74 Apoteker UII Dilantik dan Diambil Sumpahnya

Sebanyak 74 apoteker baru Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) dilantik dan diambil sumpahnya pada Jumat (18/3) di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII. Pengambilan sumpah angkatan ke-38 ini, 58 lulusan diantaranya adalah perempuan.

Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengomentari dominasi jumlah perempuan dalam pengambilan sumpah apoteker kali ini. Menurutnya, perempuan saat ini menjadi salah satu pionir dalam kehidupan manusia, termasuk di ruang publik.

“Nampaknya ini adalah tren masa kini, semakin banyak perempuan yang menjadi apoteker, dan saya lihat hampir semua pendidikan profesi termasuk Dokter dan Arsitek itu sebagian besar adalah perempuan. Ini menurut saya menarik, peran perempuan di ruang publik menjadi semakin meningkat,” ucapnya.

Prof. Fathul Wahid menambahkan, UII harus tetap turut andil dan berkontribusi untuk bangsa Indonesia. “Sampai hari ini berdasarkan data yang ada, UII sudah meluluskan 3670 apoteker, dan kita berharap ini sebagai salah satu andil UII untuk bangsa Indonesia,” tuturnya.

“Pada hari ini juga ada apoteker yang lulus sebagai Summa Cumlaude dengan IPK 4.00, selamat kepada para apoteker dengan gelar Summa Cumlaude”, imbuh Prof. Fathul Wahid.

Komite Farmasi Nasional (KFN) Drs. Purwadi, M.M., M.E., dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada para apoteker baru yang telah diambil sumpah. “Selamat kepada anak-anakku sekalian karena telah menyelesaikan Program Studi Profesi Apoteker dengan baik, di mana jumlah mahasiswa cumlaude lebih dari 3/4 total lulusan yang ada,” sebutnya.

Di akhir sambutannya, Purwadi memberikan pesan menarik untuk para mahasiswa yang telah lulus sebagai apoteker. “Tentunya setelah mendapat dokumen ini anda bisa melakukan tugas sebagai apoteker, melaksanakan tugas profesi apoteker yang sah karena sudah mendapatkan dokumen yang lengkap, dan saya titip ketika nanti sudah bekerja agar mengikhlaskan gaji pertama hingga ketiga untuk ibu,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa ibu merupakan sosok yang sangat penting dan berjasa dalam hidup kita. “Ada hadits nabi yang menyatakan manusia yang harus paling dihormati adalah ibu, jadi 3 kali gaji kita untuk ibu belum sebanding dengan semua pengorbanan beliau, atau mungkin baru setara dengan bulu mata palsu yang kalian pakai pada pagi hari ini,” tandasnya. (JR/RS)