Gebyar Nuzulul Qur’an Bersama Syaikh Rasyid

Al Qur’an merupakan nur yang membawa kita kepada jalan yang lurus. Cahaya Al Qur’an akan membimbing kita apabila mengamalkan isinya, mempelajarinya dan menghafalkannya walau hanya sedikit. Demikian disampaikan Syaikh Rasyid dalam ceramahnya setelah solat tarawih di Masjid Ulil Albab UII, Minggu (11/6).

Syaikh Rasyid dalam ceramahnya menuturkan, Nabi Muhammad SAW. mendapatkan wahyu pertama kali di Gua Hiro pada bulan Ramadan dengan perintah membaca. Allah sudah turunkan Al Qur’an pada bulan Ramadan sehingga wajib bagi kita untuk meningkatkan baca Al Qur’an dan Tadarus bahkan Hafalan.

”Nuzulul Qur’an merupakan pengingat untuk kembali ke pedoman yakni Al Qur’an. Orang yang membaca Al Qur’an akan ditinggikan derajatnya bersama orang-orang yang mulia,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan Syaikh Rasyid, Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda untuk membaca Al Qur’an yang mana niscaya akan mendapatkan syafaat di hari kiamat. Al Qur’an telah menjadi pedoman dan tuntunan kita dalam menjalani hidup sehari-hari. Pada era saat ini, manusia akan lebih cenderung ke duniawi sebagai contoh kurangnya membaca Al Qur’an namun lebih dalam membaca koran atau mendengarkan musik.

”Al Qur’an tergolong menjadi dua, Basyir (kabar gembira) dan Nadzir (kabar tentang adzab),” ungkapnya.
Syaikh Rasyid mengajak para jamaah untuk tidak pernah berkecil hati dalam membaca Al Qur’an. Allah SWT berfirman yang artinya “Bacalah Alqur’an dengan tartil (pelan-pelan)”. Baca Al Qur’an harus dengan tajwid dan bertanya dengan orang yang paling alim. Allah SWT berfirman “Orang-orang yang terbata-bata membaca Al Qur’an akan mendapatkan buah pahala”.

Dipaparkan Syaikh Rasyid, terdapat beberapa golongan manusia. Pertama, orang-orang mukmin yang tidak baca Al Qur’an seperti buah kurma (baunya tidak ada namun dimakan enak). Kedua, orang-orang munafik yang membaca Al Qur’an seperti buah Roihanah (baunya enak tapi rasanya asin). Ketiga, orang-orang yang mukmin dan baca Al Qur’an seperti buah Khodrojah (baunya enak rasanya juga enak). Keempat, orang-orang munafik yang tidak baca Al Qur’an seperti buah labu (baunya tidak enak dan rasanya asin). Allah SWT berfirman yang artinya “Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”.

Al Qur’an adalah mukjizat, ini sudah dibuktikan dengan terbelahnya laut menjadi dua sisi (asin dan tawar) ketika Nabi Musa berhadapan dengan Fir’aun. Kedua, Ibrahim diselamatkan dari panasnya api ketika akan dibakar. Sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya Allah SWT. mengangkat derajat seseorang dengan Al Qur’an dan merendahkannya dengan itu pula,” ungkapnya mengakhiri ceramah. (BKP/RS)