Indonesia Turut Berperan Dalam Perdamaian Dunia

Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Jogja TV menyelenggarakan diskusi interaktif dengan tema “Kontribusi Indonesia Untuk Perdamaian Dunia” bertempat di Gedung Jogja TV, Jl. Wonosari Km.9, Berbah, Sleman. Kegiatan ini merujuk pada sikap politik luar negeri Indonesia yang menganut paham bebas-aktif. Bebas yang berarti tidak memihak blok manapun, sedangkan aktif dimaknai Indonesia berpartisipasi aktif dan ikut menjunjung atau menyelenggarakan perdamaian dunia.

Hadir dalam diskusi Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., PhD., Kepala Pusat Studi Pembagunan Hukum Lokal (CLDS), Prof. Jawahir Thontowi SH., PhD., dan Pakar Hukum Internasional UII, Dr. Sefriani, S.H., M.Hum.  Sefriani dalam pemaparannya mengungkapkan pentingnya peran Indonesia dalam perdamaian dunia, terlebih Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas, penduduk yang banyak, serta mayoritas muslim. “Perdamaian tidak datang dengan sendirinya, namun harus diusahakan,” jelasnya. Ia menambahkan, turut serta dalam menciptakan perdamaian dunia merupakan amanat konstitusi.

Sementara disampaikan Nandang Sutrisno, di tingkat regional ASEAN pada dasarnya ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam mendukung perdamaian dunia. Pertama, saling menghargai satu sama lain. Kedua, tidak boleh mengintervensi. Ketiga, penyelesaian konflik di ASEAN secara damai. Implementasinya yaitu dengan terbentuknya masyarakat ASEAN yang terdiri dari masyarakat politik, masyarakat sosial budaya, dan masyarakat ekonomi. “Ketiga masyarakat ASEAN inilah yang bisa berkontribusi terhadap perdamaian dunia,” tuturnya.

Dalam penyelesaian masalah perdamaian dunia, menurut Prof. Jawahir ada tiga pendekatan yang dapat digunakan. Soft power diplomacy, hard power diplomacy, dan smart power diplomacy. Upaya soft power dapat dilakukan melalui lobi dan negosiasi. Sedangkan hard power, contohnya Indonesia terlibat aktif dalam pengiriman tentara perdamaian. Smart power merupakan kombinasi antara soft power dan hard power, kemampuan berkomunikasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi.

Peran UII sendiri khususnya FH UII dalam perdamaian dunia, sebagaimana disampaikan Nandang Sutrisno yaitu turut serta terlibat dalam aksi-aksi kemanusian, seperti penggalangan dana bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT), memberikan pernyataan-pernyataan sikap, melakukan kajian-kajian. Dan baru-baru ini dalam hal Palestina, UII siap memberikan beasiswa pendidikan kepada korban-korban di Palestina. “Kita juga siap memberikan tenaga-tenaga yang dibutuhkan bagi penduduk Rohingya, Myanmar dan Palestina,” pungkasnya. (MDP/RS)