitri berbahasa Prancis yang dipandu oleh Jado. Dalam sesi ini, Jado memberikan banyak referensi kata-kata ucapan yang berkorelasi dengan Idul Fitri. Semua peserta aktif membuat kartu ucapan dengan daya kreativitas masing-masing untuk menghasilkan kartu ucapan yang menarik.

Kania, salah satu peserta yang juga merupakan mahasiswa program studi Hubungan Internasional sangat terkesan dengan kegiatan ini. Ia mengira kegiatan ini hanya sebatas pada belajar bahasa Prancis. Lebih dari itu, dalam kegiatan ini Ia bisa bertemu teman baru baik dari mahasiswa domestik hingga internasional dari berbagai program studi yang ada di UII.

“Di acara ini kita bersatu  karena memiliki minat nya sama, yaitu mempelajari budaya Prancis. Tak hanya itu, acara ini juga memberikan pengalaman yang menarik dalam membuat kartu ucapan,” jelasnya. (AHR/RS)

Pondok Pesantren (PP) Universitas Islam Indonesia (UII) sukses menyelenggarakan Khotmil Al-Qur’an pada Senin (17/03) sebagai akhir rangkaian kegiatan Bahana Syi’ar Romadhon (Basyiro) 2025. Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren UII Putra  ini menjadi penutup dari serangkaian agenda yang telah dimulai sejak 26 Februari 2025.

Khotmil Al-Qur’an dimulai tepat pukul 16.00 WIB dengan partisipasi aktif dari seluruh santri putra dan putri, serta jajaran asatidz Pondok Pesantren UII. Setiap santri telah ditentukan bagiannya masing-masing untuk membaca satu juz, sehingga dalam satu waktu, seluruh 30 juz Al-Qur’an dapat diselesaikan secara bersamaan. Prosesi ini menjadi simbol kesatuan dan semangat dalam meneguhkan syiar Ramadhan di lingkungan akademik dan pesantren.

Acara ini juga menjadi bentuk penyambutan terhadap malam Nuzulul Qur’an yang bertepatan dengan malam 17 Ramadhan. Momen ini semakin menambah kekhusyukan dan makna dari Khotmil Al-Qur’an, mengingat pentingnya peringatan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman utama umat Islam.

Setelah seluruh bacaan Al-Qur’an terselesaikan, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa Khotmil Al-Qur’an yang dipimpin langsung oleh Direktur Pondok Pesantren UII, Prof. Dr. Tamyiz Mukharrom, MA. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Tamyiz juga menyampaikan sambutannya yang menekankan pentingnya ibadah puasa yang disertai dengan keikhlasan serta pengharapan penuh kepada Allah.

“Orang yang puasa, dan dia betul-betul mengharapkan ridho-Nya, maka Allah menjamin akan mengampuni dosa-dosanya, dan pintu surga akan terbuka,” ujar Prof. Tamyiz dalam ceramahnya.

Usai sambutan, seluruh peserta berbuka puasa bersama dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan. Momentum ini tidak hanya menjadi ajang berbagi hidangan, tetapi juga mempererat ukhuwah islamiyah di antara para santri dan asatidz. Acara kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan salat isya berjamaah, yang kemudian diikuti dengan salat Tarawih berjamaah sebagai penutup kegiatan hari itu.

Basyiro 2025 merupakan agenda tahunan Pondok Pesantren UII yang diselenggarakan setiap bulan Ramadhan. Tahun ini, kegiatan dimulai dengan Tarhib Ramadhan pada 26 Februari 2025 yang diisi oleh Gus Rifqil Muslim. Selain itu, berbagai kegiatan lain juga turut meramaikan Basyiro 2025, seperti Basyiro Fest, Tabligh Akbar, Sharing Session bersama SLB A Yaketunis, hingga Khotmil Qur’an sebagai acara akhirnya. (MFPS/AHR)

Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (TMUA UII) menggelar Talkshow Spesial Palestina pada (16/03) di Masjid Ulil Albab UII. Acara talkshow ini merupakan salah satu dari rangkaian acara TAMARAM (Tarawih Malam Ramadhan 1446 H) yang dilangsungkan setelah shalat tarawih dan juga ditayangkan dalam saluran YouTube Masjid Kampus UII.

Syekh Ahmad Juma’a Bashir Nashwan adalah warga asli Gaza, Palestina yang sedang berkunjung pertama kali di Indonesia. Ia juga merupakan Imam dan Kepala Departemen Ujian Hafalan Al-Qur’an di Masjid Al Falah. Karena sang Syekh adalah penutur asli berbahasa arab maka didatangkan penerjemah agar peserta talkshow dapat memahami penjelasan dan tausiyah darinya.

“Palestina saat ini masih bergelut dengan kemiskinan yang terdampak dari Perang Palestina-Israel. Ahmad menceritakan bahwa Masjid Al Aqsha yang seharusnya tempat beribadah untuk semua kalangan nampaknya dibatasi oleh aparat setempat. Hanya orang tua yang berumur lebih dari 50 tahun yang boleh beribadah disana. Peperangan terakhir pada 2023 silam dinilai sangat tragis. Rumah, tempat ibadah, dan sekolah semua dihancurkan,” jelasnya

Palestina adalah saudara bagi umat islam di dunia, tak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Ahmad menganjurkan 4 cara untuk membantu para saudara muslim disana yaitu dengan doa yang diucapkan pada waktu-waktu mustajab, tidak berhenti membicarakan kabar warga Palestina agar dunia tidak melupakan mereka, boikot produk-produk dari Israel dan terakhir dengan berinfak, menyisihkan sebagian harta untuk membantu warga Palestina disana.

Di akhir sesi, Ahmad mengucapkan rasa terimakasih kepada saudara-saudara di Indonesia yang sangat baik dan ramah. Ia juga mendoakan agar kita semua dapat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini dengan maksimal. (NKA/AHR/RS)

Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS) Universitas Islam Indonesia (UNISIA/UII) menggelar acara buka puasa bersama dengan 500 guru honorer se-DIY pada Jum’at (14/03). Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel The Rich Jogja tersebut menghadirkan Ketua Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII, Suparman Marzuki, S.H., M.Si sebagai pemateri. Guru honorer yang diundang merupakan guru pada tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) serta Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Memulai acara, Ketua LAZIS UNISIA, Dr. Muzhoffar Akhwan, MA. dalam sambutannya, ia menjelaskan mengenai sistem kerja LAZIS yang menghimpun dana kemudian mendistribusikan dana tersebut dengan syarat harus tepat sasaran.

“Jika itu zakat, maka penyalurannya kepada orang-orang yang berhak menerima zakat. Adapun jika itu infaq atau sedekah, maka harus disalurkan kepada orang yang layak menerimanya” ucapnya

Ia juga menyampaikan bahwa guru merupakan pekerjaan yang sangat mulia sehingga perlu diberikan apresiasi yang setara bagi pejuang pendidikan tersebut.

“Hati kita memiliki rasa yang sama yaitu untuk membangun energi anak bangsa, karena tujuan tersebut mulia maka menjadi guru merupakan tugas yang mulia. Terutama guru honorer, mudah-mudahan kehadiran bapak dan ibu semua memberikan semangat, oleh sebabnya penting untuk memberikan apresiasi yang sepadan kepada guru honorer” jelasnya

Acara dilanjutkan dengan ceramah motivasi oleh Dr. Suparman Marzuki S.H., M.Si yang menyampaikan bahwa masalah guru honorer di Indonesia masih belum dapat diatasi bahkan setiap tahun dijadikan materi kampanye calon presiden.

“Cita-cita kita sebagai guru atau dosen adalah agar anak didik kita menjadi lebih baik, Saya melihat betapa peliknya problem guru honorer di Indonesia. Ratusan ribu guru honorer sudah bekerja mencerdaskan anak didik rata-rata sepuluh tahun dengan penghasilan rata-rata 350 ribu per bulan, ada yang lebih dan ada yang kurang tapi inilah faktanya setiap waktu guru honorer menjadi materi kampanye para calon presiden” tegasnya

Lebih lanjut, ia juga mendukung penuh para guru honorer untuk dapat menyuarakan hak-hak mereka agar tidak dipandang sebelah mata.

“Dengan penuh rasa hormat saya kepada bapak ibu sekalian yang sudah bertahan di kondisi semacam ini maka berjuanglah, suarakan hak-hak bapak ibu. Jangan diam, sebab keadilan di Indonesia ini perlu diperjuangkan” Tegasnya menutup materi.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan bantuan bedah rumah senilai 100 juta rupiah yang disalurkan kepada 2 guru honorer yang membutuhkan. Sebagai penutup, masing-masing guru menerima paket makanan berbuka puasa serta parcel sembako senilai 300 ribu rupiah. (GRR/AHR)

Program Studi Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Center of Data Science (CDS) dan IT Centrum menyelenggarakan Pesantren Sains Data 1446 H secara daring melalui kanal Zoom Meeting pada Kamis dan Jumat (13–14/03). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat umum mengenai sains data, big data, kecerdasan buatan (AI), serta pembelajaran robot. Acara yang diikuti oleh lebih dari 70 peserta ini berlangsung dalam dua sesi, yaitu sesi pemaparan materi yang dilanjutkan dengan kultum Ramadhan. Seluruh peserta menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang kegiatan, yang terlihat dari interaksi aktif dan umpan balik yang mereka berikan saat pemateri menyampaikan materi

Mengoptimalkan Big Data dan AI dalam Visualisasi Data

Memasuki hari pertama, Kamis (13/3), para peserta disuguhkan materi bertajuk Data Understanding dan Visualisasi dalam Era Big Data dan AI. Sesi ini menghadirkan Ardiansyah, S.Kom., M.Kom. dari Universitas Lampung sebagai pemateri utama. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bagaimana data dipahami, dikelola, serta divisualisasikan dalam era digital yang semakin berkembang.

Ardiansyah menekankan bahwa pemahaman terhadap data sangat penting dalam era big data dan AI. “Dalam dunia yang serba digital, data adalah aset yang sangat berharga. Memahami bagaimana mengolah dan memvisualisasikannya akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih akurat,” ungkapnya.

Selain itu, sesi kultum disampaikan oleh Dhommas Hatta Fudholi, Ph.D., selaku dosen Program Studi Informatika. Dhommas menekankan pentingnya memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan umat. “Teknologi yang kita kembangkan harus bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, bukan hanya sekadar inovasi tanpa arah,” ujar Ketua Program Studi Informatika Program Sarjana UII ini.

Pembelajaran Robot dengan Metode Curriculum Learning

Keesokan harinya, Jumat (14/3), fokus diskusi bergeser ke Curriculum Learning untuk Pembelajaran Robot. Dalam sesi ini, Chandra Kusuma Dewa, Ph.D., dari Universitas Islam Indonesia membahas bagaimana robot dapat dilatih menggunakan metode pembelajaran bertahap yang menyerupai cara manusia belajar.

Menurut Chandra Kusuma Dewa, robot yang dirancang dengan metode curriculum learning akan memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik. “Dengan pendekatan ini, kita bisa melatih robot agar belajar secara bertahap, mulai dari tugas sederhana hingga yang lebih kompleks,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Syarif Hidayat yang merupakan dosen Program Studi Informatika UII memberikan kultum yang mengajak peserta untuk terus belajar dan mengembangkan keilmuan mereka. “Teknologi akan terus berkembang, dan kita harus siap untuk mengikuti perubahan agar tidak tertinggal,” ungkapnya. (IMK/AHR/RS)

Acara kajian spesial senja yang diselenggarakan oleh Safari Iman Ramadan (Safir) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali digelar pada Senin (10/3). Kajian kali ini menghadirkan Lifthya Ahadiati A., S.Psi., M.Psi, seorang dosen Psikologi UII, sebagai narasumber. Acara yang diadakan di Auditorium Prof. Abdul Kahar Muzakkir ini mengangkat tema Bangkit dari Kegagalan, Melangkah dengan Keyakinan yang berhasil menarik perhatian banyak mahasiswa untuk hadir dan mengikuti kajian

Dalam pemaparannya, Lifthya Ahadiati A., S.Psi., M.Psi menerangkan bahwa setiap manusia memiliki jatah untuk gagal yang artinya mereka diajarkan untuk selalu mencoba dan terus belajar. Menurutnya, kegagalan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan justru kegagalan akan memberikan banyak pelajaran agar tidak jatuh dalam kesalahan yang sama. 

“Kegagalan itu memiliki 3 tujuan baik tetapi manusia seringkali hanya menggerutu dan sibuk menyalahkan takdir Allah Swt. Pertama, kegagalan datang untuk mengabulkan do’a-do’a kita. Kedua, Allah menjadikan kita gagal karena ada sesuatu takdir yang lebih baik di kemudia hari. Ketiga, gagal menjadi cara Allah untuk berbicara dengan kita, karena biasanya ketika seseorang itu gagal, ia akan menangis dan mencurahkan isi hatinya kepada Allah swt” jelasnya

Lebih lanjut, ia memberikan solusi untuk dapat bangkit dari kegagalan dan Bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba berlapang dada dan ikhlas menerima kegagalan. 

“Jika teman-teman pernah berada dalam fase yang menyedihkan, maka mari jadikan Ramadan kali ini sebagai momentum menyayangi diri sendiri. Dengan berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain, syukuri segala nikmat yang Allah berikan, tingkatkan ibadah sholat, membaca al-qur’an serta sesekali melihat ke bawah ke mereka yang hidupnya jauh lebih susah daripada kita” ucapnya

Sebagai penutup, ia berharap bahwa selepas Ramadan ini para mahasiswa yang hadir dapat lebih ikhlas dalam menerima takdir Allah swt seperti kegagalan dan peristiwa-peristiwa buruk lainnya dengan menganggap itu semua sebagai ujian untuk meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah Swt. (GRR/AHR/RS)



Universitas Islam Indonesia (UII) secara resmi membuka Pasar Ramadan 1446 H pada Senin, (3/3). Pasar Ramadan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan besar yang diselenggarakan Safari Iman Ramadhan (Safir) Masjid Ulil Albab UII. Dalam acara tersebut, puluhan pedagang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Pasar yang terletak di dekat bundaran jalan Boulevard Kampus UII ini dipadati oleh civitas akademika UII yang berburu takjil.

Pembukaan Pasar Ramadhan ini diresmikan oleh Ahmad Sadzali, LC., M.H., selaku Ketua Takmir Masjid Ulil Albab. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa syukur karena tahun ini merupakan kali kedua Pasar Ramadan diadakan yang akan berlangsung selama 19 hari ke depan.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia, mahasiswa, dan para pedagang yang telah bekerja sama dalam meramaikan Pasar Ramadan ini. Alhamdulillah, ini adalah tahun kedua kami menyelenggarakan kegiatan ini, dan jumlah tenant yang bergabung lebih banyak dibandingkan tahun lalu,” ujar Dosen Fakultas Hukum UII ini.

Ketua Pelaksana Safir UII, Muhammad Jundullah Janan, saat diwawancarai, menjelaskan bahwa tujuan diadakannya Pasar Ramadan ini adalah untuk membantu UMKM masyarakat dengan menyediakan wadah bagi usaha mereka, sekaligus turut meramaikan bulan Ramadan yang penuh berkah.

“Tujuan utama kami mengadakan Pasar Ramadan ini adalah untuk meramaikan bulan yang penuh berkah, serta memberikan kesempatan kepada para pedagang, baik mahasiswa maupun masyarakat sekitar, untuk meningkatkan perekonomian UMKM mereka,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga berharap agar seluruh rangkaian kegiatan Safir UII dapat berjalan dengan lancar dan memberikan kesan positif bagi mahasiswa. Berbagai kegiatan positif selama bulan Ramadan, seperti kajian, iftar (buka puasa) dan sahur gratis, Pasar Ramadan, serta Nuzulul Qur’an, diharapkan dapat mempererat ukhuwah dan membawa manfaat bagi seluruh sivitas akademika UII. (GRR/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Sekolah Mahasiswa Berprestasi 2025, sebuah program pembinaan intensif bagi mahasiswa berprestasi yang bertujuan membekali mereka dengan keterampilan akademik, kepemimpinan, serta wawasan global. Acara ini digelar selama tiga hari, mulai Kamis-Sabtu (6-8/3) di Ruang Sidang Datar, Gedung Kuliah Umum, dan Ruang AV Rektorat UII.

Kegiatan ini diikuti oleh finalis mahasiswa berprestasi UII yang berpotensi akan mewakili UII dalam ajang Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional nantinya. Para mahasiswa ini diharapkan nantinya dapat menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya. Tidak hanya berfokus pada nilai akademik, namun juga capaian-capaian non akademik lainnya seperti kompetisi, organisasi,

Pemahaman Gagasan Kreatif dan Deskripsi Diri

Hari pertama, Kamis (6/3), dimulai dengan sesi workshop “Poster Gagasan Kreatif” yang dipandu oleh Willy Prasetya, S.Pd., M.A. Sesi ini bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyusun poster gagasan kreatif atau produk inovatif yang telah disusun sebelumnya.

Berikutnya, sesi bertajuk Poster Deskripsi Diri dipandu oleh Anandayu Suri Ardini, S.S., M.A., yang membimbing peserta dalam menampilkan citra dan potensi diri secara efektif. Peserta diajarkan cara mendeskripsikan diri, dan memilih niche apa yang ingin mereka tampilkan. Hal ini sangat penting dalam berbagai ajang kompetisi mahasiswa, termasuk saat menghadapi seleksi mahasiswa tingkat nasional atau regional nantinya.

Penguatan Pemahaman SDGs dan Keterampilan Public Speaking

Pada hari kedua, Jumat (7/3), kegiatan dimulai dengan sesi “Isu Permasalahan SDGs”, yang dipandu oleh Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc. Sesi ini membantu peserta memahami bagaimana memilih lingkup pembahasan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan mengidentifikasi potensi serta kebutuhan lingkungan, hingga merumuskan target pembangunan yang konkret.

Ikrom juga memberikan arahan tentang alur penulisan gagasan kreatif serta memberikan feedback terhadap hasil penulisan mahasiswa, sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas ide-ide yang diajukan.

Setelah itu, peserta mengikuti sesi public speaking yang dipandu oleh Dr. Herman Felani, S.S., M.A.. Pelatihan ini diawali dengan pengantar tentang pentingnya keterampilan berbicara di depan umum, diikuti dengan simulasi praktik bagi para peserta. Melalui sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan ide dan gagasan mereka dengan lebih percaya diri dan persuasif.

Coaching Presentasi, FGD, dan Optimalisasi Capaian Unggulan

Hari terakhir, Sabtu (8/3), dibuka dengan sesi presentation coaching yang kembali dipandu oleh Anandayu Suri Ardini, S.S., M.A. Dalam sesi ini, peserta mendapat pelatihan intensif dalam menyusun dan menyampaikan presentasi yang menarik dan sistematis.

Berikutnya, sesi focus group discussion (FGD) dipandu oleh Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc., yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan kerja sama tim peserta dalam menyelesaikan suatu permasalahan. FGD menjadi salah satu aspek penting dalam berbagai seleksi kompetisi, sehingga sesi ini memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk terlibat dalam diskusi yang produktif dan berbobot.

Setelah istirahat siang, kegiatan dilanjutkan dengan sesi bertajuk optimalisasi capaian unggulan”yang dibawakan oleh Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A. Sesi ini bertujuan untuk membantu mahasiswa memaksimalkan pencapaian akademik maupun non-akademik mereka agar dapat menjadi nilai tambah dalam kompetisi mahasiswa berprestasi.

Dengan Sekolah Mahasiswa Berprestasi 2025, UII berharap dapat mencetak mahasiswa berprestasi yang memiliki wawasan luas, keterampilan komunikasi yang kuat, serta pemahaman mendalam mengenai isu-isu global. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi UII dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi seleksi Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional, serta membangun budaya akademik yang kompetitif dan inovatif. (ELKN/AHR)

Lembaga Dakwah Fakultas Jama’ah Al-Muqtashidin Fakultas Bisnis dan Ekonomika (LDF JAM FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Tabligh Akbar Jawara Fest dengan meangangkat tema Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Ramadhan pada Sabtu (08/03) di Hall Tengah Gedung Ace Partadiredja FBE UII.

Acara ini menghadirkan pendakwah kondang Ust. Putra Pradipta, S.Pd.I dan dipandu oleh moderator Ust. Saiful Aziz, S.H., M.H. selaku dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII. Tabligh Akbar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan acara JAWARA (Jam Warnai Ramadhan) Fest yang diadakan oleh LDF JAM FBE.

Dalam materinya, Ustadz Putra menjelaskan meningkatkan kualitas ibadah di Bulan Ramadhan sebenarnya adalah hasil dari kebiasaan seorang muslim dalam menjalani hidup selain pada saat bulan Ramadhan. “Bulan Rajab saatnya menebar benih, Bulan Sya’ban saatnya menjaga dan menyiram, Ramadhan itu adalah saatnya memanen,” ungkapnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Bulan Ramadhan sering disalahpahami sebagai sekadar waktu untuk memperkuat ibadah, seharusnya setiap muslim telah memiliki akhlak yang baik dan ibadah yang maksimal sehingga di bulan Ramadhan orang tersebut akan merasakan manisnya iman dengan ganjaran yang berlipat ganda.

Lebih lanjut, Ustadz Putra juga menegaskan bahwa ketika mahasiswa belajar atau mengerjakan tugas kuliah selain menghadirkan kesadaran ilmiah juga meniatkan kegiatan untuk mengharapkan ridho Allah Swt. “Mahasiswa hendaknya tetap bersemangat dalam berkuliah dan tidak mengeluh capek atau menggerutu akibat beratnya puasa Ramadhan. Jika, tidak diniatkan karena Allah SWT, kegiatan kuliah akan terasa menyiksa dan tidak akan mendapatkan ganjaran apapun di akhirat. Padahal, berkuliah sebagai bagian ajaran Islam untuk menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah dan jihad seorang muslim,” jelas Ustadz Putra.

Ustadz Putra juga berpesan untuk jangan sampai menyesal karena merasa menyia-nyiakan keistimewaan bulan Ramadhan. Seorang Muslim memahami lebih dalam dan menyadari keistimewaan bulan Ramadhan sehingga setiap aktivitas yang dijalani akan bernilai ibadah. Setiap muslim dapat memaksimalkan kemampuan dirinya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan Ramadhan seperti, mengaji Al-Quran, sedekah, dan lain sebagainya. (AAO/AHR/RS)