,

Bumikan Ekonomi Islam, Mahasiswa UII Presentasi Paper di Malaysia

Camelia Rizka Maulida Syukur (Ekonomi Islam, 2013) bersama Ismatul Adzro’ (Teknik Kimia, 2013) berhasil lolos seleksi dan mempresentasikan papernya dalam 12th Kuala Lumpur International Business, Economics, and Law (KLIBEL) Conference 2017. Konferensi diselenggarakan pada Sabtu-Ahad, 18-19 Rajab 1438 H/15-16 April 2017 di Hotel Bangi-Putrajaya, Bandar Baru Bangi, Selangor, Malaysia.

12KLIBEL pada tahun ini mengangkat tema “Responding to the Sustainable Development Goals”. Konferensi yang diselenggarakan oleh Zes Rokman Resources tersebut rutin diselenggarakan setiap tahun. Penting dicatat bahwa dalam satu tahun terdapat tiga konferensi yang berbeda salah satunya KLIBEL. Ajang internasional tersebut diikuti oleh delegasi mahasiswa dari beberapa negara, yakni Malaysia, Indonesia, Nigeria, UK, UEA, Beijing, dan Austria.

Dalam konferensi tersebut, Camelia dan Ismatul mengetengahkan paper dengan judul Implementation of Maslahah Performa (MaP) in Sharia Organization and non-Sharia Organization. Ketika dimintai keterangan oleh Humas UII pada Kamis (27/04), Camelia menuturkan, judul tersebut diangkat untuk lebih membumikan ekonomi Islam.

“Dengan begitu, kami menaruh harapan besar di pundak kami bahwa tidak lama lagi Ekonomi Islam akan menjadi suatu sistem perekonomian yang mampu memperbaiki perekonomian bangsa, terutama negeri ini, Indonesia,” tuturnya.

Konferensi ini mempertemukan para pakar dan praktisi yang tertarik untuk mempresentasikan makalah mereka di bidang ekonomi, keuangan, pemasaran, perbankan, akuntansi, hukum bisnis, dan topik terkait lainnya. Camelia Rizka saat ini juga merupakan mahasiswa Pondok Pesantren (Ponpes) Universitas Islam Indonesia (UII). “Kesempatan ini bisa digunakan sebagai cara untuk memperluas jaringan internasional,” lanjutnya.

Selain konferensi, panitia juga menyiapkan wisata bagi peserta ke Malaka. Meskipun demikian, wisata di hari kedua tersebut bukan sekedar wisata biasa, karena para peserta diajak mengunjungi Historical City yang biasa disebut Negeri Malaka. Menurutnya, banyak hal yang dapat dipelajari di negeri bersejarah tersebut. “Inilah yang dimaksud dalam peribahasa ‘sekali menyelam, dua tiga pulau terlampaui’,” tutupnya. (AN/SZ)