Aceh dan Kalteng Jadi Tempat Mahasiswa UII Mengabdi

Lembaga pendidikan tinggi dituntut untuk terus memberikan kontribusinya kepada masyarakat. Salah satu sarana yang mendukung misi itu yakni melalui Pengabdian Masyarakat yang melibatkan mahasiswa serta sivitas akademika lainnya. UII melalui Laboratorium Mahasiswa (LABMA) berkoordinasi dengan DPPM UII berupaya melebarkan sayap pengabdiannya ke luar Jawa yaitu di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kalimantan Tengah. Di kedua provinsi ini, mahasiswa UII akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN menjadi wadah yang tepat bagi UII untuk semakin dekat dan memberi manfaat nyata kepada masyarakat.

Jumlah mahasiswa yang diterjunkan dalam program ini berjumlah 14 orang untuk Aceh dan 10 orang untuk Kalimantan Tengah. Pelepasan mahasiswa yang akan mengikuti program tersebut dilakukan pada hari Jum’at (26/07) di Ruang Erasmus, Lantai 2, Gedung GBPH Prabuningrat (Kantor Rektorat UII). Acara ini dihadiri oleh Kepala Divisi Pembinaan Prestasi Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII, Arif Fajar Wibisono, S.E., M.Sc beserta Kepala Pusat Kuliah Kerja Nyata (KKN), dr. Raden Fitriyanto, M.Gizi.

Dalam pembukaannya Arif Fajar Wibisono mengatakan bahwa inisiasi KKN di luar Jawa merupakan hasil kolaborasi antara Bidang 1 dan Bidang 3 pimpinan UII. Kolaborasi tersebut diharapkan menjadi program yang berjalan kesinambungan.

Sementara itu, Raden Fitriyanto menjelaskan bahwa UII memiliki pola penilaian KKN tersendiri. Pola penilaian itu salah satunya mengacu pada empat hal yaitu mahasiswa dapat mengindentifikasi masalah sampai pada analisis hasil, mahasiswa dapat merencanakan program sampai pada pelaksanaan, mahasiswa mempunyai kemampuan kerjasama tim, dan mahasiswa dapat memberikan peran dalam dakwah.

“Terkadang mahasiswa melupakan bahwa KKN bukanlah seperti bakti sosial, maka mahasiswa diharapkan dapat menyikapi hal tersebut. Mahasiswa hidup pada lingkungan yang akademis sehingga dapat menilai dalam menentukan objek serta memberikan penilaian,” Tambahnya.

Dalam melakukan KKN baik itu di wilayah Jateng & DIY ataupun luar Jawa, Raden Fitriyanto berpesan mengenai pentingnya persiapan yang sebaik-baiknya agar pengabdian dapat berjalan dan tidak mengganggu program yang telah dicanangkan masyarakat setempat. (ANR/ESP)