Tips Raih Hasil Maksimal Dalam Lomba Peradilan Semu Internasional

Student Association of International Law (SAIL) menyelenggarakan sosialisasi tentang  International Law Moot Court Competition (Perlombaan Peradilan Semu Hukum Internasional) guna mengenalkan para mahasiswa Fakultas Hukum  Universitas Islam Indonesia (FH UII) tentang berbagai perlombaan peradilan semu internasional. Acara yang menghadirkan Ketua SAIL FH UII, Elvania Rachmasya dan Demisioner Koordinator Departemen Kompetisi Alfi Nurjannah ini berlangsung di Meeting Room 2/2 Gedung FH UII pada Jum’at, (10/6).

Disampaikan Elvania Rachmasya, International Moot Court Competition adalah perlombaan peradilan semu layaknya proses simulasi persidangan dalam kasus internasional. Dalam perlombaan ini, mahasiswa diposisikan sebagai seorang pengacara atau jaksa yang berkewajiban untuk melakukan pembelaan di hadapan pengadilan. 

Ada tiga tahap dalam perlombaan ini, yaitu: research atau meneliti ketentuan hukum  internasional dari segi substansi kasus perlombaan dalam masa pemberkasan, memorial drafting yaitu menyusun argumentasi yang akan dilombakan untuk membela masing-masing pihak, dan oral pleading yaitu latihan untuk pembacaan argumentasi pihak-pihak yang bersengketa yang disampaikan di muka pengadilan.

Alfi menambahkan beberapa perlombaan yang dapat diikuti oleh Mahasiswa FH UII, diantaranya yaitu: The Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition, The International Humanitarian Law Moot Court Competition, The Jean-Pictet Competition, The Manfred Lachs Space Law Moot Court Competition, The Willem C. Vis International Commercial Arbitration Moot (Vis Moot), dan The International Criminal Court Moot Court Competition (ICCMCC). 

Menurut Elvania, riset kasus sangat penting sebelum mengikuti perlombaan. Selama 1 tahun penuh ia pernah belajar dan mempersiapkan diri untuk mengikuti dua kompetisi sekaligus. Riset yang cukup akan memudahkan untuk memahami apa maksud dari kasus, menyusun argumentasi, hingga memahami pernyataan dari para juri saat perlombaan berlangsung.

Untuk menghadapi kesulitan dalam perlombaan, Elvania memberikan tips agar peserta mengenali diri sendiri dan mengenal teman tim sesama perlombaan. Ini berfungsi untuk dapat saling menyemangati antar satu sama lain dalam melakukan masa pemberkasan hingga perlombaan berlangsung. Kedua, membangun komunikasi yang baik dengan teman satu tim, hal ini berguna untuk dapat melakukan pembagian tugas dengan baik dan membangun suasana pemberkasan yang nyaman. 

Ketiga, mengetahui dengan baik tentang kesehatan mental diri sendiri. Hal ini berguna untuk dapat membatasi diri dan mengontrol tenaga yang dikeluarkan di masa pemberkasan. Selingan dan hiburan kecil dapat mengisi ulang tenaga dan merefresh pikiran para competitor. Dan keempat, selalu ada dan membersamai untuk teman satu tim. Penting untuk membantu teman satu tim, sehingga proses pemberkasan dapat berjalan dengan baik hingga masa perlombaan.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa selain tantangan yang ditemui, mengikuti perlombaan peradilan semu internasional ini juga memiliki banyak manfaat, terutama bagi para competitor. Seperti, peningkatan hard and soft skill, dalam hal: public speaking, critical thinking, argument drafting, time-management, team work, stress-management, dan lain-lain. 

Ia menambahkan bahwa, hal yang paling menyenangkan dari semua ini adalah travelling atau berjalan-jalan keliling dunia. Sebab dengan mengikuti perlombaan ini, para kompetitor dapat memiliki kesempatan untuk pergi ke luar negeri di mana perlombaan ini dilaksanakan. (EDN/ESP)