,

UII Terima Kunjungan Perwakilan Muslim Australia

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Komunitas Sahabat Australia menerima kunjungan dari perwakilan warga Muslim Australia untuk saling bertukar pikiran tentang pemahaman Islam. Dalam kunjungannya kali ini, delegasi dari Australia yang dipimpin oleh Chris Barnes selaku Konsulat Jendral Australia di Surabaya diterima oleh Wakil Rektor I UII, Dr.-Ing., Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. di Gedung Mohammad Hatta, PerpustakaanUII, Jum’at (9/3).

Kedatangan Chris Barnes ke kampus UII juga memperoleh sambutan hangat dari Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., MHum., PhD. yang juga pernah mengenyam pendidikan pada jenjang doktor di salah satu universitas terkemuka di negeri kanguru tersebut. Secara khusus Nandang Sutrisno berdiskusi dengan Chris Barnes di ruang kerjanya di gedung Rektorat UII.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Mohammad Hatta UII juga dihadiri perwakilan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Sulis Indarto dan Fauzia Mayangsari. Selain itu juga tampak hadir dari peserta Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (MEP) Saba Awan, Abdul Hameed Kherkhah, Anam Jaed, Siddick Tegally dan Eiman Al Ubudy.

Sementara perwakilan dari UII lainnya yang juga turut menyambut yakni Direktur Pemasaran, Kerjasama dan Alumni, Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St., MA, Kepala Divisi Kerjasama Sigit Pamungkas, S.E., M.Com, Kepala Program Studi Hubungan Internasional Irawan Jati., S.IP., M.Hum., MSS. dan anggota Komunitas Sahabat Australia.

Disampaikan Ilya Fadjar Maharika, Indonesia khususnya UII saat ini belum menjadi pusat pengakuan dunia mengenai Islam seperti halnya di Timur Tengah. Hal ini juga menjadi perhatian UII untuk menjadikan Indonesia sebagai alternatif lain mempelajari Islam. Komunitas Muslim di Indonesia tidak tunggal bahkan menjadi mayoritas yang juga mengayomi etnis, suku bahkan latar belakang yang berbeda.

“Kami berharap Indonesia dapat menjadi alternatif pusat pembelajaran Islam tentang bagaimana umat muslim hidup di ranah nasional bahkan internasional. Dengan perspektif pendidikan, UII juga dapat menjadi pembelajaran alternatif bagaimana kami mengatur kepercayaan dan ilmu pengetahuan dalam satu waktu. Dan kami berharap dengan forum ini dapat bertukar pikiran antar institusi khususnya mahasiswa,” ujarnya.

Sementara menurut Chris Barnes UII mempunyai pergerakan bagus khususnya di Aussie Banget Corner. “UII mempunyai ide yang bagus dalam mengembangkan Aussie Banget Corner yang kemudian akan coba kami terapkan di regional lainnya seperti Jawa Timur,” ujarnya

Disampaikan Chris Barnes, Australia menjadi salah satu tujuan pendidikan terbesar bagi pelajar Indonesia hingga 9.000 setiap tahun. Menurutnya hal ini bukan hanya karena Australia merupakan salah satu World Class University, bukan hanya sekedar biaya hidup murah dibandingkan di Singapura dan UK, juga bukan karena Indonesia-Australia berada dalam satu zona waktu.

“Tetapi juga tentang lingkungan multikultural yang ada di Australia sangat menerima bagi pelajar Internasional. Dan mudah-mudahan hal tersebut juga dapat didiskusikan dalam forum ini, khususnya spesifik mengenai pemahaman Islam,” tandasnya. (BKP/RS)