,

Tantangan Umat Islam di Era Modernisasi

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan prinsip-prinsip syariah menjadi problem yang tidak kunjung tuntas. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya umat Islam di Indonesia yang apatis terhadap kegiatan ibadah.

Sebagaimana disampaikan Rektor Universitas Darussalam Gontor Prof. Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A., M.Phil. dalam Kajian Ulil Albab Ramadan (KURMA) UII pada Kamis (7/4). Ia menyatakan banyak dari masayakat muslim yang menjadikan salat sebagai formalitas tapi tidak merubah tingkah laku kesehariannya.

“Orang rajin salat tapi amalan salatnya tidak mempengaruhi prilakunya, sehingga salatnya tidak berpengaruh kedalam hidupnya. Apalagi zaman sekarang malah banyak orang yang tidak salat, itu masalahnya,” tutur Prof. Hamid Fahmi Zarkasyi dalam acara yang bertemakan “Tantangan Intelektual & Spiritual Umat Islam” secara daring melalui Zoom Meeting itu.

Terlebih ia juga menyinggung umat Islam yang menjadikan ibadah hanya dipandang sebagai formalitas saja, seperti halnya melaksanakan puasa hanya menahan haus dan lapar, tetapi tidak menjaga sikap dan nafsu.

“Tantangan umat Islam saat ini kita sering kali menjumpai orang yang tidak salat, begitu juga dengan puasa, puasa itu bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar, yang paling sederhana dari puasa itu adalah menahan kemaluan untuk tidak memunculkan syahwat, tetapi ada shoum al khusus, menahan hati, mata, telinga dan seluruh anggota tubuh dari dosa dosa kecil. Tantangan kita banyak sekali,” paparnya dalam acara yang diinisiasi oleh Direktorat Pendidikan & Pembinaan Agama Islam UII ini.

Kemudian, lanjut Prof. Hamid Fahmi Zarkasyi, dalam melaksanakan salat, hendaknya tidak tergesa gesa ataupun malah bermalas malasan, prilaku buruk sebagian umat Islam terkadang menjadikan salat sebagai alat untuk mencari popularitas ataupun riya’ semata. Padahal, inti dari salat itu dapat mengubah prilaku manusia menjadi lebih baik.

”Ketika viral ada salat teraweh hanya 7 menit itu sebenarnya dikaitkan dengan hadis itulah yang disebut dengan yasriku fi sholatihi (mencuri salatnya). Ruku’ itu harus tuma’ninah terhadap prilaku, nah ini satu detik pun tidak ada,” tandasnya.

Terakhir Prof. Hamid Fahmi Zarkasyi juga menyampaikan kepada para hadirin untuk melaksanakan ibadah puasa dengan penuh syukur dan gembira. “Di dalam kita menjalankan syariat Islam, itu semuanya adalah tazqiyat an nafs, termasuk puasa yang kita jalani juga,” pungkasnya. (AMG/RS)