Tips Bagaimana Memperbaiki Diri dan Akhlak di Bulan Ramadan

Ramadan yang identik dengan bulan suci dan penuh ampunan adalah momen yang tepat untuk berlomba-lomba memperbaiki diri. Sejalan dengan itu, Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia melaksanakan Sharing Muslimah bertema “Menjaga Iman dan Imun dengan Tazkiyatun Nafs”. Acara pada Ahad (10/4) ini turut mengundang narasumber seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Ustazah dr. Meity Elvina, M.Ked., Sp.OG, PGCsert.

Menurut dr. Meity Elvina, takziyah sendiri artinya adalah bersuci sehingga tazkiyatun nafs artinya adalah penyucian jiwa. “Karena sebenarnya ketika kita mau menyucikan jiwa bagaimana caranya maka kita harus mengembalikan kepada tuntunan Quran sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Jumu’ah ayat dua”. Tutur Ustadzah Meity. 

Adapun ayat tersebut menyebutkan bahwa Allah mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul yang membacakan ayat-ayat kepada mereka dan kemudian mensucikan mereka.

Kemudian beliau membahas lima perkara perusak hati. Pertama, banyak bergaul dengan sembarang orang, kedua berlebihan dalam makanan, ketiga banyak tidur (membuatnya malas mengerjakan perintah Allah), keempat bergantung kepada selain Allah, dan yang terakhir senang berangan-angan hal yang tidak bermanfaat. 

Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati jika terus berbuat maksiat dan dosa maka hati akan tertutup noda hitam. “Jangan sekali-kali kita melakukan hal yang berbuat dosa karena hati kita selain keras juga akan tercoreng noda-noda hitam yang tentunya tidak akan bisa menerima hidayah atau menerima kebaikan.”, Ujarnya. 

Oleh karena itu penting untuk selalu mengingat Allah dengan menyertainya dalam setiap urusan dunia. Jangan sampai hanya berlomba-lomba pada urusan dunia namun melupakan urusan akhirat.

Selain itu, ia juga berbagi tips bagaimana melembutkan hati menurut Rasulullah dalam HR Ahmad 2/263. Caranya dengan memberi makan orang miskin dan mengusap kepala anak yatim. Hadis ini secara tidak langsung mengajak umat muslim untuk senantiasa bersedekah dan perduli dengan anak-anak yatim. 

Tidak kalah penting adalah mengingat kematian yang dengan itu dapat mengobati hati berkarat agar senantiasa terus mendekat kepada Allah. Jadi hakikat tazkiyatun nafs adalah dengan membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela yaitu dengan membuang seluruh penyakit hati dan menghiasi jiwa dengan sifat-sifat terpuji.

Terakhir Ustadzah Meity menyampaikan untuk melakukan tazkiyatun nafs dengan ayat-ayat Al-Quran. Selain itu penting juga untuk menjaga hati karena apabila dalam tubuh terdapat segumpal daging yang baik maka baiklah seluruh tubuhnya, sebaliknya apabila terdapat bagian yang rusak maka rusak juga seluruh tubuhnya. (LY/ESP)