,

Perkuat Mutu Pendidikan Dengan Akreditasi Internasional

Setelah sebelumnya berhasil meraih akreditasi internasional dari Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) kembali memperoleh pengakuan serupa. Kali ini akreditasi diterima dari Indonesia Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).

IABEE merupakan sebuah lembaga indipenden bagian dari lembaga Persatuan Insinyur Indonesia untuk mengembangkan mutu dalam pengelolaan pendidikan tinggi teknik. IABEE dibentuk dengan pembinaan JABEE yang telah berstatus sebagai penandatanganan Washington Accord. IABEE diakui di Indonesia oleh Kemenristekdikti sebagai badan yang bertanggungjawab terhadap akreditasi program studi di bidang teknik, teknologi dan komputasi.

Secara simbolis, sertifikat akreditasi diserahterimakan oleh Ketua Komite Eksekutif IABEE, Dr. Ir. Illah Sailah, MS. kepada  Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D., di Gedung Dr. Mohammad Natsir, Kampus Terpadu UII, Rabu (1/11). Turut hadir dan menyaksikan Wakil Rektor III UII, Ir. Agus Taufiq, M.Sc, Dekan FTSP UII, Dr. Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc, Ketua Program Studi Teknik Sipil UII, Miftahul Fauziah, ST., MT., PhD. serta Direktur Eksekutif Manager JABEE, Dr. Yasehuki Ausema.

Apresiasi disampaikan Illah Sailah atas upaya UII dalam hal pengajuan akreditasi internasional. Ia menuturkan kompetisi SDM nasional saat ini menjadi tantangan ketika dihadapkan dengan SDM asing. Lulusan profesi dalam negeri lebih sedikit dibanding lulusan profesi luar negri.

“Untuk ke depan tantangan lebih kompleks sehingga SDM kita harus lebih adaptif dan kreatif bukan hanya ordinary namun extraordinary. Sehingga nantinya kami harapkan yang dihasilkan oleh UII harus extraordinary dan menopang sustainability,” ujarnya.

Illah Sailah menjelaskan, terdapat tiga hal yang dapat menopang sustainability yakni kompetensi/kapasitas, inovasi dan pemahaman tentang entrepreneur. Di dalam kurikulum, menurutnya juga harus mengadopsi tujuh kriteria SDGs. “Kita harus menjadi negara terpandang, IABEE menjadi salah satu caranya karena pengakuan luar negri khususnya dibidang ini dari Washington Accord, dan IABEE sudah berstatus dalam penandatanganan perjanjian tersebut,” tuturnya.

Widodo Brontowiyono dalam sambutannya menegaskan tentang era globalisasi yang tidak dapat dihindari namun harus dihadapi. IABEE menurutnya merupakan sebuah antisipasi dari hal tersebut. “Akreditasi bukan menjadi tujuan utama kita, namun sebagai alat pendorong mutu dan yang paling penting bagaimana kita dapat membuktikkan bahwa kita layak mendapatkan akreditasi internasional,” ungkapnya.

Lebih lanjut Widodo Brontowiyono mengungkapkan, menurut UU seluruh tenaga kerja yang bergerak di bidang konstruksi harus mempunyai sertifikat atau harus menuggu satu tahun. Sehingga diharapkan IABEE menjadi pondasi lulusan untuk memasuki jenjang profesional.

Ucapan selamat juga disampaikan Nandang Sutrisno selaku pimpinan UII. Ia berharap Program Studi di UII yang lainnya dapat belajar dari Program Studi di FTSP UII agar mendapatkan akreditasi serupa. “Saya mengucapkan selamat kepada Program Studi Teknik Sipil khususnya dan FTSP pada umumnya. Semoga akreditasi internasional dapat merata ke seluruh Program Studi yang ada di UII,” tuturnya. (BKP/RS)