Perkuat Kerja Sama, UII Terima Kunjungan Kemitraan DAAD-DIES

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan studi banding dan diskusi dari program kemitraan Dialogue on Innovative Higher Education Strategies (DAAD-DIES) pada Kamis (24/11). Kegiatan yang digelar di Ruang Teatrikal Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII tersebut turut dihadiri oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., serta empat pimpinan universitas di Indonesia bagian Timur yaitu dari Universitas Halmahera (Uniera), Universitas Ottow Geisler (UOG) Papua, Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), dan perwakilan dari DAAD internasional.

Prof. Fathul Wahid dalam sambutannya berharap agar kunjungan tersebut dapat menjadi awal tali persahabatan bagi UII. “Atas nama UII saya ucapkan terima kasih luar biasa atas kunjungan ini, dan ini akan menambah sahabat kami, mitra untuk bertumbuh berkembang”, ungkap Prof. Fathul Wahid.

Prof. Fathul Wahid juga turut menerangkan bahwa tujuan dari kunjungan studi banding tersebut adalah sebagai sarana belajar satu sama lain. “Saya berharap nanti di forum singkat di UII ini kita bisa saling belajar, dan lebih penting lagi adalah saling menginspirasi, karena kami juga akan terus belajar”, terangnya.

Terakhir Prof. Fathul Wahid menambahkan agar forum-forum serupa dapat menjadi sumber kebermanfaatan bagi bangsa dan negara. “Sehingga mudah-mudahan forum seperti ini dapat dijadikan sarana belajar kita untuk kebaikan banyak hal, tidak hanya untuk Perguruan Tinggi kita, tidak hanya bakal Perguruan Tinggi yang tergabung pada acara ini tapi juga untuk kebaikan bangsa Indonesia”, pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan DAAD-DIES sekaligus Rektor UKDW, Ir. Henry Feriadi, M. Sc., Ph.D., mengungkapkan tujuannya, “Ini adalah program untuk melatih manajemen universitas dan juga kepemimpinan. Nah selama ini DAAD hanya berfokus pada beberapa program yang sifatnya internasional, misalkan international Dean’s Course yaitu beberapa teman kami yaitu beberapa teman kami mungkin juga ada beberapa dari kampus-kampus yang lain itu juga pernah mengikuti. Tapi itu biasanya program yang sangat eksklusif karena diselenggarakan di Jerman dan beberapa negara ASEAN, begitu”.

Lebih lanjut, Ir. Henry Feriadi menjelaskan bahwa DAAD juga perlu membuat program yang bisa berfokus untuk Indonesia. “Nah, kali ini kita fokus ke Indonesia, dan kebetulan Osnabrück University of Applied Sciences Prof. Peter Mayer dan kami dari Duta Wacana bertemu beberapa tahun yang lalu, kemudian kita membuat sebuah konsep bagaimana kalau bagusnya atau manfaat dari International Dean’s Course seperti itu kepemimpinan, manajemen universitas, itu dibawa dalam konteks di Indonesia”, sambungnya.

Terakhir, Ir. Henry Feriadi mengutarakan perlunya perhatian terhadap universitas di wilayah Timur Indonesia. “Kami itu melihat beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia Timur itu perlu mendapatkan kesempatan yang seperti itu, sehingga pada kesempatan ini kita menjadikan mitra itu ada Unkriswina itu di Waingapu Sumba, Unira di Halmahera, kemudian Ottow Geisler ya”, tegasnya. 

Pada sesi pemaparan materi, Prof. Fathul Wahid menjelaskan bahwa sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) perlu lebih banyak bersyukur. “Banyak hal-hal positif yang perlu kita syukuri, lebih fleksibel, lebih otonom, lebih mandiri, lebih legaliter, lebih tangguh, lebih adaptif, lebih inovatif”, jelasnya. (JR/ESP)