,

Konseling Keluarga Dengan Konsep Tazkiyah Al-Nafs

Keinginan untuk meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan negara yang berkelanjutan mendorong Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII menggelar konferensi internasional. Konferensi bertajuk the 2nd Southeast Asia Academic Forum on Sustainable Development yang mengangkat tema “Fostering Sustainable Development in Southeast Asia: New Challenges, Perspectives and Strategies” ini berlangsung pada Selasa, (04/12) bertempat di Prime Plaza Hotel Yogyakarta.

Para pembicara yang hadir di antaranya, Prof. Azyumardi Azra, CBE yang merupakan anggota Dewan Penasihat dari sejumlah lembaga internasional, Prof. Faisal Ismail, MA yang merupakan Dosen FIAI UII, Prof. Hamidullah Marazi, serta Prof. Madya Dr. Slasiah Hanin Hamjah yang merupakan anggota Pusat Kesejahteraan Insan dan Komuniti Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia.

Salasiah menjelaskan tentang pentingnya proses Tazkiyah Al-Nafs pada konseling keluarga. “Penting untuk menerapkan proses konseling untuk menghasilkan individu yang percaya kepada Allah SWT. Proses konseling yang baik dapat dilakukan dengan proses Tazkiyah Al-Nafs di mana proses ini merupakan proses membersihkan dan mengoreksi jiwa dari sifat-sifat jahat, keinginan, dan kebiasaan tidak bermoral dan mengembangkan kebiasaan dan karakter yang baik.” Tuturnya.

Salasiah turut menjelaskan tahapan apa saja yang perlu dilakukan pada proses Tazkiyah Al-Nafs. “Tahapan pertama pada proses ini yaitu membangun komunikasi yang baik dengan klien. Tahap yang kedua yaitu mengenal diri dan mencari akar permasalahan. Tahapan selanjutnya yaitu mengimplementasikan tazkiyah al-nafs dengan menerapkan metode utama pada mujahadah al-nafs (takhalli), tahapan yang keempat yaitu menerapkan tazkiyah al-nafs dengan metode spesifik pada mujahadah al-nafs (takhalli) dan tahap kelima yaitu mengimplementasikan tazkiah al-nafs melalui riyadah al-nafs (takhalli).” Jelasnya.

Salasiah berharap penelitiannya dapat memberikan pengetahuan dan memberikan keterampilan kepada konselor dalam memberikan pelayanan konseling yang efektif khususnya dalam membantu klien dalam menyelesaikan konflik keluarga.

Sementara Prof. Azyumardi Azra dalam paparannya menjelaskan penelitian yang telah ia lakukan berjudul “Impacts of Democracy: The Comperative Case of Indonesia and The Muslim World”. Ia menjelaskan bahwa pada idealnya, demokrasi seharusnya memberikan banyak keuntungsn untuk pengembangan sosial-ekonomi pada suatu negara.

“Demokrasi seharusnya memberikan dampak yang menguntungkan bagi suatu negara berkembang. Semakin negara tersebut berkembang, makan semakin kuat pula sosial-ekonomi negara tersebut.” Jelasnya

Azyumardi melanjutkan, bahwa untuk memperoleh keuntungan tersebut, perlu dilakukan konsolidasi lebih lanjut dari demokrasi negara tersebut. “Kita ambil contoh di Indonesia, konsolidasi demokrasi yang perlu dilakukan di Indonesia yaitu dengan pengurangan jumlah partai politik yang ada di Indonesia. Semakin sedikit partai politik yang ada, maka pemerintahan akan semakin kuat dan efektif untuk mengadakan program perkembangan yang berkelanjutan.” Lanjutnya. (NIQ/ESP).