Di era digital seperti sekarang, menjadi usahawan muda bukanlah hal yang mustahil asalkan bermodalkan tekad, keyakinan, dan usaha keras. Kegagalan di awal memulai usaha bukan menjadi penghalang untuk menuju jalan sukses. Hal tersebut justru menjadi bahan pelajaran serta batu loncatan untuk lebih maju dalam berkarya. Hal inilah yang dialami Aesta Fajar, salah satu pengusaha muda berbakat yang juga masih menjalani studi di Prodi Manajemen Universitas Islam Indonesia (UII). Mahasiswa yang akrab disapa Fajar itu kini tengah serius menggeluti usaha tas kulit dan batik yang mengangkat brand Alra Lifestyle.

Read more

Pendaftar pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Islam Indonesia (UII) Periode 2 tahun 2017 meningkat 72,28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Hingga penutupan pendaftaran Paper Based Test (PBT) Periode 2 pada 25 Maret 2017 pukul 14:00 WIB, jumlah pendaftar pada PMB UII Periode 2 mencapai 5.270 orang. Jumlah ini naik 2.211 orang atau 72,28 persen lebih dari periode yang sama pada tahun 2016 sejumlah 3.059 orang. Pendaftaran Periode 2 sendiri dibuka sejak 9 Januari sampai dengan 25 Maret 2017.
Read more

Ikatan Mahasiswa Magister Kenotariatan (IMMASTA) Universitas Islam Indonesia Bekerjasama dengan Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Kota Yogyakarta, menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk “Kepastian  dan Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Rumah Susun Komersial di Indonesia”, bertempat di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, pada Sabtu (25/03).

Read more

Segenap pimpinan di lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) menghadIri acara sarasehan bersama Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., di Gedung Moh. Hatta UII, Jl. Kaliurang Km. 14,5, Jum’at (24/3). Jalannya sarasehan diisi dengan penyampaian materi oleh Prof. Ali Gufron seputar kebijakan pemerintah di lingkungan perguruan tinggi.

Read more

Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dan Puskesmas Ngemplak I Sleman Yogyakarta sepakat menjalin kerjasama pengembangan ilmu pengetahuan teknologi yang bersifat aplikatif, khususnya di bidang kesehatan. Kesepakatan kerjasama ditandai dengan penandatanganan naskah Memorandum of Understanding (MoU) oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri Dr. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc dan Kepala Puskesmas Ngemplak I dr. Dini Threes Harjanti di Gedung Fakultas Teknologi Industri UII, Rabu (23/3).
Turut hadir dan menyaksikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr. Novita Krisnaini, M. Ph, Wakil Dekan FTI UII Dr. Sri Kusumadewi, S.Si, MT dan Kepala Pusat Studi Informatika Medis Izzati Muhimmah, ST, M.Sc, Ph.D.

Read more

Semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi bangsa menuntut semua elemen untuk bersatu dalam mengatasinya. Tantangan di berbagai bidang itu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga institusi pendidikan tinggi. Salah satu tantangan yang dinilai cukup berat adalah bagaimana menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap lingkungan, khususnya bumi pertiwi Indonesia yang kaya akan keragaman budaya dan keindahan alam.

Perguruan tinggi memiliki peran edukatif untuk terus mengajak dan memberi pemahaman setiap generasi muda akan pentingnya hal ini. Masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam memahami kelestarian lingkungan alam juga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi ke depan.

Read more

Sebanyak 65 lulusan Program Studi Profesi Apoteker UII menjalani pengambilan sumpah profesi, pada Kamis (23/3), di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir UII. Pada angkatan XXVIII ini, 100 persen lulusan apoteker UII dinyatakan lulus UKAI (Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia) dan dinyatakan berhak mengikuti pengambilan sumpah.  Capaian ini melengkapi raihan yang telah diperoleh Program Studi Profesi Apoteker UII yang pada januari 2017 berhasil meraih akreditasi A.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) semakin memantapkan diri sebagai perguruan tinggi unggulan.Hal ini ditunjukkan melalui berdirinya Program Studi (Prodi) S3 Teknik Sipil yang bernaung di bawah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Dibukanya prodi ini secara resmi ditandai dengan berlakunya Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 126/KPT/I/2017 yang ditetapkan di Jakarta pada 7 Februari 2017.

Penyerahan SK dari Koordinator Kopertis Wilayah V, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA kepada Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Ir. Luthfi Hasan, MS berlangsung di Kantor Kopertis Wilayah V Yogya pada Rabu (22/3). Turut hadir pada kesempatan ini, Rektor UII,Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D dan Dekan FTSP UII, Dr.-Ing. Ir. Widodo, M.Sc.

Menanggapi raihan tersebut, Rektor UII, Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D., menyampaikan bahwa UII dengan ini sudah siap menerima mahasiswa baru yang ingin belajar dan meneruskan pendidikannya pada Program Doktor Ilmu Teknik Sipil di UII. Dengan dibukanya program ini maka Kemenristekdikti secara khusus dan juga masyarakat secara umum telah memberikan ijin sekaligus kepercayaan penuh kepada UII untuk menyelenggarakan program doktor ilmu teknik sipil di Indonesia.

“Harapannya ke depan hal ini dapat menambah daya saing UII dengan perguruan tinggi lainnya baik di kancah nasional maupun internasional, karena secara sumber daya UII saat ini telah memiliki ahli dalam berbagai bidang teknik sipil, seperti struktur bangunan, struktur tanah kegempaan, dan lain-lain,” ungkapnya.

Sementara, Dekan FTSP UII, Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc mengatakan bahwa upaya untuk menginisiasi pendirian Prodi S3 Teknik Sipil telah dimulai secara serius sejak tahun 2015. Pada awalnya hal itu sebagairespon atas tingginya minat masyarakat untuk mengakses pendidikan Teknik Sipil di jenjang doktor.

Selain itu, Teknik Sipil UII sendiri merupakan salah satu prodi mapan di UII yang telah berdiri sejak tahun 1964. Prodi ini juga telah memiliki jenjang master serta didukung oleh banyak akademisi yang telah menjadi pakar.

“Beberapa tahapan sudah kita lalui dengan baik, mulai dari pengajuan borang pendirian prodi, kemudian diikuti dengan visitasi dari asesor hingga keluarnya izin pembukaan prodi dari DIKTI. Insyaallah mulai bulan September tahun ini kita bisa mulai kuliah perdana”, terangnya. Ia mengaku tidak sedikit alumni UII yang sudah menghubungi dan tertarik untuk mendaftar.

Terkait dengan konsentrasi keilmuan yang ditawarkan, Dr. Widodo menyampaikan ke depan konsentrasi akan lebih diarahkan pada ilmu teknik sipil dan ilmu kebencanaan mengingat FTSP UII cukup konsisten dalam kajian tersebut bersama para pakarnya.

“Saya berharap hal ini dapat menjadi terobosan yang bagus bagi FTSP UII. Pembukaan prodi S3 Teknik Sipil akan menjadipemantik tumbuhnya riset dan kolaborasi di bidang tersebut. Di perguruan tinggi, jenjang doktor menjadi pusat untuk melahirkan inovasi dan pengembangan teori-teori keilmuan baru”, imbuhnya.

Menurutnya, pendirian prodi juga sebagai bentuk komitmenUII untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi masyarakat. Selain diisi oleh para pakar UII, Prodi Teknik Sipil UII juga akan mengundang para profesor dan pakar perguruan tinggi lain untuk turut mengajar di prodi tersebut.

Delegasi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mengukir prestasi sebagai Juara 3 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Law Enforcement Fair yang berlangsung Pada 16-19 Maret 2017 di Universitas Sumatera Utara, Medan. Prestasi tersebut diraih oleh Tim Tarigan yang terdiri dari Mohammad Faisol Soleh (2014), Yudhistira Ary Prabowo (2015), dan Muhammad Yanuar Sodiq (2015).

Dalam ajang tersebut, dua tim UII yakni Tim Tarigan dan Tim Sitorus berhasil masuk dalam babak finalis setelah berkompetisi dengan 53 Tim lainnya dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, dan Universitas Airlangga. Kemudian dari beberapa finalis tersebut terpilihlah tiga pemenang yang menempatkan salah satu delegasi UII yaitu Tim Tarigan sebagai juara tiga, sedangkan posisi pertama dan kedua diraih oleh Tim dari Universitas Gadjah Mada.

Kegiatan Law Enforcement Fair 2017 merupakan lomba membuat karya tulisan ilmiah, khususnya penulisan dalam bidang hukum dengan tujuan untuk memberikan pemikiran solutif mengenai permasalahan praktek penegakan hukum yang selama ini terjadi di Indonesia. Adapun tema yang diangkat ialah “Law Enforcement System Reform More Than Just A Vision”.

Lomba tersebut terdiri dari dua kategori seleksi, tahap pertama seleksi naskah karya dan kedua presentasi finalis. 10 Tim dengan karya terbaik yang lolos seleksi pertama, berhak diundang oleh panitia untuk mempresentasikan karyanya dihadapan dewan juri pada tahap kedua.

Disampaikan Mohammad Faisol, selaku ketua dari Tim Tarigan bahwa dalam kompetisi tersebut mereka mengajukan gagasan berupa pengawasan terpadu (integrated control) berbasis konsep peradilan etika advokat Indonesia sebagai ikhtiar membangun profesi advokat yang bermartabat dan bertanggungjawab.

“Gagasan yang kami tawarkan berangkat dari permasalahan tidak efektifnya fungsi pengawasan dan penegakan kode etik advokat yang terus menjadi masalah berkelanjutan”, tutur Faisol, Rabu (22/03) di Kampus FH UII.

Urgensi kedudukan pengawasan terpadu dalam sistem kelembagaan advokat ialah untuk merefleksikan pancasila sebagai falsafah bangsa serta optimalisasi dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat sebagai upaya untuk melaksanakan sumpahnya sebagai advokat.

“Oleh karena itu, sistem pengawasan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat profesionalisme dan integritas advokat sebagai officium nobile dalam melayani masyarakat”, jelasnya.

Kemudian Mohammad Faisol menuturkan, bahwa dirinya mengaku tidak bisa mengikuti sesi penganugerahan pemenang karena harus lebih awal kembali ke Yogyakarta dari waktu yang ditentukan oleh panitia

“Karena satu dan lain hal saya harus kembali ke jogja lebih awal, namun kami sangat bersyukur atas capain prestasi kami”, ucapnya.

Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag., terpilih sebagai presenter dalam 3rd International Conference on Humanities, Social Sciences, and Education (ICHSSE) 2017. Konferensi tersebut dihelat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin-Selasa, 14-15 Jumadil Akhir 1438 H/13-15 Maret 2017.

Menurut Roy, penyelenggara konferensi tersebut adalah lembaga prestisius yaitu International Academy of Engineers and Universal Researcher of UEA. “Alhamdulilah, barusaja mempresentasikan hasil riset yang berjudul Acculturation between Islamic Teaching and Javanes Tradition in Mubeng Beteng Ritual Among Moslems in Yogyakarta Indonesia,” tutur Dosen Tetap Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah (PSAS) tersebut beberapa saat setelah presentasi.

“Ada akulturasi antara ajaran Islam dengan budaya Jawa dalam tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta,” tutur Roy menceritakan simpulan risetnya.“Bentuk akulturasi tersebut diantaranya, Mubeng Beteng Keraton Jogja (yang) diambil dari Thawaf mengelilingi Ka’bah dalam ibadah Haji,” lanjut mantan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut.

Selanjutnya, Roy menerangkan bahwa masyarakat Yogyakarta pelaku Mubeng Beteng mengandaikan Keraton sebagai “pusat spiritual” seperti halnya Ka’bah bagi umat Islam. Akulturasi yang kedua yaitu mubeng beteng diisi dengan kontemplasi, merenung, tidak boleh berkata-kataatau yang biasa disebut topo mbisu. “(Hal ini) mirip dengan kondisi Thawaf yg diisi dengan dzikir pada Allah,” ungkapnya.

Sementara itu, wujud akulturasi yang terakhir yaitu dalam ritual Mubeng Beteng, patokan paling depan yang dijadikan imam adalah Pusaka Kyai Tunggul Wulung. “Posisinya sama seperti al-Quran yang dijadikan imam umat Islam. Kyai Tunggul Wulung merupakan bendera yg diambil dari Kiswah Ka’bah,” tutupnya.