Kapang Endofit Tanaman Buah Tin Berpotensi Sebagai Antimikroba

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai resep dokter telah memicu peningkatan resistensi terhadap antibakteri dan antifungal di tingkat global. Dunia medis memerlukan pembaharuan pengobatan antibakteri dan antifungal, salah satu caranya adalah melalui tumbuhan. Penemuan senyawa antimikroba yang diperoleh dari kapang endofit merupakan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan ketersediaan antimikroba dalam dunia kesehatan. Senyawa antimikroba yang terkandung dalam tanaman buah tin (Ficus carica L.) dapat diproduksi dengan memanfaatkan kapang endofit yang hidup di dalam jaringan daun, batang, buah dan akar.

Inovasi inilah yang tengah dikerjakan oleh Hanida Destriana Fatmawati, Astri Nur Azizah, dan Ferry Rimbawan, mahasiswa Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahan Alam, Universitas Islam Indonesia. Mereka dibimbing oleh dosen UII, Annisa Fitria, S. Farm., M.Sc., Apt. Penelitian ini juga dibawa dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31.

Disampaikan Hanida Destriana Fatmawati, resistensi antimikroba (AMR) telah muncul sebagai salah satu tantangan kesehatan terbesar di berbagai bagian dunia. “Persoalan resistensi antimikroba mulai menjadi isu kesehatan masyarakat yang semakin menyita perhatian para pemangku kepentingan kesehatan di seluruh dunia”, ujarnya.

Resistensi antimikroba terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit mengalami perubahan sehingga obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan infeksi tersebut menjadi tidak efektif lagi. Salah satu contoh dari resistensi antimikroba adalah dalam penggunan antibiotika. Hal ini dapat dilihat dari indikator penggunaan antibiotik yang digunakan masyarakat.

“Kami ingin mengembangkan keilmuan yang sudah kami dapat lewat penelitian ini. Peningkatan resistensi terhadap antibakteri dan antifungal, perlu diatasi dengan pembaharuan pengobatan yang salah satunya adalah dari tanaman. Namun tanaman sekarang ini baru giat-giatnyanya untuk dilestarikan. Maka dari itu kita memanfaatkan kapang endofit, suatu mikroorganisme yang hidup di jaringan tanaman seperti di bagian buah, batang, akar dan daun,” ujar Hanida.

Penelitian ini berusaha mengkaji isolat kapang endofit yang berhasil diisolasi dari tanaman tin yang dibudidayakan di Indonesia serta aktivitas antimikrobanya. Isolat kapang endofit tersebut kemudian menjalani karakterisasi secara makroskopis dan mikroskopis serta dikaji secara filogenetik dengan menggunakan primer ITS 1 dan 4. Ekstrak miselia kapang endofit dan media kulturnya diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan metode MTT assay untuk mendapatkan nilai KHM dan persen kematian dari sel bakteri dan jamur.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kapang endofit tanaman tin (Ficus carica L.) yang diisolai dari bagian akar, batang, daun, dan buah memiliki aktivitas sebagai antimikroba. (MWA/ESP)