,

Siapa Yang Melindungi Migran di Kala Pandemi?

Pengamat hubungan internasional UII, Irawan Jati, M.Hum., MSS menyampaikan terjadi pergeseran paradigma dalam memandang isu keamanan dan kemanusiaan. Ia mencontohkan di masa lalu, negara-negara di dunia sangat concern pada keamanan negara (state security) sehingga hampir semua negara memiliki pasukan bersenjata. Pada tahun 80-an, paradigma ini bergeser menjadi keamanan manusia (human security) yang tinggal di dalam negara. Karena apa yang mengancam negara juga mengancam kemanusiaan. Topik ini menjadi relevan jika berbicara terkait pandemi.

Hal itu disampaikannya dalam Bincang HI UII yang mengupas Pandemi, Migrasi, dan Pengungsi di Asia Tenggara melalui kanal Youtube belum lama ini. Turut hadir Geradi Yudhistira, M.A. sebagai narasumber kedua.

“Negara sekarang berpikir untuk menyelamatkan manusianya dahulu sebelum ekonomi. Oleh karena itu, ketika negara menyadari pandemi itu berbahaya maka akan dilakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan warganya. Dalam kasus covid sendiri kesadaran terhadap human security sudah cukup tinggi. Yang bisa melakukan perlindungan bukan hanya negara namun juga faktor lain di luar negara”, jelasnya.

Meskipun demikian di sisi lain, Geradi Yudhistira menjelaskan dalam konteks migrasi, migran selalu berada di pihak yang paling lemah daya tawarnya. Salah satu karakteristik dari migran yaitu mereka tidak memiliki kekuatan untuk melindungi kelompoknya.

“Misalnya saya menjadi warga negara yang dilindungi karena saya berada di wilayah saya yaitu Indonesia. Namun kemudian ketika saya berada di luar negri justru saya adalah orang yang tidak berada di wilayah perlindungan Indonesia dan saya tidak menjadi tanggung jawab dari negara lain. Adapun perlindungan KBRI juga tidak sekuat pemerintah yang benar-benar ada di Indonesia”, bebernya.

Ironisnya, para migran ini berada di luar tanggung jawab wilayah negaranya namun juga bukan prioritas dari negara tujuannya. Dalam aspek ini, human security belum menyentuh lintas batas negara, yang masih ada kecenderungan paspor siapa yang harus diutamakan dahulu.

“Ketika anda berada di Hongkong maka yang memiliki paspor Hongkong yang akan diutamakan. Human security sendiri masih berada dalam takaran yang nasionalistik sehingga hal ini yang membuat para migran menjadi rentan”, pungkasnya. (FNJ/ESP)