Ulil Albab Inspiring Event: Jangan Jadi Muslimah Biasa

Ulil Albab Inspiring Event mengundang narasumber inspiratif, Dewi Nur Aisyah, Ph.D dalam talkshownya. Talkshow sesi pertama membedah buku “Awe Inspiring Us”. Sementara Ustadzah Floweria pada sesi kedua membawakan materi “Kisah Inspirasi Para Shahabiyah Nabi Muhammad SAW”. Talkshow ini dilaksanakan pada Sabtu (30/11) di Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia.

Dalam bukunya, Dewi mengulas tentang bagaimana menjadi hamba spesial di hadapan Allah. “Iman kita itu seperti laut kadang pasang kadang surut. Jiwa kita seperti langit kadang cerah kadang mendung. Akal kita seperti kaca kadang jernih kadang buram. Semoga pasangnya tak membanjiri, surutnya tak sampai kemarau. Semoga cerahnya tak menyilaukan, mendungnya tak menggelapkan. Semoga jernihnya mengarahkan, buramnya tak menyesatkan. Semoga kita senantiasa terjaga dalam iman dan ketaqwaan. Semoga umur yang terus berkurang senantiasa tercatat dalam kebaikan”, katanya.

Dewi juga membahasa mengenai perjalannya saat menempuh pendidikan S3 di Imperial College di London dengan menerima beasiswa. Saat itu, ia juga harus mengurus anak dan keluarganya tanpa bantuan babysitter maupun nanny.

“Maka jika ada yang bertanya apa kuncinya dalam membangun keluarga, jawabannya adalah selalu melibatkan Allah dalam setiap perkara, berfastabiqul khairat dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, pun kerjasama yang baik antar pemerannya”, Ucapnya.

Menurut Dewi menyampaikan rencana dalam rumah tangga itu perlu karena cita-cita perlu dibangun bersama-sama. “Ini tentang mensinkronkan cita-cita. Semua bermula dari menyampaikan rencana di awal prosesnya. Saat kita sudah mengetahui ke mana biduk rumah tangga akan dibawa, maka ikhtiar selanjutnya adalah kerjasama antar pemerannya. Saat kita bergerak menuju kutub yang sama, bukankah indahnya hasil akhir akan lebih cepat terlihat mata?”, jelasnya.

Dalam bukunya ia juga menyebutkan bahwa masa muda juga tak kalah penting untuk menentukan masa depan. Banyak hal yang bisa dilakukan di masa muda seperti menuntut ilmu, memaksimalkan potensi (bahasa asing, tahsin, talaqqi, tahfidz Qur’an dan kursus yang bermanfaat), menjadi bermanfaat dan mengukir prestasi (mengikuti kompetisi, kegiatan pengabdian masyarakat, ikut berorganisasi) serta berkarya dan berdaya (menuliskan karya tulis ilmiah, publikasi ilmiah, melahirkan inovasi).

“Terkadang kita terlalu sibuk pada kekhawatiran, terus memikirkan bagaimana masa depan. Hingga mungkin terlupa, untuk menyandarkan segalanya pada doa. Meminta kepada satu-satunya Zat Yang Maha Kuasa atas masa depan kita. Agar ia senantiasa menjaga, setiap derap langkah hidup kita, agar selalu dalam naungan keridhoan-Nya.” ucapnya. “Jangan jadi muslimah biasa!” (DRD/ESP)