Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi berkolaborasi dengan Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional dan Workshop Jurnal Ilmiah menuju Terindeks Internasional Bereputasi pada Kamis (02/10) di Auditorium lantai 4 Gedung Fakultas Hukum, Kampus Terpadu UII.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi sekaligus meningkatkan kapasitas dosen dalam menulis artikel untuk jurnal internasional bereputasi. Sejumlah dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UII turut berpartisipasi aktif yang didampingi oleh pemateri ahli antara lain Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc.Ed., Ph.D. (Universitas Jambi), Prof. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom  (Universitas Dian Nuswantoro), Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D. (Universitas Hasanuddin), Dr. Eng. Ali Khumaeni, S.Si., M.Eng. (Universitas Diponegoro), Prof. Dr. Renea Shinta Aminda, S.E., (Universitas Ibn Khaldun), Prof. Dr. Jaka Sriyana (Universitas Islam Indonesia), Prof. Dr. Parmin, S.Pd., M.Pd. (Universitas Tidar), Prof. Dr. Istadi, S.T., M.T. (Universitas Diponegoro), Tinton Dwi Atmaja, S.T, M.T. (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Antomi Saregar, M.Pd., M.Si. (UIN Raden Intan Lampung), dan Prof. Dr. Hariyanto, M.Hum., M.Pd (UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri)  yang memberikan pendampingan langsung kepada peserta dalam proses penulisan, penyuntingan, hingga strategi publikasi di jurnal internasional bereputasi.
Menulis Artikel yang Kuat dan Terarah
Sesi pertama disampaikan oleh Prof. Amirul Mukminin tentang materi Title, Authorship, Abstract, Keywords, and References yang menjelaskan bahwa elemen-elemen awal seperti judul dan abstrak sangat menentukan kesan pertama bagi editor dan pembaca. Menurutnya, judul yang baik harus ringkas, spesifik, dan mencerminkan kontribusi riset. Sementara kepengarangan harus ditetapkan berdasarkan kontribusi nyata, bukan karena jabatan atau hubungan personal.
Kualitas Hasil dan Pembahasan dalam Artikel Ilmiah
Dilanjutkan lagi paparan oleh Prof. Jaka Sriyana mengenai hasil, diskusi, dan kesimpulan pada penelitian yang menjadi inti dari naskah penelitian. Bagian ini tidak hanya menyajikan data, tetapi juga menunjukkan kontribusi ilmiah atau novelty yang membedakan penelitian tersebut dari karya sebelumnya. Penulis didorong untuk menafsirkan temuan dalam konteks yang lebih luas, sehingga hasil penelitian memberi dampak nyata pada pengembangan ilmu.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Penulisan Artikel Ilmiah
Lebih lanjut, Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D memaparkan materi teknologi informasi dalam penulisan artikel ilmiah. Menurutnya, teknologi informasi menawarkan banyak maanfat dalam siklus artikel ilmiah mulai dari akses ilmu pengetahuan yang bervariasi hingga reproduksibilitas dan data yang terbuka yang mendorong transparansi, validitas, dan kolaborasi lanjutan.
Beragam platform seperti Journal Finder, Open Science Framework (OSF), Zenodo, hingga GitHub kini memudahkan kolaborasi dan penyimpanan data riset secara transparan. Selain itu, peneliti juga diingatkan agar berhati-hati terhadap jurnal predator yang sering menawarkan publikasi instan tanpa proses telaah sejawat yang valid.
Etika dan Integritas dalam Publikasi
Tak kalah penting, perlu untuk menjaga etika dan integritas agar menghasilkan jurnal ilmiah yang berdampak baik seperti yang dipaparkan oleh Prof. Jaka Sriyana  dalam materi Research Misconduct, Plagiarism, dan Penggunaan AI Pada Publikasi Ilmiah.
Prof. Jaka memaparkan berbagai bentuk pelanggaran etik dalam penelitian dan publikasi mulai dari fabrikasi, falsifikasi, manipulasi, hingga plagiarisme. Etika merupakan aturan pedoman moral yang sifatnya eksternal, sedangkan integritas merupakan kualitas individu yang bersifat pribadi Dua aspek ini menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kejujuran dan tanggung jawab akademik.
Tidak hanya itu, Prof. Jaka juga menyoroti  penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan banyak keuntungan seperti peningkatan efisiensi hingga penyempurnaan tata kelola penulisan. Selain itu, ethical clearance untuk penelitian yang melibatkan manusia dan hewan sebagai sasaran dan tujuan risetnya juga perlu diperhatikan.
“Untuk penelitian yang tergolong menimbulkan risiko ketidaknyamanan ringan atau tidak ada risiko sama sekali (low and negligible risk), dokumen ethical clearance dapat diganti dengan pernyataan mandiri dari penulis tentang kepatuhan pada kelayakan etik, yang disetujui oleh mitra bestari dan penyunting,” ungkap Prof. Jaka.
Workshop Jurnal dan Pendampingan
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop jurnal ilmiah yang membahas standarisasi substansi artikel, manajemen jurnal, etika penerbitan, serta substansi jurnal itu sendiri. Selanjutnya, peserta mendapatkan pendampingan dan sesi bedah jurnal secara kelompok. Melalui kegiatan ini, para dosen didorong untuk tidak hanya mengejar kuantitas publikasi ilmiah semata yang berpotensi menimbulkan pelanggaran etika akademik. Fokus utama diarahkan pada penguatan kualitas dan integritas dalam penulisan. Dengan demikian,  artikel yang dihasilkan tidak hanya bereputasi internasional, tetapi juga memberi dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan masyarakat luas. (AHR/RS)
PPK Ormawa Jafana UII Bentuk Pengurus Sanggar Tani Sri Binangun
Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Jafana Universitas Islam Indonesia (UII) membentuk struktur kepengurusan Sanggar Tani Sri Binangun dilaksanakan pada Kamis (25/09) di Lahan Ketahanan Pangan BUMKal Sambirejo. Kegiatan ini diselenggarakan karena Sanggar Tani Sri Binangun memerlukan struktur organisasi yang jelas untuk mengoptimalkan pengelolaan program ketahanan pangan dan koordinasi antar anggota, serta untuk mendistribusikan peran dan tanggung jawab secara efektif, meningkatkan akuntabilitas, dan memperkuat kapasitas kelembagaan dalam mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan di wilayah Kalurahan Pakembinangun.
Kegiatan diikuti oleh Tim pelaksana, 10 anggota Sanggar Tani Sri Binangun yang berasal dari berbagai dusun yaitu Sempu, Sambirejo, Duwetsari, Sambi, Wonogiri, Paraksari, Balong, dan Banjarsari. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui presentasi rancangan struktur organisasi, diskusi peran dan tanggung jawab setiap posisi, pemilihan dan penunjukan pengurus melalui voting terbuka, penetapan program kerja dan mekanismekoordinasi, serta dokumentasi hasil keputusan dalam berita acara pembentukan.
Kegiatan ini membuahkan hasil dengan dibentuknya struktur organisasi lengkap dengan susunan kepengurusan yang terdiri dari Harsana sebagai Ketua, Sutarno dan Ihsanuddin Rahmatullah sebagai Sekretaris 1 dan 2, Yuri Prasetyo sebagai Bendahara, serta pengurus bidang-bidang meliputi Produksi, Penelitian dan Pengembangan, Sarana dan Prasarana, dan Pemasaran. Struktur yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan program dan memperkuat koordinasi internal komunitas petani. (SAA/AHR/RS)
PPK Ormawa Jafana UII Studi Banding Budidaya Cabai di Turi
Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Jafana Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan studi banding ke lahan percontohan cabai di wilayah Turi dilaksanakan pada Sabtu (23/09) dengan mengunjungi tiga lokasi yaitu Oemah Bibit Cagar Alam Arjasari Wonokerto sebagai titik awal, lahan percontohan kedua di wilayah Turi, dan rumah praktisi pengusaha cabai Pak Supriyanto sebagai titik akhir.
Kunjungan lapangan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk memahami praktik terbaik budidaya cabai secara langsung, karena optimalisasi budidaya cabai memerlukan pemahaman praktis tentang teknik penanaman yang efektif dan dapat diadopsi petani lokal untuk meningkatkan produktivitas serta efisiensi usaha tani. Kegiatan diikuti oleh tim pelaksana program yang melakukan interaksi langsung dengan praktisi budidaya cabai di Turi sebagai narasumber. Metode yang digunakan adalah observasi langsung terhadap berbagai sistem budidaya di ketiga lahan, diskusi mendalam dengan praktisi mengenai teknik-teknik yang diterapkan, dokumentasi visual dan tertulis mengenai praktik budidaya, serta analisis komparatif sistem penanaman antar lahan untuk mengidentifikasi praktik terbaik.
Dari kegiatan ini diperoleh temuan penting bahwa sistem penanaman satu baris dengan jarak tanam 30 cm menunjukkan hasil terbaik dibanding sistem lain, penyemprotan perlu dilakukan setiap 5 hari sekali untuk pengendalian hama dan penyakit optimal, potensi produktivitas dapat mencapai 40-50 kali panen dalam satu siklus tanam dengan perawatan optimal, serta strategi timing penanaman pada Juli-Agustus dapat memaksimalkan keuntungan karena panen puncak jatuh pada Desember-Januari saat harga pasar tinggi. Sistem budidaya terintegrasi dengan timing yang tepat ini terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani hingga 35% melalui optimalisasi harga jual saat musim permintaan tinggi. (SAA/AHR/RS)
UII dan Kemdikbudristek Gelar Pendampingan Publikasi Jurnal Internasional untuk Dosen
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi berkolaborasi dengan Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional dan Workshop Jurnal Ilmiah menuju Terindeks Internasional Bereputasi pada Kamis (02/10) di Auditorium lantai 4 Gedung Fakultas Hukum, Kampus Terpadu UII.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi sekaligus meningkatkan kapasitas dosen dalam menulis artikel untuk jurnal internasional bereputasi. Sejumlah dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UII turut berpartisipasi aktif yang didampingi oleh pemateri ahli antara lain Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc.Ed., Ph.D. (Universitas Jambi), Prof. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom (Universitas Dian Nuswantoro), Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D. (Universitas Hasanuddin), Dr. Eng. Ali Khumaeni, S.Si., M.Eng. (Universitas Diponegoro), Prof. Dr. Renea Shinta Aminda, S.E., (Universitas Ibn Khaldun), Prof. Dr. Jaka Sriyana (Universitas Islam Indonesia), Prof. Dr. Parmin, S.Pd., M.Pd. (Universitas Tidar), Prof. Dr. Istadi, S.T., M.T. (Universitas Diponegoro), Tinton Dwi Atmaja, S.T, M.T. (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Antomi Saregar, M.Pd., M.Si. (UIN Raden Intan Lampung), dan Prof. Dr. Hariyanto, M.Hum., M.Pd (UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri) yang memberikan pendampingan langsung kepada peserta dalam proses penulisan, penyuntingan, hingga strategi publikasi di jurnal internasional bereputasi.
Menulis Artikel yang Kuat dan Terarah
Sesi pertama disampaikan oleh Prof. Amirul Mukminin tentang materi Title, Authorship, Abstract, Keywords, and References yang menjelaskan bahwa elemen-elemen awal seperti judul dan abstrak sangat menentukan kesan pertama bagi editor dan pembaca. Menurutnya, judul yang baik harus ringkas, spesifik, dan mencerminkan kontribusi riset. Sementara kepengarangan harus ditetapkan berdasarkan kontribusi nyata, bukan karena jabatan atau hubungan personal.
Kualitas Hasil dan Pembahasan dalam Artikel Ilmiah
Dilanjutkan lagi paparan oleh Prof. Jaka Sriyana mengenai hasil, diskusi, dan kesimpulan pada penelitian yang menjadi inti dari naskah penelitian. Bagian ini tidak hanya menyajikan data, tetapi juga menunjukkan kontribusi ilmiah atau novelty yang membedakan penelitian tersebut dari karya sebelumnya. Penulis didorong untuk menafsirkan temuan dalam konteks yang lebih luas, sehingga hasil penelitian memberi dampak nyata pada pengembangan ilmu.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Penulisan Artikel Ilmiah
Lebih lanjut, Prof. Ir. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., Ph.D memaparkan materi teknologi informasi dalam penulisan artikel ilmiah. Menurutnya, teknologi informasi menawarkan banyak maanfat dalam siklus artikel ilmiah mulai dari akses ilmu pengetahuan yang bervariasi hingga reproduksibilitas dan data yang terbuka yang mendorong transparansi, validitas, dan kolaborasi lanjutan.
Beragam platform seperti Journal Finder, Open Science Framework (OSF), Zenodo, hingga GitHub kini memudahkan kolaborasi dan penyimpanan data riset secara transparan. Selain itu, peneliti juga diingatkan agar berhati-hati terhadap jurnal predator yang sering menawarkan publikasi instan tanpa proses telaah sejawat yang valid.
Etika dan Integritas dalam Publikasi
Tak kalah penting, perlu untuk menjaga etika dan integritas agar menghasilkan jurnal ilmiah yang berdampak baik seperti yang dipaparkan oleh Prof. Jaka Sriyana dalam materi Research Misconduct, Plagiarism, dan Penggunaan AI Pada Publikasi Ilmiah.
Prof. Jaka memaparkan berbagai bentuk pelanggaran etik dalam penelitian dan publikasi mulai dari fabrikasi, falsifikasi, manipulasi, hingga plagiarisme. Etika merupakan aturan pedoman moral yang sifatnya eksternal, sedangkan integritas merupakan kualitas individu yang bersifat pribadi Dua aspek ini menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kejujuran dan tanggung jawab akademik.
Tidak hanya itu, Prof. Jaka juga menyoroti penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan banyak keuntungan seperti peningkatan efisiensi hingga penyempurnaan tata kelola penulisan. Selain itu, ethical clearance untuk penelitian yang melibatkan manusia dan hewan sebagai sasaran dan tujuan risetnya juga perlu diperhatikan.
“Untuk penelitian yang tergolong menimbulkan risiko ketidaknyamanan ringan atau tidak ada risiko sama sekali (low and negligible risk), dokumen ethical clearance dapat diganti dengan pernyataan mandiri dari penulis tentang kepatuhan pada kelayakan etik, yang disetujui oleh mitra bestari dan penyunting,” ungkap Prof. Jaka.
Workshop Jurnal dan Pendampingan
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop jurnal ilmiah yang membahas standarisasi substansi artikel, manajemen jurnal, etika penerbitan, serta substansi jurnal itu sendiri. Selanjutnya, peserta mendapatkan pendampingan dan sesi bedah jurnal secara kelompok. Melalui kegiatan ini, para dosen didorong untuk tidak hanya mengejar kuantitas publikasi ilmiah semata yang berpotensi menimbulkan pelanggaran etika akademik. Fokus utama diarahkan pada penguatan kualitas dan integritas dalam penulisan. Dengan demikian, artikel yang dihasilkan tidak hanya bereputasi internasional, tetapi juga memberi dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan masyarakat luas. (AHR/RS)
Rakorja UII 2025 Usung Semangat Rawat Nilai dan Aksi Kolektif
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar agenda tahunan Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) Tahun 2025 pada Senin-Selasa (29-30/09) di Auditorium Prof. Dr. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII. Rakorja UII tahun ini mengusung tema Kompak Rawat Nilai, Serempak dalam Aksi, Rampak Berkontribusi yang dihadiri oleh pimpinan UII tingkat universitas, fakultas, dan jurusan hingga program studi.
Rektor UII, Fathul Wahid dalam sambutannya mengemukakan Rakorja tahun ini menjadi rakorja terakhir di periode kepemimpinannya. Ia mengibaratkan sisa periode jabatan ini seperti lampu lalu lintas.
“Sekarang lampu hijau masih menyala, tapi kuning sudah terlihat. Harapannya, sebelum merah, kita bisa ngebut untuk menuntaskan janji-janji dalam renstra (rencana strategis -red). Insyaallah dalam satu tahun ke depan kita bisa melakukan banyak hal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fathul Wahid menekankan pentingnya menghidupi tema Rakorja tahun ini sebagai aksi kolektif untuk memastikan keberlangsungan visi misi UII tidak hanya untuk satu tahun kedepan, tapi untuk tahun-tahun mendatang.
“Pertama yaitu kompak rawat nilai. Merawat nilai bukan sekadar isapan jempol tapi sesuatu yang harus diyakini dan diikhtiarkan. Kedua, serempak dalam aksi dengan menyatukan langkah dan sepakat menuju visi sudah disepakati bersama. Ketiga, rampak berkontribusi yang tidak hanya soal waktu tetapi bagaimana menjaga langkah, ritme, dan harmoni,” jelas Fathul Wahid.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII), Dr. Suparman Marzuki, menegaskan dalam arahannya bahwa perlu adanya kesinambungan rencana strategis antara YBW UII, universitas, dan fakultas. Ia menyampaikan YBW UII berupaya untuk menyempurnakan integrasi layanan teknis yang ada dengan tiga prinsip utama yaitu transparansi, integritas, dan akuntabilitas. “Kita ingin semua proses, mulai dari pengadaan hingga penggunaan keuangan, tercatat dan terkontrol dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, Suparman juga menyoroti pentingnya pembenahan regulasi melalui perbaikan hierarki, harmonisasi, dan sinkronisasi aturan agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih. Ia menegaskan perlunya penguatan fungsi kontrol auditor yang tidak hanya sekadar memeriksa, tetapi juga memberikan opini serta temuan yang jelas.
Lebih lanjut, YBW berencana mengoptimalkan fungsi sebagai fasilitator melalui pembenahan teknologi informasi. Suparman juga menekankan pentingnya optimalisasi aset serta pengembangan SDM melalui man power planning dan revitalisasi pusat studi.“Universitas dan fakultas tidak perlu lagi disibukkan dengan urusan teknis seperti kebersihan, keamanan, atau pengadaan barang. Fokus utama mereka adalah pendidikan,” tegasnya.
Kegiatan Rakorja berlanjut dengan presentasi rencana pengembangan dari seluruh fakultas dan jajaran pimpinan universitas. Paparan tersebut meliputi potensi yang dimiliki oleh masing-masing unit, evaluasi pelaksanaan RKAT beserta pelajaran terpetik, tantangan yang dihadapi, program unggulan yang dapat dikembangkan, hingga prospek kolaborasi dan eskalasi ke depan.
Melalui rangkaian paparan tersebut, Rakorja diharapkan tidak hanya menjadi forum evaluasi, tetapi juga wahana merumuskan langkah strategis untuk memperkuat kontribusi UII dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah Islamiyah di masa mendatang. (AHR/RS)
FIAI UII Tingkatkan Kompetensi Staf Lewat Kelas English for Office Communication
Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kegiatan English for Office Communication: Basic Public Speaking Skills for Campus Staff yang berlangsung di Gedung K.H. A. Wahid Hasyim, Kampus Terpadu UII pada Jum’at (26/09). Kegiatan ini diikuti oleh tenaga kependidikan FIAI UII dengan menghadirkan narasumber Jovan Andry Wijaya, S.Pd salah satu senior pengajar bahasa Inggris Cilacs UII.
Kelas ini resmi dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FIAI UII, Dr. Nur Kholis, S.Ag., S.E.I., M.Sh.Ec. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas bahasa asing bagi staf FIAI UII. “Program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dasar berkomunikasi dalam bahasa Inggris, sehingga seluruh divisi di FIAI UII mampu memberikan pelayanan yang lebih luas, bahkan kepada pihak internasional, tanpa terkendala bahasa. Semua itu tetap berlandaskan nilai Islami,” ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut seluruh peserta sangat antusias mengikuti materi yang diberikan oleh pengajar, program peningkatan kompetensi bahasa asing ini sebelumnya juga telah dilaksanakan untuk staf kependidikan di berbagai unit di lingkungan UII, antara lain Program Studi Farmasi, Informatika, Teknik Kimia, Badan Sistem Informatika, Direktorat Sumber Daya Manusia, serta Yayasan Badan Wakaf UII.
Sebagai pusat pengembangan bahasa, CILACS UII berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kemampuan bahasa asing, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga tenaga kependidikan dan dosen. Melalui kegiatan seperti ini, UII meneguhkan langkahnya menuju kampus berkelas internasional dengan tetap menjaga nilai-nilai keislaman. (ANK/AHR/RS)
IIEF Jakarta & CILACS UII Tingkatkan Kualitas TOEFL ITP Test
CILACS Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Indonesian International Education Foundation (IIEF) Jakarta dalam rangka diskusi, evaluasi, dan monitoring pelaksanaan TOEFL ITP Test pada Senin (15/09). IIEF sendiri merupakan institusi non-profit yang didirikan pada tahun 1982. Memiliki misi dan komitmen dalam pengembangan bangsa Indonesia melalui pendidikan bertaraf Internasional. IIEF merupakan afiliasi dari IIE (Institute of Education International) yang memiliki 4 program utama yaitu scholarship & fellowship management, capacity building, service to education, dan testing & certification. Untuk menjalankan program-program tersebut IIEF bekerjasama dengan berbagai institusi seperti USAID, Ford Foundation, Cargil, Paiton, Kedutaan Amerika, Prometric dan Educational Testing Service (ETS).
Kunjungan yang berlangsung di kantor CILACS UII Demangan, dari IIEF diwakili oleh Ditya Putri selaku Operations Coordinator IIEF Jakarta. Kehadirannya diterima oleh Kepala Cilacs UII, Ratna Roostika, SE., MAC, Ph.D yang diwakili Yusuf Arief (Kepala Departemen Layanan Tes), Sudharmanto (Koordinator International Test Program), Suprihatin (Kepala Departemen Akademik), Aditya Suci (Kepala Departemen Pemasaran), Dinar Darundini (Staf Pemasaran), serta Aisyiyah (Kepala Departemen Keuangan).
Dalam pertemuan tersebut, kedua lembaga memaparkan perkembangan penyelenggaraan TOEFL ITP di Yogyakarta sekaligus membahas berbagai kendala yang dihadapi. Sebagai official venue test center di Yogyakarta sejak tahun 2003, CILACS UII menekankan bahwa tingginya minat masyarakat mengikuti TOEFL ITP Test didorong oleh banyaknya program beasiswa di Indonesia saat ini, seperti LPDP, yang mensyaratkan sertifikasi TOEFL ITP. Dan Cilacs UII yang sudah terpercaya dan memiliki reputasi puluhan tahun tentu saja siap memberikan pelayanan terbaiknya.
CILACS UII melalui manjamennya juga menyampaikan harapan adanya dukungan program-program kerjasama dari IIEF, khususnya terkait peningkatan kualitas layanan, termasuk percepatan penyampaian hasil tes bagi peserta. Menanggapi hal tersebut, Ditya Putri dari IIEF Jakarta menyatakan komitmennya untuk memperkuat kolaborasi dan membuka peluang kerja sama lebih lanjut demi peningkatan mutu pelaksanaan TOEFL ITP Test di Indonesia.(ANK/AHR/RS)
Urgensi RUU Perampasan Aset, Antara Peluang dan Tantangan
Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PSAD) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Serial Diskusi Online #7 bertajuk “Urgensi RUU Perampasan Aset: Peluang dan Tantangannya”, Rabu (24/9). Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Sugeng Purnomo, mantan Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan HAM Kemenko Polhukam RI, serta Zainal Arifin Mochtar, dosen Fakultas Hukum UGM sekaligus peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) FH UGM.
Ketua PSAD UII, Prof. Masduki, dalam sambutannya menekankan pentingnya RUU Perampasan Aset sebagai langkah strategis melawan gurita korupsi dan kejahatan terorganisir yang menghambat demokrasi. Ia menilai situasi saat ini menuntut kebijakan ekstra untuk mendorong sense of emergency di kalangan pembuat kebijakan. “kita lihat bagaimana pentingnya ini untuk mengatasi masalah masalah akut itu sendiri sekaligus juga memberi peluang bagaimana negara ini bisa sehat lebih lanjut bisa menegak amanah reformasi yaitu demokrasi itu sendiri”.
Sugeng Purnomo dalam paparannya menjelaskan bahwa RUU Perampasan Aset memiliki roh utama berupa mekanisme perampasan aset hasil kejahatan tanpa menunggu putusan pidana. Menurutnya, hal ini penting untuk mencegah aset haram dipindahkan atau dialihkan selama proses hukum berlangsung. Ia mengingatkan bahwa pemahaman publik perlu diluruskan agar tidak muncul kekhawatiran berlebihan bahwa aset masyarakat bisa dirampas sembarangan. Sugeng juga mengusulkan agar partisipasi publik diperkuat, tata kelola lembaga penegak hukum dibenahi, dan mekanisme pengawasan pengadilan dioptimalkan guna mencegah penyalahgunaan kewenangan.
Sementara itu, Zainal Arifin Mochtar menyoroti aspek konstitusional dan kelembagaan dari RUU ini. Menurutnya, nomenklatur “perampasan aset” sebaiknya diperluas menjadi asset recovery atau pemulihan aset, karena pengelolaan aset pasca-perampasan sama pentingnya dengan proses perampasannya. Ia juga mengingatkan potensi pelanggaran hak asasi manusia apabila regulasi tidak dirancang dengan hati-hati. “Prinsip partisipasi publik dan pengawasan perlu diperkuat agar undang-undang ini tidak justru menimbulkan masalah baru,” jelasnya.
Zainal juga menyoroti desain kelembagaan yang idealnya tidak hanya bertumpu pada kejaksaan. Ia mendorong pendekatan multi-stakeholder, misalnya melibatkan lembaga khusus atau kerja sama dengan sektor lain, untuk memastikan aset yang dirampas dapat dikelola secara optimal dan transparan.
Dalam sesi tanya jawab, peserta menanyakan bagaimana menyeimbangkan kepentingan negara dalam mengamankan aset dengan perlindungan hak individu. Menanggapi hal ini, Sugeng menegaskan bahwa perlindungan hukum tetap tersedia, misalnya melalui mekanisme keberatan di pengadilan, meski aset tetap bisa dikejar apabila terbukti berasal dari tindak pidana. Zainal menambahkan bahwa produk hukum ini harus berbentuk undang-undang, bukan sekadar peraturan pemerintah, agar benar-benar mencerminkan representasi rakyat melalui kontrak sosial.
Diskusi yang dihadiri lebih dari 270 peserta menegaskan bahwa pengesahan RUU Perampasan Aset merupakan kebutuhan mendesak bagi Indonesia. Meski demikian, implementasinya perlu disertai dengan pembenahan regulasi, penguatan tata kelola penegakan hukum, partisipasi publik yang luas, serta transparansi di setiap tahap proses. Dengan langkah tersebut, RUU ini diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai instrumen pemberantasan korupsi, tetapi juga menjadi sarana pemulihan aset negara demi sebesar-besarnya kepentingan masyarakat. (ELKN/AHR/RS)
UII Gelar 5th ISSTEC 2025
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengadakan seminar internasional The 2025 Fifth International Seminar on Science and Technology (5th ISSTEC 2025). Seminar internasional ini digelar pada Selasa (23/09) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII dengan format hybrid yaitu tatap muka dan daring melalui kanal zoom meeting.
Mengusung tema Recent Breakthroughs in Science, Technology, & Data Analysis, ISSTEC 2025 menghadirkan forum ilmiah internasional yang menyoroti terobosan terbaru di bidang sains, teknologi, dan analisis data. Ruang lingkup ISSTEC 2025 mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari fisika teoritis dan eksperimental, kimia fisik, ilmu lingkungan, nanoteknologi, farmasi, statistika terapan, sains data, dan bidang terkait lainnya. Dengan perkembangan sains dan teknologi yang pesat, ISSTEC 2025 hadir sebagai ruang untuk mendorong diskusi, berbagi gagasan inovatif, serta membangun kolaborasi yang dapat menjawab tantangan global maupun lokal.
ISSTEC merupakan konferensi akademik dua tahunan yang telah diadakan sejak tahun 2009 dan berlanjut pada 2019, 2021, dan 2023. Selama 16 tahun penyelenggaraannya, ISSTEC sukses menjadi forum ilmiah yang memberi dampak global dan menarik perhatian para peneliti dan akademisi dunia. Tahun ini, partisipan yang mengikuti sebanyak 634 orang yang berasal dari berbagai negara, di antaranya Taiwan, Jepang, Thailand, Amerika Serikat, Brazil, dan Malaysia yang berprofesi sebagai peneliti, akademisi, praktisi, serta mahasiswa sarjana maupun pascasarjana.
Pada tahun ini, ISSTEC 2025 menghadirkan sejumlah pembicara terkemuka dari berbagai negara. Pada sesi keynote speech, hadir Prof. Teruna Jaya Siahaan dari School of Pharmacy, University of Kansas, Amerika Serikat yang menyampaikan materinya secara daring, serta tiga pembicara lainnya yang hadir secara langsung, yaitu Prof. Hiroyuki Nakamura dari Institute of Science, Tokyo, Jepang, Assoc. Prof. Mullika Traidej Chomnawang dari Mahidol University, Thailand, dan Prof. Daniel Wei-Chung Miao dari National Taiwan University of Science and Technology, Taiwan.
Selain itu, ISSTEC 2025 juga menghadirkan plenary speakers yang memperkaya diskusi akademik, di antaranya Assoc. Prof. ChM. Dr. Normah Binti Awang dari Universiti Kebangsaan Malaysia. Dari internal Universitas Islam Indonesia, turut menjadi pembicara yakni Dr. Sci. Dhina Fitriastuti, S.Si., M.Sc., Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., Ayundyah Kesumawati, S.Si., M.Si., Dr. apt. Oktavia Indrati, S.Farm., M.Sc., dan Dr. apt. Aris Perdana Kusuma, S.Farm., M.Sc.
Sejalan dengan tema ISSTEC, Rektor UII, Fathul Wahid memberikan pengingat penting dalam sambutannya. Fathul Wahid mengutip survei dari Ipsos Global Trust Trustworthiness Index 2024 terhadap 23.500 responden dari 32 negara bahwa ilmuwan menempati peringkat kedua sebagai profesi yang paling dipercaya di dunia dengan 56% responden menyatakan percaya pada ilmuwan. Menurutnya, hasil survei ini menjadi pengakuan yang luar biasa sekaligus tanggung jawab yang serius bagi para ilmuwan.
“Ini berarti masyarakat mengharapkan kita tidak hanya menghasilkan pengetahuan yang dapat diandalkan, tetapi juga mengomunikasikan temuan kita dengan jelas, berinteraksi dengan pembuat kebijakan, dan membagikan ilmu pengetahuan secara terbuka kepada publik. Kita harus menjaga kepercayaan ini melalui integritas, transparansi, dan relevansi dalam pekerjaan kita, sehingga ilmu pengetahuan terus menjadi panduan dalam mencari solusi terhadap tantangan zaman,” ungkap Fathul Wahid.
Lebih lanjut, Dekan FMIPA UII, Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D., menyampaikan harapan agar seminar ini tidak hanya menjadi ajang akademik yang produktif, tetapi juga mampu memperkaya wawasan, memperluas jejaring profesional, serta memantik kolaborasi baru yang dapat berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik di Indonesia maupun di tingkat global. Beliau juga berharap seluruh rangkaian kegiatan ISSTEC 2025 dapat berjalan dengan lancar, memberikan pengalaman berharga, serta meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. (VA/AHR/RS)
UII Gelar Diskusi dan Peluncuran Buku Kajian Prof. Mitsuo Nakamura
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Diskusi dan Peluncuran Buku Mengamati Islam di Indonesia 1971-2023 pada Selasa (23/09) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Buku ini merekam kajian antropologi budaya Islam Indonesia selama 52 tahun.
Prof. Emeritus Mitsuo Nakamura dikenal sebagai antropolog asal Jepang yang menaruh perhatian besar pada perkembangan Islam di Indonesia sejak awal 1971. Ia melakukan penelitian mendalam, terutama terkait gerakan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan dinamika Islam kultural yang menjadikannya salah satu rujukan penting bagi kajian Islam di tanah air.
Buku ini merangkum perjalanan panjang riset Prof. Nakamura selama lebih dari lima dekade yang menyoroti tidak hanya perkembangan Islam di Indonesia, tetapi juga menelaah interaksi umat muslim Indonesia dengan tradisi, modernitas, dan perubahan sosial-politik.
“Buku ini bukan sekadar kumpulan esai, melainkan sebuah lensa panjang yang memungkinkan kita menengok perubahan sosial, kultural, dan keagamaan bangsa ini selama lima dekade terakhir. Menariknya, meskipun tulisan pertama dalam buku ini ditulis pada tahun 1971, cakupannya jauh melampaui rentang waktu tersebut,” ungkap Rektor UII, Fathul Wahid dalam sambutannya.
Menariknya dalam buku ini, lanjut Fathul Wahid memiliki makna istimewa untuk UII yang dituliskan dalam salah satu esai yang mengulas Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Rektor pertama UII dan tokoh gerakan pembaruan Islam di Indonesia. Melalui tulisan ini, pembaca dapat melihat gagasan dan perjuangan beliau, baik dalam pendidikan maupun dakwah yang menjadi bagian dari arus besar transformasi Islam Indonesia.
“Irisan ini mengingatkan kita bahwa perjalanan UII bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari ekosistem keilmuan dan gerakan sosial-keagamaan yang turut membentuk wajah bangsa,” ungkap Fathul Wahid.
Fathul Wahid menegaskan bahwa peluncuran buku ini bukan hanya dimaksudkan untuk mengenang perjalanan, tetapi juga untuk melihat trajektori Islam Indonesia ke depan. Menurutnya, buku tersebut penting dalam menjaga warisan keterbukaan, moderasi, dan peran sosial-keagamaan yang telah lama menjadi ciri khas Islam di Indonesia. Ia menilai, karya Prof. Nakamura ini dapat membantu mendesain masa depan dengan memahami akar-akar yang membentuk kondisi saat ini.
Sementara itu, Prof. Mitsuo Nakamura yang hadir langsung dalam acara diskusi dan peluncuran menyampaikan keyakinan akademisnya secara jujur dan obyektif tentang gerakan Islam di Indonesia. Ia ingin memberikan pengetahuan yang cukup kepada pembaca tentang gerakan Islam di Indonesia.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian saya ini. Jadi ini dituliskan sama saya sebagai tanda terima kasih untuk orang-orang yang sudah membantu saya. Menurut keyakinan akademis saya sebagai antropolog, kalau hasil penelitian dituliskan hasilnya diberikan kepada orang-orang yang telah membantu, itu etika menurut saya,” ungkap Prof. Nakamura.
Acara ini dilanjutkan dengan diskusi dengan menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai kalangan diantaranya Achmad Charris Zubair (budayawan), Prof. Dr. Drs. Yusdani, M.Ag (profesor hukum perdata Islam UII), Dr. Muhammad Najib Azca (dosen Sosiologi UGM), dan Prof. Dr. Phil. Al Makin, M.A (Guru Besr Filsafat UIN Sunan Kalijaga), bertindak sebagai moderator Dr. Trias Setiawati (Kepala Pusat Studi Gender UII). (AHR/RS)
UII Teguhkan Strategi Mutu dalam RTM SPMU 2025
Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjaminan Mutu Universitas (RTM SPMU) pada Senin (22/09) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Audit Mutu Internal (AMI) Tahun 2025 dengan rangkaian visitasi telah dilaksanakan pada 28 Agustus hingga 16 September 2025 melibatkan seluruh unit di UII. RTM sebagai tahapan berjenjang dilaksanakan di lingkup fakultas (RTM-SPMF) pada 15-18 September 2025. Dengan demikian, seluruh hasil audit dan evaluasi dari unit-unit di fakultas dihimpun, dibahas, dan dirumuskan dalam forum tingkat universitas.
RTM-SPMU merupakan forum refleksi bersama atas hasil audit mutu internal sekaligus sebagai ruang untuk menetapkan strategi perbaikan dan peningkatan. RTM SPMU tahun ini memiliki makna khusus karena menjadi RTM terakhir bagi jajaran pimpinan universitas periode 2022-2026. Agenda yang dibahas dalam RTM yaitu hasil audit mutu internal, evaluasi umpan balik pelanggan, dan evaluasi kinerja unit (pencapaian sasaran, rencana, dan standar mutu). Selain itu, juga dibahas penanganan tindakan pencegahan dan koreksi, tindak lanjut RTM periode sebelumnya, perubahan yang dapat memengaruhi SPM, dan rekomendasi untuk peningkatan standar.
Acara dipandu oleh dosen Fakultas Hukum (FH) UII, Siti Rahma Novikasari, S.H., M.H. dan hasil Audit Mutu Internal (AMI) disampaikan langsung oleh Rektor UII, Fathul Wahid. Laporan mencakup seluruh unit di UII, mulai dari dekanat, jurusan, program studi di semua jenjang, badan, direktorat, pusat studi universitas, laboratorium ISO 17025, hingga jajaran rektorat. Dalam pemaparannya, Fathul menyoroti empat poin penting evaluasi. Pertama, mengenai persentase jumlah pendaftar, khususnya pada program sarjana yang masih menjadi indikator utama dalam sejumlah akreditasi.
Kedua, tingkat kelulusan mahasiswa tepat waktu sesuai masa tempuh kurikulum yang dalam instrumen penilaian dikenal sebagai persentase mahasiswa angkatan TS-4 yang sudah lulus. Ketiga, ketepatan waktu penyerahan nilai oleh dosen. Keempat, tingkat kehadiran dosen yang juga menjadi aspek penting dalam menjaga mutu pembelajaran. Selain itu, laporan AMI 2025 juga memotret capaian riset, publikasi, dan pengabdian kepada Masyarakat yang perlu diperkuat untuk mendukung pencapaian Sasaran Mutu, Rencana Strategis UII, dan standar akreditasi nasional maupun internasional.
Usai penyampaian hasil AMI rapat dilanjutkan dengan sesi diskusi untuk membahas berbagai rekomendasi tindak perbaikan. Dalam sesi ini, peserta rapat menyampaikan umpan balik dan saran perbaikan yang relevan dengan unit masing-masing. Hasil diskusi tersebut nantinya akan dirumuskan dalam Surat Keputusan (SK) Rektor yang bersifat mengikat. SK ini akan menjadi acuan tindak lanjut pada periode kepemimpinan berikut serta akan diintegrasikan ke dalam Rapat Kerja (Rakorja) universitas dan fakultas.
Dengan semangat rahmatan lil-‘alamin, RTM-SPMU 2025 semakin menegaskan komitmen UII untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, memperkuat tata kelola, serta menyiapkan transisi kepemimpinan yang berkelanjutan. (RM/MKLW/AHR/RS)