Inilah Sederet Keunggulan Menempuh Studi di Prancis

Prancis adalah salah satu negara yang menjadi tujuan utama pelajar dunia untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Pasalnya, Prancis termasuk negara dengan biaya studi termurah di dunia yang didukung subsidi pendidikan meliputi SPP dan akomodasi dari pemerintah Prancis. Selain itu, para pelajar asing di Prancis pun dimanjakan dengan berbagai tawaran beasiswa, misalnya beasiswa dari pemerintah  Prancis seperti Beasiswa Parsial untuk pendidikan, France Excellence, dan Excellence Eiffel.

Ada juga beasiswa pendanaan Islamic Development Bank (ISDB) bersama dengan pemerintah Prancis hingga Beasiswa Make Our Planet Great Again. Jika belum berhasil dengan beasiswa tersebut, masih ada beasiswa lainnya yang bisa didapatkan dari berbagai universitas di Prancis seperti Centrale Nantes, Centre National D’Etudes Spatiales, Ecole Normale Superieure De Lyon, Eurecom dan lain-lain.

Seperti disampaikan Febreinza Andraine Arkenzi, Penanggung Jawab Campus France Yogyakarta, Institut Francais D’Indonesie dalam Edu Fair KUI Indonesia. Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, dan Jakarta Global University. dan didukung oleh Campus France dan Institut Francais D’Indonesie.

Reinza mengatakan bahwa subsidi yang ditanggung pemerintah Prancis juga meliputi transportasi selama di Prancis, asuransi kesehatan, kegiatan budaya hingga kesempatan untuk bekerja paruh waktu.

“Setiap lulusan Prancis berkesempatan untuk bergabung dengan France Alumni yang memiliki jejaring lebih dari 15.000 alumni di seluruh dunia. Jejaring France Alumni memberikan kesempatan lebih untuk melamar pekerjaan di perusahaan maupun institusi Prancis di berbagai dunia serta pendanaan proyek maupun riset yang hendak dilakukan hingga peluang untuk kembali melanjutkan studi di Prancis. Kita juga berkesempatan untuk bergabung dan belajar bersama lebih dari 10.000 startup di Prancis melalui program La French Tech.” tambah Reinza.

Dalam kesempatan tersebut, hadir juga 3 pembicara lain, yakni Kévin Uçak perwakilan dari Institut Français d’Indonèsie (IFI) sekaligus Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, Dr. Muhammad Yusra, S.IP., M.A., alumni Université Paris 1 Panthéon-Sorbonne, dan Deni Endriani, Ph.D. Candidate, Mahasiswa S3 Ehess Paris-University of Angers.

Keramahan Warga Lokal Prancis

Dalam pemaparannya, Deni Endriani menjelaskan bahwa mahasiswa Prancis sangat welcome dengan mahasiswa asing. Mereka juga tidak ragu membantu mahasiswa asing yang kesusahan dalam mengikuti perkuliahan dengan meminjamkan catatan ketika dibutuhkan. Hal yang sama juga dilakukan oleh dosen yang mentolerir ketika mahasiswa asing membawa catatan berisi kosakata Bahasa Prancis ketika melaksanakan ujian untuk membantu memahami dan menjawab soal yang ada. “Tapi jangan coba-coba mencontek waktu ujian, karena jika ketahuan mencontek, maka kita akan dilarang kuliah di Prancis selama 5 tahun.” ujar Endriani.

Kebaikan orang Prancis kepada para mahasiswa asing juga diamini oleh Yusra yang merasakan bantuan polisi bandara ketika hendak mencari alamat penginapan sementara, sebelum menuju asrama di dekat universitas tujuannya. “Saya bahkan dapat penginapan gratis di hotel yang ditanggung pemberi beasiswa sebelum benar-benar menuju asrama saya.” ujar Yusra.

Sebagai warga asli Prancis, Kevin menjelaskan bahwa orang Prancis sangat terbuka terhadap warga asing dan senantiasa mau membantu asal sang mahasiswa asing tidak malu untuk bertanya dan meminta bantuan kepada warga lokal.

Dukungan Bagi Keluarga Penerima Beasiswa

Endriani juga mengajak semua orang untuk tidak takut belajar di Prancis walaupun sudah berkeluarga karena pemerintah Prancis selalu memenuhi kebutuhannya dan keluarga selama di sana. Hal ini ia alami ketika hendak melahirkan anak pertamanya di Prancis. Saat itu, ia diberikan asuransi melahirkan yang ditanggung oleh pemberi beasiswa sehingga tidak perlu mengeluarkan satu sen pun untuk biaya persalinan.

“Selain biaya persalinan, kita juga tidak perlu membayar rumah sakit ketika hendak berobat jalan maupun rawat inap.” ujar Endriani. Ketika anak-anak sudah besar, mereka pun diberikan fasilitas tempat penitipan anak dan pendidikan setingkat TK secara gratis.

“Jadi di sana kita hanya bayar jika anak-anak hendak makan siang di tempat penitipan dan kita juga bisa memilih mau makan siang di sana atau di rumah.” tutup Endriani.

Dalam sambutannya, Direktur Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII, Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A., menyatakan bahwa acara ini dilaksanakan sebagai ajang berbagi informasi sekaligus mempererat kerjasama internasional dengan berbagai institusi dalam jejaring Kantor Urusan Internasional se-Indonesia. Ia berharap wawasan peserta dan mindset-nya sebagai warga global semakin luas pasca mengikuti acara.

“Belajar dan tinggal di luar negeri akan membuat kita memiliki kemampuan yang baik sekaligus mengasah personal quality untuk menjadi pribadi yang lebih baik melalui perkenalan terhadap budaya bangsa lain sebelum terjun dan menebar manfaat di masyarakat.” pungkasnya. (AP/ESP)