,

Deforestasi Ancam Kelestarian Hutan Indonesia

Tingginya tingkat deforestasi hutan Indonesia menempatkan negeri ini menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar di tingkat global. Penyebab terbesar dari emisi gas rumah kaca tersebut adalah aktivitas perubahan penggunaan fungsi lahan hutan menjadi non hutan secara permanen. Sebagaimana dibahas dalam Seminar Nasional Ulil Albab Youth Summit (UAYS) 2017 yang bertajuk “Strategi Kebijakan dan Rencana Program Pengendalian Deforestasi: Menurunkan Laju Deforestasi di Indonesia”. Acara ini berlangsung di Auditorium Kahar Muzakkir UII, 9-11 Juni 2017.

Seminar yang diadakan oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII) ini mengajak generasi muda untuk peduli terhadap permasalahan lingkungan, khusunya deforestasi yang semakin meresahkan. Seminar sesi kedua menghadirkan pembicara Ismid Hadad MPP selaku Ketua Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Prof. Dr. Ir. San Afri Awang, M.Sc.yang merupakan Dirjen Kementerian Lingkungan Hidup.

Disampaikan oleh Ismid Hadad, sebenarnya permasalahan sumber daya alam seperti deforestasi ini bisa dilihat dari berbagai perspektif. Ada yang memandang sumber daya alam seperti udara, mata air, gunung sebagai modal alam yang merupakan karunia Allah Swt. yang mempunyai fungsi lingkungan hidup, memiliki manfaat untuk kepentingan umat manusia. Namun ada juga persepktif lain, yang memandang sumber daya alam itu sebagai komoditas, tidak lebih daripada sekedar barang dagangan.

“Jadi orang yang memandang sumber daya alam tersebut sebagai komoditas tidak lagi melihat gunung, hutan maupun laut, tapi yang ada hanya di dalam hutan ada kayu, di dalam laut ada ikan, ada udang, di dalam bumi ada gas, mereka memandang tidak lebih hanya sebagai sebuah komoditas yang bisa dieksploitasi sebesar – besarnya. Nah, inilah sumber awal dari semua bencana”, tegasnya.

Sementara Prof. Dr. Ir. San Afri Awang menjelaskan kebijakan pemerintah saat ini dalam upaya menurunkan laju deforestasi. Langkah pertama adalah melakukan pencegahan konversi lahan hutan menjadi yang lain, melakukan law enforcement, melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, rehabilitasi hutan dan lahan, mengembangkan perhutanan sosial.

Diakhir pemaparannya, ia meminta kepada para mahasiswa untuk bersama – sama memperbaiki alam lingkungan agar bisa memberikan sesuatu yang lebih baik daripada hari ini kepada generasi penerus.
Usainya sesi pemaparan oleh para pembicara, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta yang datang dari berbagai daerah terlihat sangat antusias untuk bertanya walaupun hanya dibatasi beberapa penanya saja. Acara kemudian ditutup dengan pemberian plakat kepada para pembicara dan moderator oleh Ketua LEM UII. (MDP)

Save