,

Tips Aman Berolahraga Saat Berpuasa

Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan maksimal tentunya membutuhkan kondisi tubuh yang sehat dan bugar. Kondisi tubuh seperti ini salah satunya didapat dengan melakukan aktivitas olahraga yang cukup. Lantas bagaimana dengan berolahraga di bulan Ramadan? Olahraga disaat berpuasa Ramadan bukanlah hal yang perlu ditakuti selama dilakukan dengan cara dan langkah yang benar.

dr. Andhika Raspati, SP.KO. mengupas tuntas cara-cara berolahraga yang benar selama berpuasa. Menurutnya, hal utama yang paling penting adalah pemilihan waktu berolahraga. Paling banyak orang berolahraga saat Ramadan ini adalah menjelang berbuka. Namun, tidak semua jenis olahraga bisa aman dilakukan saat waktu itu.

“Menjelang puasa olahraga yang dianjurkan adalah intensitas rendah seperti jogging atau bersepeda,” jelasnya dalam acara Webinar Ramadan Booster yang diadakan oleh ImanImun dan CMIA Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia pada Sabtu (9/4).

Bukan tanpa alasan, dr.Andhika menjelaskan jika saat menjelang puasa kandungan glukosa dalam tubuh kita tinggal sedikit. Sehingga akan berbahaya jika olahraga intensitas berat seperti lari cepat yang nantinya menghabiskan cadangan glukosa. Sehingga olahraga paling baik adalah saat menghabiskan cadangan lini satu di tubuh kita, yaitu lemak.

Namun, apakah saat berpuasa kita tidak boleh melakukan olahraga intensitas tinggi? Ternyata boleh. dr. Andhika menjelaskan jika waktu paling baik untuk melakukannya adalah sesaat setelah berbuka. Ia juga memberi tips, yakni saat berbuka makan makanan manis terlebih dahulu sebagai takjil dan makanan berat dikonsumsi setelah berolahraga.

Lalu, bagaimana olahraga setelah sahur atau pagi hari? Banyak orang yang juga melakukan olahraga di waktu ini karena merasa tubuh masih bugar dan berenergi banyak. Menurut dr. Andhika boleh saja dilakukan, namun olahraga dengan intensitas rendah. Gunanya adalah agar tetap menjaga cadangan energi serta cairan hingga buka puasa nanti.

“Kombinasi antara intensitas ringan dan berat justru lebih baik lagi,” tambahnya. Menurut dr. Andhika bagi teman-teman yang menjalankan ibadah puasa bisa mengkombinasikan aktivitas olahraga. Misalnya adalah menjelang berbuka olahraga bersepeda dan setelah berbuka ditambah dengan olahraga sprint. Namun, semua kembali ke kemampuan tubuh masing-masing.

dr.Andhika juga memberikan tips guna menjaga cadangan cairan tubuh bisa cukup sampai berbuka. ”Jangan minum teh untuk sahur,” katanya. Menurut ilmu kedokteran, teh mengandung zat diuretic yang nantinya memicu tubuh untuk terus buang air. Akibatnya tubuh akan kehilangan cadangan cairan lebih cepat daripada seharusnya.

Selanjutnya, dr. Dyah Arum, M.Gizi. menjelaskan terkait cadangan tubuh yang diolah saat sedang puasa. Indonesia sendiri dengan letak geografis rata-rata jarak antara sahur dan buka adalah 13 jam. Menurut kesehatan waktu lebih dari 12 jam tubuh berpuasa akan memasuki fase late fasting stage. Saat itu tubuh akan mengolah cadangan lemak untuk energi. Seiring memasuki hari ke-11 lemak dalam tubuh kita juga akan lebih mudah terbakar. (UAH/RS)