,

Ramadan, Momen Tepat Mengembalikan Keseimbangan Hidup

Ramadan secara keseluruhan adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada keadaan yang seimbang. Rasulullah sendiri meluaskan makna Ramadan tidak hanya pada konteks konsumsi, tetapi juga pada titik keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. 

“Siapa saja yang tidak mampu mengendalikan lidahnya, menyeimbangkan lidahnya, tidak mampu tercegah dari berucap yang buruk dan melakukan hal-hal yang tidak baik. Maka Allah tidak membutuhkan puasanya.” tutur Dr. TGB Muhammad Zainul Majdi, Lc., MA. dalam Kajian Ulil Albab Ramadhan UII (KURMA) 1443 yang digelar pada Rabu petang (13/4).

Ia menambahkan bahwa kembali pada titik seimbang adalah dengan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Sebagai contoh adalah dengan tidak berlebihan saat bertindak, berbicara serta tidak bereaksi berlebihan dalam perkara yang masih belum diketahui perkaranya. 

Dr. Zainul menjelaskan bahwa spirit wasathiyah dapat dimaknakan sebagai umat yang terbaik, yaitu berusaha memberikan yang terbaik dalam kehidupan. Jika dikaitkan dengan Ramadan maka spirit wasathiyah diharapkan dapat memberikan hal yang baik dan positif, seperti melakukan amalan-amalan terbaik. 

“Bahwa pada Ramadan itu Allah memberikan kemenangan kepada kebenaran, karena itu dalam konteks ini kita diajarkan untuk terus berjuang bersama kebaikan dan kebenaran.” ungkapnya dalam acara yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam UII ini.

Selain itu Dr. Zainul spirit Ramadan dan wasathiyah dapat dikaji dengan tiga hal. Pertama, Ramadan mengajarkan untuk mengembalikan segala sesuatu secara proporsional. Kedua, Ramadan mengajarkan untuk selalu memberikan yang terbaik. Terakhir, Ramadan adalah kesempatan yang baik untuk menegakkan nila-nilai agama islam.

Ia juga berbagi tips untuk meraih kesempurnaan Ramadan melalui beberapa hal, seperti meniatkan dengan baik dan benar, memahami manfaat bulan Ramadan sebaik mungkin, dan bersungguh-sungguh dalam setiap amalan yang akan dijalankan. Ini erat dengan upaya untuk memahami dan melekatkan Al-Quran dan hadis dalam setiap aspek kehidupan.

Terakhir Dr. Zainul mengatakan kita untuk menikmati Ramadan sebab bulan suci ini adalah suatu kesempatan istimewa untuk melakukan hal-hal terbaik. “Karena terkadang sebagian kita ketika sudah ada di Ramadan itu suasana hatinya seperti agak berat. Jadi ngitung terus lihat kalender kapan selesai Ramadan. Kita nikmati Ramadan karena sangat indah, kesempatan untuk kita semua.” (LY/ESP)